Konten dari Pengguna

Apa Itu Blackface yang Bikin Adik Acha Septriasa Disorot Netizen Internasional?

Generasi Milenial
Generasi Milenial
27 September 2022 9:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Blackface oleh TikToker Indonesia. (Foto: SomaKazima/Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Blackface oleh TikToker Indonesia. (Foto: SomaKazima/Twitter)
ADVERTISEMENT
Belum lama ini video singkat kontroversial dari TikToker asal Indonesia bikin geger warganet asing. Pasalnya, pria dalam rekaman tersebut dinilai melakukan blackface yang mana merupakan salah satu tindakan rasisme.
ADVERTISEMENT
Video berdurasi kurang dari 10 detik itu awalnya diunggah TikToker asal Indonesia @jossmarchell yang diketahui adalah adik dari artis Acha Septriasa. Lalu video tersebut ditambahkan potongan reaksi oleh akun @kyahnextdoor pada 19 September 2022.
Isi video memperlihatkan pria, memakai masker hitam, memarodikan reaksi anak kulit hitam yang kagum melihat trailer film The Little Mermaid. Konon, film tersebut diketahui memang menunjuk aktor kulit hitam untuk memerankan Ariel, putri duyung karakter utamanya.
Nah, aksi yang dianggap mengolok-olok itulah yang menyulut emosi warganet asing. Namun, warganet Indonesia ternyata belum banyak yang tahu, berujung bertanya-tanya mengenai apa itu blackface.
Mengutip dari BBC, blackface sendiri merupakan praktik yang pertama kali dilakukan sekitar 200 tahun silam. Aksi tersebut dianggap rasis dan menyinggung perasaan orang lain, terutama orang-orang kulit hitam.
ADVERTISEMENT
Blackface biasanya mengacu pada ketika seseorang, biasanya orang kulit putih, mengecat wajah jadi lebih gelap menyerupai orang kulit hitam. Nah, umumnya tujuan blackface adalah mengolok-olok orang kulit hitam dengan dalih hiburan.
Pada awal abad 19, blackface dilakukan aktor kulit putih dengan mengecat hitam wajah mereka, lalu melakukan pertunjukan berupa rutinitas orang-orang kulit hitam. Biasanya, aktor itu melakukannya dengan kesan menghina. Seperti contoh, mengejek aksen.
Kontroversi sweater ‘Blackface’ milik Gucci. Foto: dok. @highsnobiety/ Twitter
Nah, penggambaran tidak akurat itulah yang menyakitkan dan sangat menyinggung bagi orang kulit hitam. Namun, saat itu kebanyakan orang kulit putih malah melihatnya sebagai bentuk hiburan wajar.
"Praktik itu hadir di masa orang kulit hitam tidak diizinkan naik panggung hanya karena warna kulit mereka," ujar Ben Holman dari organisasi anti-rasisme, Show Racism the Red Card.
ADVERTISEMENT
Menurut Holman, kadang orang-orang yang dikecam akibat sengaja mengecat kulit menjadi hitam mengaku tidak tahu kalau itu dapat menyinggung, atau tidak bermaksud demikian. Namun, pengkritik mengatakan hal itu tak bisa jadi alasan.
"Blackface merupakan praktik ketinggalan zaman yang sudah jarang terlihat akhir-akhir ini, menunjukkan bahwa sikap publik telah lama berubah. Karena itu, penggambaran kasar orang kulit hitam harus dianggap tidak dapat diterima," jelas Ben. (bob)