Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Stop Jadi Orang yang Sumbu Pendek
21 Agustus 2024 8:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Gheona Priscilla Rannaesa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin saat ini kita sudah tidak asing lagi dengan istilah sumbu pendek. Sumbu pendek adalah sebutan untuk orang-orang yang mudah sekali marah atau kehilangan kesabaran.
Memiliki perasaan marah atau kesal kepada orang lain merupakan hal yang wajar. Tetapi jangan sampai kita menjadi orang-orang yang sumbu pendek.
ADVERTISEMENT
Menjadi orang yang sumbu pendek tentunya membuat kita menjadi mudah untuk kehilangan kesebaran dan marah-marah kepada orang lain tanpa memikirkan lebih jauh dampak dan akibat dari kemarahan sesaat kita kepada orang lain.
Memiliki sifat sumbu pendek tentunya berpotensi untuk menyakiti perasaan orang lain. Hal ini karena kita akan dengan mudah emosi tanpa mendengarkan penjelasan atau klarifikasi dari pihak-pihak yang bersangkutan yang berefek pada keluarnya kata-kata atau perilaku yang tidak diinginkan yang berpotensi untuk menyakiti perasaan orang lain.
Apabila kita menyadari bahwa kita adalah orang-orang yang mudah kehilangan kesabaran atau sumbu pendek kita harus mulai melatih kontrol emosi kita. Jangan sampai hubungan asmara, pertemanan, keluarga, dan rekan kerja rusak hanya karena emosi sesaat yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak penting.
ADVERTISEMENT
Untuk coba mulai belajar untuk mengelola emosi dengan baik. Jangan mudah marah dan menghakimi orang lain serta coba untuk mau mendengarkan pendapat dan klarifikasi dari orang lain.
Jangan menjadi pihak yang egois karena hanya mau didengarkan tanpa mau mendengarkan. Melainkan cobalah untuk lebih sabar dan mau untuk mendengarkan alasan atau klarifikasi dari pihak yang bersangkutan.
Hal yang penting lainnya ialah dengan mencoba untuk menahan kata-kata baik itu bersifat lisan atau tulisan yang berpotensi besar menimbulkan rasa sakit hati bagi orang lain. Cobalah tenangkan pikiran dan jangan langsung mengeluarkan kata-kata atau bertemu dengan orang lain apabila sedang marah melainkan ambilah waktu sejenak untuk merenung.
Ingatlah kata-kata baik yang bersifat lisan maupun tulisan apabila dikeluarkan mustahil untuk dapat ditarik lagi. Kita harus sadar kita ini makluk sosial yang memang membutuhkan orang lain, jangan sampai hanya karena kata-kata yang dikeluarkan karena emosi sesaat justru menjadi bomerang bagi diri kita sendiri
ADVERTISEMENT