3 Kendaraan Masa Depan Bebas Macet

11 April 2017 9:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bangun lebih awal dan berangkat kerja di saat langit masih gelap rasanya menjadi jalan terbaik untuk memulai aktivitas para warga Jakarta. Khususnya, mereka yang tinggal di pinggiran dan melintas rute-rute maut seperti Pancoran.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, antrean kendaraan makin menjadi-jadi. Tanpa pembangunan jembatan layang pun kemacetan bak benang kusut yang sulit terurai. Imbas kemacetan pun meluas.
Roda dua yang biasanya jadi moda transportasi ampuh dalam membelah kemacetan pun tak berkutik. Lalu, moda transportasi apalagi yang ideal? Berikut kumparan (kumparan.com) urai kendaraan-kendaraan masa depan yang membuat Anda terbebas dari macet:
1. Terrafugia
Terrafugia TF-X (Foto: Dok. Terrafugia)
Perusahaan ini berencana menguji-coba sebuah purwarupa mobil terbang pada 2018. Dr. Carl Dietrich yang menjadi salah satu motor perusahaan memiliki misi merealisasikan mobil terbang yang biasa hadir dalam film sains ilmiah.
Tak perlu landasan pacu, Terrafugia TF-X bisa mengaktifkan dua baling-baling yang membuat mobil bisa terbang secara vertikal. Pengoperasiannya juga dikaim mudah. Hanya saja, saat terbang mobil ini perlu area kosong 100 meter.
ADVERTISEMENT
Terrafugia TF-X nantinya memiliki kemampuan jarak jelajah 500 mil dan bisa mengangkut penumpang sebanyak empat orang saat di darat. Sementara kecepatan maksimum di udara setara 321 km per jam.
2. Airbus Pop.Up
Airbus menggandeng Italdesign dalam menciptakan mobil terbang otonomos. Konsep kendaraan ini mereka perkenalkan di Genea Motor Show pada 8-19 Maret 2017.
Italdesign dan Airbus menyebut konsep ini sebagai kendaraan yang mengolaborasikan industri penerbangan dan otomotif dengan mengandalkan motor listrik. Kendaraan ini bisa menawarkan cara baru mobilisasi masyarakat perkotaan pada 2030.
Konsep Italdesign dan Airbus (Foto: Dok. Italdesign dan Airbus)
Pop.Up berbentuk kapsul yang memiliki konfigurasi dua kursi. Kapsul itu dirancang fleksibel dan bisa diintegrasikan dengan sebuah modul yang memiliki empat roda untuk berfungsi laiknya mobil dan modul dengan empat baling-baling. Seperti helikopter, Pop.Up bisa terbang dan mendarat secara vertikal.
ADVERTISEMENT
Kapsulnya dirancang dengan teknologi tinggi dan menggunakan rangka monokok berbahan serat karbon dengan panjang 2,5 meter, tinggi 1,4 meter, dan lebar 1,5 meter. Sementara Pop.Up yang berbasis listrik ini beroperasi secara otonomos. Dia bisa menjemput dan mengantar penumpang di segala medan.
3. JetPack
JetPack Aviation JB-10 (Foto: Dok. JetPack Aviation )
Bila dua konsep sebelumnya berbentuk JetPack Aviation telah menjual JB-10 ke sejumlah konsumen tertentu dan mulai dikirim ke konsumen pada April atau Mei tahun ini. Demikian dikutip dari New Atlas, Selasa (11/4).
Dalam sebuah uji coba yang dilakukan pada bulan Oktober di London. David Mayman, yang merupakan mantan pilot pesawat komersial asal Australia bekerja untuk menciptakan perangkat yang bisa membuat pemakaian terbang secara vertikal.
ADVERTISEMENT
Selama empat menit, JB-10 berhasil terbang dengan ketinggian 30 meter di atas permukaan air Sungai Thames.
Kemampuan terbang secara vertikal itu tak terlepas dari penggunaan dua miniatur mesin jet berbahan bakar avtur. Pengoperasian JB-10 sendiri menggunakan dua buah joystick untuk mengontrol naik-turun dan arah dari Jetpack.
JetPack Aviation JB-10 ini masih dalam proses pengembangan. Meskipun, mereka telah menjual jetpack ini ke sejumlah konsumen tertentu.