Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Memberi Kritik Lebih Elegan Tanpa Menyinggung dengan Metode Sandwich, Apa Itu?
13 April 2022 15:47 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan hidup, manusia tak luput dari kesalahan dan lupa. Sebagai sesama manusia, tidak ada salahnya juga untuk saling mengingatkan agar mereka bisa menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Namun, yang biasanya luput dari perhatian adalah bagaimana kita menyampaikan sebuah kritik. Alih-alih dapat membuat orang sadar, justru malah sebaliknya. Mereka merasa sakit hati karena perkataanmu.
Metode Sandwich, Cara Memberikan Kritik Lebih Elegan
Jika cara kamu memberikan kritik salah, itu dapat menambah beban orang lain. Bahkan, setelahnya mereka mungkin juga dapat mengalami depresi, gangguan mental, dan lain sebagainya. Jelas semuanya tidak ingin berakhir seperti itu.
Lalu dengan cara apa kita dapat mengkritik tanpa harus menyakiti perasaan orang lain? Nah, mungkin kamu bisa mencoba metode sandwich untuk memberikan kritik yang lebih elegan kepada orang lain.
Layaknya sebuah sandwich atau burger yang punya tiga layer penting terdiri dari roti atas, daging, dan roti bawah, metode kritik sandwich juga punya tiga pilar sebagai cara elegan mengkritik orang lain. Teknik ini disebut sandwich feedback method (SFM).
ADVERTISEMENT
SFM ini bertujuan agar seseorang yang menerima kritik tidak merasa tersakiti. Sebaliknya, mereka akan senang atas pendapat dan kritik positif yang kamu berikan. Dalam penerapan metode sandwich dalam memberikan kritik memiliki beberapa tahapan sebagai berikut.
1. Tahap Roti: Kasih yang Ringan Terlebih Dahulu
Tahapan awal ini, kamu dapat memberikan puji dengan tulus atas pekerjaan yang kita sukai dari pekerjaan orang tersebut.
2. Tahap Sayur: Lebih Sulit Dicerna
Bagian yang kedua yaitu sayur. Kita dapat menyampaikan hal-hal yang membuat kita keberatan tetapi masih bisa ditoleransi.
3. Tahap Daging: Poin yang Ingin Ditegur
Pada bagian ini, kita dapat menyampaikan sesuatu yang memang salah dan tidak boleh diulangi kembali. Ini menjadi poin utama terkait kritikan yang ingin disampaikan.
4. Tahap Roti Penutup: Ditutup dengan Hal Ringan
Terakhir, kita bisa menutupnya dengan memberikan harapan juga kepercayaan bahwa dia bisa menjadi lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT
Ya, cara ini jauh lebih baik. Sebab, selain mengkritik kamu juga mengapitnya dengan dua kalimat positif. Dengan begitu orang akan lebih nyaman dan merasa dihargai. Pikirannya pun akan cenderung lebih terbuka untuk menerima kritikan selanjutnya.
Lalu dengan kalimat penutup yang juga bernada positif, itu dapat membuatnya kembali merasa percaya diri. Jadi, jangan sampai kritik positif yang kamu berikan malah disalahartikan dan membuatnya semakin down, ya! (daa)