Kenapa Kerap Kali Hati dan Pikiran Nggak Sejalan?

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
12 Juli 2022 15:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perempuan overthinking. Foto: Dok. Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan overthinking. Foto: Dok. Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Kerap kali hati dan pikiran memiliki pandangan berbeda. Bisa karena sedang jatuh cinta, atau saat bertemu orang yang dibenci, terkadang orang jadi mengabaikan pikiran dan lebih mengikuti kata hati.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal terbitan National Library of Medicine bertajuk Psychology and the Rationality of Emotion, Gerald L Clore selaku penulis menyebut bahwa hati dan pikiran memang kerap kali dipisahkan dalam diskusi tradisional.
Padahal, menurut Clore, sejatinya pikiran dan hati saling memengaruhi. Adapun pikiran jadi pembentuk dari apa yang dikeluarkan oleh hati: emosi. Sementara emosi yang dihasilkan oleh hati pun bisa memengaruhi pikiran dalam mengambil keputusan.
Ilustrasi meluluhkan hati. Foto: Unsplash.com/sharonmcchatteon
Jadi, kenapa sering kali hati dan pikiran tak sejalan? Mengutip Stavros Niarchos Foundation Paideia Program University of Pennsylvania, Ahli Filsafat Lia Howard menjelaskan salah satu penyebabnya biasanya karena ada sesuatu yang sedang dirayakan.
Contoh paling mudah adalah ketika seseorang jatuh cinta. Disebutkan oleh Lia, saat jatuh cinta, hati mengeluarkan emosi yang jadi pemegang kendali. Momen tersebut membuat pikiran jadi cenderung diabaikan.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan cuma saat merayakan sesuatu, disintegrasi hati dan pikiran juga bisa terjadi ketika seseorang tengah dihadapkan dengan ketidakpastian, kecemasan, hingga ketakutan. Sebab, perasaan itu membanjiri hati sehingga tidak dapat dengan mudah dirasionalisasikan.

Mengintegrasikan hati dan pikiran saat sedang tak sejalan

Ilustrasi overthinking. Foto: Shutterstock
Dari sana, timbul kemudian pertanyaan: Bagaimana kita mengintegrasikan hati dan pikiran ketika sedang tidak sejalan, tapi dengan tetap menghormati cara masing-masing bekerja, tidak mengabaikan keduanya, dan tak juga membiarkan salah satu berkuasa?
Menurut Lia, hal tersebut merupakan hal yang sulit sehingga butuh seumur hidup untuk dipelajari.
Namun, salah satu langkah awal adalah dengan melatih kesadaran diri. Dengan mengenal diri sendiri, maka akan mampu mengidentifikasi bagian-bagian apa saja dari hati dan pikiran yang tidak sinkron. (bob)
ADVERTISEMENT