Mobil Listrik Mercedes-Benz Diadang Merek China

27 Maret 2017 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mercedes-Benz EQ (Foto: motorauthority.com)
Mercedes-Benz dipastikan bakal kesulitan ketika berencana menjual mobil listrik di China. Sebab, salah satu merek lokal mengajukan keberatan terkait penggunaan `EQ` pada merek mobil listrik Mercedes-Benz.
ADVERTISEMENT
Merek lokal itu adalah Chery. Mereka telah mengajukan komplain itu melalui Trademark Office State Administration for Industry and Commerce of the People's Republic of China (SAIC). Dengan begitu, mereka berharap merek mobil asal Jerman itu tidak menggunakan EQ di pasar China.
Keberatan Chery ini bukan tanpa alasan. Mereka telah menggunakan nama `eQ` pada mobil listrik dua pintu yang dirilis dua tahun yang lalu.
"Bila mereka masuk ke pasar China, itu akan melanggar merek dagang yang telah kami punya," ucap juru bicara Chery.
Chery EQ (Foto: Dok. Chery)
Sebagaimana diketahui, nama `EQ` yang digunakan Mercedes-Benz pertama kali muncul di ajang Paris Auto Show tahun 2016. Kala itu, mereka memilih nama tersebut sebagai sub-merek mobil listrik garapan three pointed stars.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, nama EQ Power+ mulai digunakan pada mobil Formula One musim 2017 dan Mercedes-AMG GT konsep yang menggunakan mesin hibrida. Tentu saja upaya ini akan menggangu eksistensi merek lokal China bila pada akhirnya Mercedes masuk dan menjual mobil dengan nama yang sama.
"Mercedes-Benz EQ dan kami [EQ] sangat mirip; produk mereka juga mobil listrik," imbuh juru bicara Chery.
Mercedes-Benz, seperti dikutip dari Reuters, Senin (27/3). Mulai memproduksi mobil listrik di Jerman dengan emblem `EQ` paling lambat pada akhir dekade. Mereka juga mengatakan akan memasarkan mobil itu ke pasar China. Dalam sebuah pernyataan tertulis, juru bicara Mercedes-Benz menambahkan, mereka telah memberikan pengajuan berkas merek dagang `EQ` ke otoritas terkait.
ADVERTISEMENT
Mobil listrik menjadi kendaraan masa depan. Sejumlah pabrikan mulai melakukan pengembangan dan memamerkan hasilnya. Sementara China, menjadi pasar yang memiliki potensi tinggi. Mengutip data yang dipublikasikan EV Obsession, penjualan NEV (new energy vehicles) mencapai 188.700 unit sepanjang 2015, atau naik 223 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Angka ini diprediksi akan terus tumbuh mengingat pasar kendaraan penumpang China mencapai 24.376.900 unit, naik 15 persen dibandingkan tahun 2015. Sebagai perbandingan, pasar otomotif Indonesia hanya 1.061.015 unit pada tahun 2016.