Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Membandingkan Efisiensi Motor Listrik dan Bensin, Hemat Mana?
21 Maret 2017 15:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Motor listrik menjadi alternatif pilihan bagi mereka yang ingin mencari kendaraan roda dua yang ekonomis. Meski mahal di awal, pengguna motor listrik bisa melakukan penghematan hingga 60 persen dalam jangka waktu pemakaian lima tahun.
ADVERTISEMENT
"Cost motor listrik pada awal lebih mahal dibandingkan motor biasa, karena baterai mahal. Tapi seiring pemakaian 1-2 tahun sudah BEP (balik modal) untuk konsumen. Bahkan konsumen bisa menghemat hingga 60 persen ketika penggunaannya sudah lima tahun," kata Chief Sales Officer PT Garansindo Inter Global Harun saat ditemui kumparan (kumparan.com) di kawasan Thamrin, Jakarta, yang ditulis Selasa (21/3).
Dalam satu tahun penggunaan, lanjut Harun, pengguna sepeda motor bermesin pembakaran internal telah menghabiskan biaya Rp 1 juta untuk perawatan, sementara motor listrik cuma Rp 200 ribu.
Dijelaskan, sepeda motor biasanya membutuhkan 1 liter untuk menempuh jarak 30 kilometer. Sementara motor listrik membutuhkan 3 kWh untuk mencapai jarak 60 kilometer.
ADVERTISEMENT
Artinya, bila merujuk harga BBM jenis Pertamax yang harganya Rp 8.150, maka pengguna motor konvensional menghabiskan Rp 16.300 untuk menempuh jarak 60 kilometer. Sedangkan pengguna motor listrik hanya mengeluarkan Rp 4.401 untuk menempuh jarak yang sama dengan acuan tarif Rp 1.467 per kWh.
"Dalam jangka panjang operasional lebih murah. Efeknya bukan cuma end user tapi juga untuk operasional perusahaan," imbuhnya.
Sementara itu, Garansindo bermitra dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk memproduksi motor listrik Gesits yang akan tersedia dalam dua tipe, yakni 3 kWh dan 6 kWh.
ADVERTISEMENT
Motor yang sepenuhnya dibuat oleh putra-putri bangsa ini sudah terpesan sebanyak 25 ribu unit dan akan diproduksi secara massal pada November-Desember tahun ini.
Pada tahap awal, motor listrik Gesits hanya akan digunakan untuk kebutuhan internal di Kemenristek, Telkom, dan PLN untuk memonitor kualitas."Setelah oke, dalam dua atau tiga bulan setelahnya, baru kami rilis ke market," kata Harun.