Konten dari Pengguna

Kenapa Cinta Dilambangkan dengan Hati? Ternyata Begini Ceritanya

Generasi Milenial
Generasi Milenial
27 Juli 2022 19:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hati sebagai lambang cinta. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hati sebagai lambang cinta. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Entah mengapa, banyak orang melambangkan cinta dengan bentuk hati. Asal usul lambang ini pun kini masih menjadi pertanyaan besar lantaran mengapa hati sangat istimewa ketimbang yang lainnya hingga dijadikan sebagai lambang cinta.
ADVERTISEMENT
Bahkan, pernah enggak, sih, kepikiran lambang cinta itu bisa saja dibuat-buat tanpa memiliki filosofi. Apalagi, dari berbagai bentuk atau lambang, mengapa hati dijadikan sebagai bentuk cinta hingga kini masih digunakan banyak orang.
Lalu bagaimana, ya, sejarahnya hingga hati menjadi lambang cinta. Simak penjelasan berikut yang dirangkum dari berbagai sumber.

Sejarah Hati Sebagai Lambang Cinta

Daun ivy. Foto: Twitter/@candlexfairy
Hati sebagai lambang cinta ternyata memiliki sejarah sangat panjang. Tepatnya sejak 3.000 tahun sebelum masehi, hati dilirik sebagai lambang cinta berasal dari dedaunan ivy. Tanaman dari keluarga Araliaceae ini dulunya dijadikan sebagai ramuan peningkat hawa nafsu bagi sepasang kekasih atau suami istri.
Daun ini dianggap mampu melekatkan setiap pasangan karena sangat manjur sebagai ramuan tersebut. Bahkan, daun yang bersangkutan juga kerap dicari-cari untuk meningkatkan atau memuaskan hawa nafsu setiap pasangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, daun ivy juga sering ditaruh di setiap kuburan untuk melambangkan cinta. Hal inilah yang membuat asal mula tumbuhan ini disimbolkan daun cinta karena merupakan ramuan dan bentuk kasih sayang yang diletakkan di kuburan.

Alasan Hati Jadi Lambang Cinta

Ilustrasi Hati Manusia. Foto: Pixabay.com
Setelah masa Yunani Kuno, Aristoteles awalnya menganggap lambang cinta sebagai jantung atau heart. Pasalnya, salah satu organ tubuh manusia tersebut merupakan pusat dari kehidupan kesehatan setiap manusia.
Bayangkan saja, tanpa jantung, nggak ada satu pun orang bisa menikmati hidup. Hingga kemudian, lambang itupun berubah menjadi hati karena organ tersebut juga dianggap menjadi sosok sangat penting dalam tubuh.
Pasalnya, letak hati sangat berdekatan dengan jantung hingga membuat kedua organ ini sebagai pusat kehidupan. Hati juga berperan sebagai penawar racun dalam tubuh serta berperan dalam emosi.
ADVERTISEMENT
Hal itu pun dibuktikan dengan lukisan Giotto di Bondone, Capella degli Scrovegni, hingga Leonardo da Vinci yang memberikan jantungnya ke Tuhan untuk menandakan kecintaannya. Dari situlah, heart diartikan sebagai hati, bukan jantung.
Bentuk jantung yang digambar tersebut dianggap sebagai hati karena juga dianggap salah satu organ penting di tubuh atau pusat kehidupan manusia. Apalagi, organ ini bertugas sebagai penawar racun untuk melindungi organ tubuh lainnya.
Dari sinilah muncul istilah bahwa orang yang tersakiti bakal merasa sakit hati, bukan sakit jantung. Pasalnya, hati dianggap menjadi penawar dan berperan sebagai rasa emosional hingga harus dijaga dengan baik.
Sejak saat itulah, bermula dari daun ivy, aristoteles, hingga lukisan Giotto di Bondone, Capella degli Scrovegni, hingga Leonardo da Vinci, cinta disimbolkan dengan hati hingga saat ini diseluruh dunia. (fre)
ADVERTISEMENT