5 Hal yang Harus Diperhatikan saat Konsumsi Teh Hijau Agar Berkhasiat Istimewa

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
24 Desember 2020 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teh hijau. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teh hijau. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Konsumsi teh hijau dengan rutin memang dipercaya mampu menjaga kesehatan tubuh. Kandungan antioksidan dan vitamin yang dimiliki teh hijau juga diyakini dapat membantu fungsi jantung untuk bekerja lebih maksimal.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, kandungan antioksidan pada minuman yang pertama kali dipopulerkan di Jepang ini juga dapat meluruhkan lemak membandel di tubuh serta menjaga elastisitas kulit tetap sehat, hingga bebas keriput. Wajar saja beragam produk teh maupun kecantikan yang berbahan dasar teh hijau begitu banyak diburu oleh konsumen.
Meski dikenal sebagai minuman sehat, ternyata ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengonsumsi minuman bercitarasa pahit ini agar tidak berdampak buruk terhadap kesehatan.
Hal ini karena antioksidan dalam kadar yang terlampau banyak akan menyebabkan beberapa masalah dalam tubuh, karena sifatnya yang mengikat nutrisi dari makanan lain. Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan saat menyeduh teh hijau agar khasiatnya tetap terserap tubuh dengan baik. Berikut ulasannya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi teh hijau. Foto: Pexels
Teh hijau memang memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Namun, bukan berarti konsumsi teh hijau dalam jumlah yang berlebihan akan membuat badan semakin bugar. Faktanya, asupan teh hijau yang terlalu banyak malah akan berdampak kurang baik bagi kesehatan, lho.
Kandungan antioksidan yang tinggi seperti tanin dan flavonoid ketika terlalu banyak masuk ke tubuh akan berakibat pada gangguan fungsi hati. Sebaiknya cukup konsumsi maksimal dua sampai tiga cangkir setiap harinya, agar manfaat teh hijau tetap dapat terserap dengan baik oleh tubuh.
Banyak orang sering mengkonsumsi teh hijau pada pagi hari, karena dianggap dapat meluruhkan lemak secara lebih maksimal. Padahal bukannya manfaat yang didapatkan, minum teh hijau sebelum makan di pagi hari dapat membawa masalah serius, terutama pada lambung.
ADVERTISEMENT
Minum teh hijau saat perut kosong akan menyebabkan asam lambung meningkat, sehingga membuat perut tidak nyaman. Jika tidak segera dihentikan, kebiasaan minum teh sebelum makan bahkan dapat menyebabkan peradangan pada lambung atau sering disebut dengan maag.
Ilustrasi teh hijau. Foto: Unsplash
Untuk menghemat persediaan, terkadang kita sering menyeduh teh berulang-ulang. Sebaiknya, mulai sekarang kurangi kebiasaan ini agar manfaat teh hijau tidak terbuang percuma.
Kandungan kafein pada kantong bekas yang telah didiamkan dalam waktu lama lebih tinggi daripada kantong teh baru. Selain itu, kantong teh yang basah juga rentan terkena bakteri berbahaya seperti e.coli. Hal ini dapat berujung pada terganggunya proses pencernaan dan pengenceran feses yang menyebabkan diare.
ADVERTISEMENT
Orang-orang khususnya yang tengah menjalani program penurunan berat badan seringkali mengkonsumsi teh hijau sesaat setelah makan, karena dianggap dapat meluruhkan lemak secara cepat. Sebaiknya beri jeda sekitar 30 sampai 45 menit setelah makan.
Kandungan antioksidan pada teh hijau akan mengikat zat besi dan protein dari makanan, sehingga tidak dapat diserap oleh tubuh. Akibatnya, kita akan kekurangan zat besi dan protein yang berguna untuk membantu proses pembentukan sel-sel, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan energi, serta menghasilkan sel darah merah.
Minuman yang mengandung kafein seperti teh memiliki sifat diuretik yang dapat menyebabkan buang air kecil berkali-kali dalam jumlah banyak. Hal ini karena kafein pada teh hijau menyebabkan kandung kemih menjadi lebih sensitif, sehingga produksi urin tidak terkontrol.
ADVERTISEMENT
Untuk menyiasatinya, perbanyak minum air putih setelah konsumsi teh hijau untuk mengurangi efek diuretik. Selain itu air putih juga dapat membantu tubuh lebih terhidrasi, sehingga risiko kekurangan cairan dapat dihindari.