Konten dari Pengguna

Mindless Scrolling, Fenomena Mengonsumsi Konten Media Sosial Secara Serempak

Geraldine Angelina
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
27 Mei 2023 11:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Geraldine Angelina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bermain gadget sambil tiduran. Foto: Rachata Teyparsit/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bermain gadget sambil tiduran. Foto: Rachata Teyparsit/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konten merupakan suatu bentuk informasi yang disampaikan lewat tulisan, gambar, maupun suara melalui media. Konten dapat disebarkan melalui berbagai macam media, seperti media cetak maupun media elektronik.
ADVERTISEMENT
Dengan pergerakan zaman menuju modernitas, banyak orang beralih ke penggunaan media elektronik yang lebih memudahkan mereka untuk mengakses konten dalam sedetik dan dengan satu klik.
Salah satu sumber yang membiarkan seseorang untuk mengakses beragam konten adalah media sosial. Eksistensi media sosial memungkinkan penggunanya menerima informasi berguna, pengetahuan, berita terbaru, atau sekadar hiburan.
Sebagai contoh, sebanyak 981.063 konten video diunggah per harinya pada platform TikTok pada tahun 2021 (Sign House,2023). Angka tersebut juga menunjukkan penawaran terhadap berbagai variasi konten video.
Pengguna media sosial mengonsumsi konten. Source: Freepik.
Semua konten pada media sosial dikonsumsi oleh pengguna dengan sebatas menggulirkan layar. Pengguna melihat sebuah konten dalam waktu singkat dan kemudian bisa melihat konten yang sangat berbeda darinya dalam hitungan detik.
ADVERTISEMENT
Konten yang ditawarkan melalui algoritma media sosial pun tak terbatas. Pengguna memiliki kebebasan untuk mengonsumsi konten yang jumlahnya tak terbatas pada waktu dan tempat yang tak terbatas pula.
Penggunaan media sosial merupakan hal yang wajar atau bahkan bermanfaat bagi kebutuhan seseorang. Meskipun demikian, penggunaan media sosial bukan lagi hal yang wajar jika seseorang menunjukkan atau menghasilkan suatu bentuk adiksi dari penggunaanya. Salah satu bentuk adiksi yang masih jarang disadari dari hal tersebut adalah mindless scrolling.

Apa Itu Mindless Scrolling?

Ilustrasi ibu mengasuh anak sambil main gadget. Foto: Shutterstock
Mindless scrolling adalah kegiatan menelusuri dan menggulir layar handphone atau laptop secara terus menerus ketika membuka media sosial. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh seseorang dengan harapan bahwa dirinya dapat menerima sebanyak mungkin konten ketika sedang berselancar di media sosial.
ADVERTISEMENT
Seseorang kemungkinan besar dapat melakukan mindless scrolling tanpa menyadarinya. Media sosial biasa digunakan dengan keinginan untuk sebatas beristirahat dari dunia nyata. Ada pula alasan lain, seperti hiburan atau keinginan untuk tidak berpikir keras sesekali waktu.
Awalnya, penggunaan media sosial dilakukan dengan batas wajar untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut. Kemudian, penggunaannya berubah menjadi penggunaan media sosial yang berlebihan karena intensi untuk mencari hiburan, distraksi, dan stimulasi yang tak kunjung berhenti.
Kurangnya kontrol atas intensi tersebut mendorong seseorang untuk terperangkap dalam kegiatan mindless scrolling. Pengguna media sosial menimbulkan rasa kebutuhan dalam dirinya untuk terus menerus mengonsumsi konten yang membuatnya dapat merasakan emosi tertentu. Entah itu, senang, sedih, marah, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Mindless scrolling membuat seseorang yang awalnya mengonsumsi konten dan media sosial menjadi dikonsumsi oleh kedua hal tersebut karena perilaku adiksi. Kegiatan ini membuat seseorang terdistraksi atau bahkan terputus dari realita dunia nyata.
Source: Freepik
Sebagai contoh, saya sedang membuka Instagram dan melihat foto-foto buku serta ringkasannya agar bisa dijadikan sebagai referensi membeli buku di esok hari. Saya menggulir layar dan melihat video kucing lucu sedetik setelahnya.
Setelah itu, saya menggulir layar lagi dan melihat sebuah meme sedih yang berbicara mengenai pahitnya kehidupan. Merasa ingin terus dihibur, saya terus menggulir untuk mengonsumsi berpuluh-puluh konten lain hingga tidak sadar bahwa saya telah berselancar di Instagram selama tiga jam tanpa menggunakan otak saya untuk berpikir sedikit pun.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, seseorang yang melakukan mindless scrolling tidak memiliki waktu untuk benar-benar memproses konten yang dilihat atau dikonsumsinya. Konten di media sosial terkadang tidak dikategorikan ke kelompok-kelompok tertentu, membuat semua jenis konten tercampur menjadi satu di linimasa.
Unggahan yang berkonotasi positif, negatif, politik, hiburan, senang, maupun sedih disajikan dalam satu layar yang sama. Seseorang bisa diperlihatkan kepada dua konten yang saling bertolak belakang antar satu sama lain dalam kurun waktu yang singkat. Dirinya tidak dapat berhenti sebentar untuk benar-benar memikirkan apa yang barusan dilihatnya terutama karena adiksi yang dimilikinya.
Mindless scrolling menjadi kesempatan untuk melakukan pelarian dari dunia nyata.

Dampak Buruk dari Mindless Scrolling

Source: Freepik
Mindless scrolling merupakan sebuah bentuk adiksi. Berikut adalah tanda-tanda buruk apabila seseorang terpengaruh dengan kegiatan mindless scrolling.
ADVERTISEMENT

Cara Menghentikan Mindless Scrolling

Untuk menghindari dampak buruk, mindless scrolling dapat dihentikan dengan berbagai cara seperti berikut.
ADVERTISEMENT
Sebagai masyarakat di era modern, kita perlu meningkatkan pengetahuan dan kepekaan terhadap isu-isu yang berkaitan dengan teknologi dan perilaku. Mindless scrolling ialah salah satu dari isu tersebut.