Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Ragam Sebab dan Cara Tangani Anak yang Suka Marah-marah, Orang Tua Harus Tahu!
29 Desember 2020 10:38 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 10:58 WIB
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tak masalah sebenarnya dalam membiarkan anak mengungkapkan emosi, seperti menangis, tersenyum bahagia, ataupun marah ketika sedang kecewa. Namun, bila marahnya terlalu berlebihan, hal itu justru bisa berakibat buruk bagi perkembangan emosi anak.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kita sebagai orang tua sebaiknya mampu untuk meredakannya. Lebih penting daripada itu, tentunya membantu si kecil dalam mengelola emosinya tersebut.
Berikut ini adalah kiat-kiat dalam menanganinya, dikutip dari Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Pertama, perhatikanlah masalah makanan dan kesehatan si kecil. Orang tua perlu mengetahui, apabila anak dalam kondisi lapar maka sangat wajar jika ia marah. Kemarahan juga bisa dipicu oleh tubuhnya yang kurang sehat.
Kedua, anak yang marah bisa jadi karena ia mengalami masalah. Misalnya ia sedang bertengkar dengan temannya atau mengalami sesuatu di sekolah. Untuk itu, kamu perlu mencari tahu penyebabnya sehingga akan mudah bagi kamu dalam mencari solusi.
ADVERTISEMENT
Ketiga, dengarkanlah keluhannya. Salah satu sifat anak adalah selalu ingin diperhatikan. Oleh karena itu, ketika ia marah, sebaiknya orang tua mendengarkan keluhan dari anak. Dengan pendekatan kasih sayang, kemungkinan besar si kecil akan mengungkap yang dia rasakan dan alasan mengapa ia marah.
Keempat, carilah waktu yang tepat untuk menasihatinya. Banyak orang tua yang kurang tepat dalam mengambil momen untuk menasihati. Misalnya ketika si kecil sedang berada di puncak kemarahannya, ia tentu tidak akan mendengarkanmu.
Jadi, biarkan dia mengungkapkan kemarahannya hingga tenang, setelah itu barulah tanyakan perasaannya. Selain itu, usahakan berikan nasihat dengan cara lembut. Jawablah pertanyaan-pertanyaan anak dengan nada bicara yang tidak meremehkan sehingga ia merasa kamu perhatikan.
ADVERTISEMENT
Kelima, lebih pekalah terhadap perasaan si kecil. Anak yang berada pada masa pertumbuhan biasanya memiliki keingintahuan dan kemampuan yang sangat tinggi. Namun, kemampuannya itu seringkali tidak sekuat keinginannya. Hal itulah yang menyebabkan ia merasa kecewa dan marah.
Bila ia merasakan hal ini, jangan biarkan anak berlarut terlalu lama. Berikan si kecil semangat bahwa kegagalan bisa saja menghampirinya. Namun, itu bukan akhir dari segalanya. Yakinkan dia bahwa kemampuannya akan meningkat seiring berjalannya waktu.
Keenam, kenali kesukaannya. Dengan mengenali kebiasaan dan kesukaannya, Anda akan lebih mudah menggali potensi yang dimiliki anak. Ia pun akan merasa disayangi dan diperhatikan olehmu. (mon)