Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Indonesia di Puncak Rangking FIFA
18 Maret 2018 14:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Gerry Indradi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemarin malam saya masuk ke dalam situs FIFA dan mendapati Tim Nasional Sepak Bola Indonesia ada di dalam sepuluh besar peringkat FIFA! Saya pun terkaget-kaget. Saking kagetnya, saya terbangun dari tidur. Ya, sayang itu hanya mimpi. Untuk saat ini Indonesia berada di peringkat 162 dari 211 anggota FIFA. Untuk di Kawasan Asia Tenggara, Meskipun Indonesia masih lebih baik daripada Malaysia (178) ataupun Singapura (171), Indonesia masih kalah dengan Thailand yang berada di peringkat 129 dan Filipina yang ada di peringkat 122.
ADVERTISEMENT
Bisakah Indonesia menembus batas 10 besar rangking FIFA? Atau bahkan menduduki rangking 1 FIFA? Bisa! Belgia dan Wales mungkin dapat dijadikan contoh. Pada tahun 2009, Belgia berada di peringkat 66 FIFA. Namun enam tahun kemudian, pada tahun 2015 mereka memuncaki peringkat FIFA. Wales juga contoh menarik lainnya. Sebelum Piala Dunia 2014, Wales berada di peringkat 113. Dan di tahun 2015, mereka sempat berada di peringkat 8. Bagaimana bisa kedua negara ini mendapatkan peringkat baik dalam FIFA Padahal mereka belum pernah memenangi kompetisi besar FIFA?
Sebagai gambaran singkat mengenai sistem rangking FIFA, sistem ini diperkenalkan pada tahun 1993 untuk memberikan gambaran mengenai kekuatan Timnas anggota FIFA. Hingga saat ini, sistem pemeringkatan FIFA sudah disempurnakan sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1999 dan 2006. Peringkat FIFA didasarkan pada jumlah poin (P) yang didapat oleh timnas sebagai hasil dari pertandingan resmi yang diakui oleh FIFA.
ADVERTISEMENT
Sedikit menjelaskan mengenai cara penghitungan rangking FIFA. Sejak tahun 2006, FIFA mengumpulkan poin timnas melalui rata-rata jumlah poin yang didapat dalam kurun waktu 12 bulan ke belakang dan rata-rata poin yang didapat di atas dari 12 bulan (terdepresiasi per tahunnya). Adapun rumus yang digunakan untuk rangking FIFA adalah Match (M) x I (Importance) x T (Team) x C (Confederation) = P.
Poin didasarkan pada hasil pertandingan (match), kadar pentingnya pertandingan (importance), kekuatan tim lawan (team), dan konferederasinya (confederation). Sama seperti di liga domestik, hasil menang akan mendapatkan 3 poin, seri 1 poin, dan nol untuk kekalahan. Sedangkan tingkat penting pertandingan mulai dari pertandingan persahabatan, 1,0, kualifikasi Piala Dunia 2,5, kompetisi konfederasi 3,0, dan piala dunia 4,0.
ADVERTISEMENT
Kekuatan tim lawan juga menjadi salah satu elemen perhitungan. Rumusnya adalah 200 dikurangi rangking tim lawan. Namun ada dua pengecualian untuk elemen ini. Pertama, timnas yang berada di rangking 1 akan diberi nilai 200, sedangkan untuk tim-tim rangking 150 ke bawah akan diberi nilai 50. Konfederasi pun dimasukkan sebagai elemen perhitungan. Conmebol mendapat nilai 1,00, UEFA mendapatkan nilai 0,99, dan AFC/CAF/OFC/CONCACAF mendapatkan nilai 0,85.
Sebagai contoh, jika Indonesia melakukan pertandingan persahabatan dengan Malaysia yang saat ini berada di peringkat 178 dan katakanlah Indonesia menang dalam pertandingan tersebut, maka berdasarkan rumus M x I x T x C = P, perhitungan poin yang didapat oleh Indonesia adalah sebagai berikut: 3 x 1 x 50 x 0,85 = 127,5.
Dari penjelasan di atas lalu bagaimana stategi yang tepat untuk menaikkan peringkat Indonesia di rangking FIFA? Satu hal yang jelas adalah tentu dengan memiliki performa apik di kompetisi-kompetisi resmi FIFA. Tidak perlu hingga memenangi kompetisinya, namun cukup dengan memiliki catatan baik dari fase grup dan jika mampu hingga fase penyisihan, sudah cukup untuk menaikkan peringkat di rangking FIFA.
ADVERTISEMENT
Belgia adalah contoh di mana suatu negara dapat menduduki rangking satu di peringkat FIFA tanpa perlu memenangi kompetisi resmi FIFA. Piala Dunia 2014 merupakan satu-satunya kompetisi yang diikuti oleh Belgia dalam kurun waktu 13 tahun sejak tahun 2002. Namun catatan baik Belgia dalam fase kualifikasi Piala Dunia 2014 dan di fase grup dimana Belgia memenangi seluruh pertandingannya membuat mereka menduduki rangking satu dalam peringkat FIFA di tahun 2015; bahkan melampaui Jerman yang memenangi Piala Dunia 2014.
Indonesia pernah naik delapan peringkat pada tahun 2013 ketika mendapat hasil imbang dalam pertandingan melawan Republik Rakyat Tiongkok pada kualifikasi Piala Asia. Meskipun akhirnya Indonesia tidak lolos kualifikasi, namun hasil imbang tersebut mampu mengangkat peringkat Indonesia pada saat itu dari 170 menjadi 162. “Hanya” melalui satu hasil imbang melawan tim kuat di kualifikasi kompetisi resmi FIFA.
ADVERTISEMENT
Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperbaiki peringkat Timnas Indonesia di rangking FIFA adalah dengan selektif memilih pertandingan persahabatan. Hal ini juga dilakukan oleh Belgia pasca Piala Dunia 2014. Faktor lain yang membuat Belgia menduduki rangking satu FIFA Setelah Piala Dunia 2014 adalah pertandingan persahabatan. Pasca Piala Dunia 2014, Belgia melakoni pertandingan persahabatan dengan Tunisia, Slovakia, Australia, dan Luksemburg. Belgia lebih memilih untuk melakoni laga persabatan dengan tim-tim di mana Belgia memiliki kans besar untuk menang dan bukan tim-tim besar seperti Jerman, Spanyol, Argentina, atau Brazil yang tentunya sulit dikalahkan.
Posisi terbaik yang pernah diraih Indonesia adalah pada tahun 1998 ketika Indonesia menduduki peringkat 78. Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Belgia di tahun 2009 yang berada di peringkat 66. Namun berbeda dengan Belgia yang peringkatnya terus-menerus membaik hingga menduduki peringkat pertama FIFA. Indonesia justru terlempar jauh ke posisi 162. Jika Indonesia mampu secara bijak selektif dalam memilih lawan pertandingan persahabatan dan juga terhindar dari kekalahan ketika melawan tim-tim kuat pada saat kualifikasi atau kompetisi resmi FIFA, mungkin Indonesia dapat menyusul Belgia.
ADVERTISEMENT