Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Produksi Mobil Dihentikan Akibat Serangan Ransomware WannaCry
15 Mei 2017 8:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Peretas kembali beraksi. Kini mereka berulah dengan mendistribusikan ransomware WannaCry ke ratusan perusahaan dunia. Nissan mengonfirmasi bahwa salah satu fasilitas produksi mereka di Sunderland, Inggris, terinfeksi program jahat tersebut.
ADVERTISEMENT
"Seperti banyak organisasi di dunia, sejumlah entitas Nissan saat ini menjadi target dari serangan ransomware. Tim kami merespons dan (ransomware WannaCry) ini tidak berdampak besar pada operasional bisnis kami," kata juru bicara Nissan sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (15/5).
Selain Nissan, pabrikan asal Prancis Renault juga mengamini bahwa mereka menjadi sasaran serangkan ransomware WannaCry. Sedangkan Dacia, pabrikan mobil Romania harus menghentikan produksi pada Sabtu untuk mencegah meluasnya penyebaran program jahat tersebut.
"Bagian dari produksi Dacia di Mioveni telah terdampak pada jaringan IT dan sejumlah pekerja diminta untuk pulang. Tindakan tersebut ditempuh untuk mencegah terjadinya perluasan disfungsi," terang juru bicara Dacia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Renault sendiri akan memulai produksi secara normal pada Senin setelah melakukan antisipasi pada jaringan IT mereka.
Apa itu Ransomware?
Ransomware sering disebut sebagai program jahat komputer yang menyandera dokumen korban dengan algoritma enkripsi khusus. Setiap dokumen yang terkunci oleh peranti lunak ini hanya bisa diakses dengan cara memasukkan kode unik (atau semacam passcode) untuk membuka enkripsinya.
Nah, kode unik itu hanya dimiliki oleh pihak yang membuat ransomware. Si penjahat siber kerap meminta uang tebusan dalam bentuk Bitcoin jika korbannya ingin mendapatkan kode unik untuk membuka kunci enkripsi.
Bahkan ada varian ransomware yang bukan mengunci dokumen, melainkan mengunci komputer sepenuhnya. Jika komputer dinyalakan, ransomware akan menampilkan pesan agar korban membayar tebusan untuk bisa masuk mengoperasikan komputer. Ada juga varian ransomware yang memunculkan pop-up informasi yang sulit untuk ditutup, dan ini sangat menjengkelkan sehingga membuat komputer sulit untuk digunakan.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan, ransomware WannaCry ini sudah masuk ke 10 ribu komputer yang ada di 100 negara. Di Indonesia, ransomware WannaCry menyerang jaringan dua rumah sakit di Jakarta, yakni RS Harapan Kita dan RS Dharmais. Akibatnya, RS Dharmais sempat mengoperasikan layanannya secara manual.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengatakan dampak serangan ransomware WannaCry ke rumah sakit telah mempengaruhi sistem antrean dan sistem pembayaran. Ini membuat rumah sakit di Jakarta, dan bahkan di Inggris, lumpuh. Mereka harus kembali bekerja pakai kertas (paperworks).
"Iya, jadi manual. Di Dharmais jadi manual, di Inggris juga jadi manual. (Operasionalnya) menggunakan kertas lagi. Jadi paperworks," ungkap Rudiantara dalam jumpa pers pencegahan ransomware WannaCry di Cikini, Jakarta, Minggu (14/5).
ADVERTISEMENT