Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Mengenal High and Low Culture sebagai Budaya Populer dalam Masyarakat
1 Desember 2024 16:41 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Gian Leonardo Pong Masak tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Budaya adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Budaya atau culture merupakan bentuk adaptasi atau ketangguhan (resilience) manusia yang menghasilkan sebuah peradaban untuk bertahan hidup. Budaya menjadi keunikan sekaligus pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Manusia menciptakan budaya dan menjadikannya sebagai suatu peninggalan warisan yang diwariskan secara turun temurun (inheritated). Budaya yang diciptakan dan diwariskan inilah yang kemudian banyak mempengaruhi perilaku atau kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Sebagai catatan, budaya tidak hanya berbicara tentang peradaban masa lalu yang diwariskan secara turun temurun, tetapi budaya juga membicarakan tren atau kesan masa kini yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini, saya akan membahas mengenai budaya yang sedang populer dalam masyarakat. High and low culture merupakan salah satu budaya yang sedang populer dalam masyarakat saat ini. Dari hasil pembelajaran perkuliahan, secara khusus dalam mata kuliah Antropologi, high and low culture dimengerti sebagai suatu budaya yang sebenarnya 'tidak ada'. Namun, realitasnya dalam kehidupan sehari-hari, budaya ini dapat dirasakan keberadaan serta pengaruhnya. Pokok masalah yang akan dibahas dalam artikel ini merujuk pada pertanyaan: Apa itu high and low culture?, dan bagaimana budaya populer ini berpengaruh dalam masyarakat?
High and Low Culture
High culture merupakan budaya yang dihasilkan oleh golongan elit atau pihak-pihak yang secara ekonomi masuk dalam golongan masyarakat atas. Budaya ini merujuk pada bentuk budaya yang dianggap dan dikaitkan dengan status sosial tinggi. High culture sering dikaitkan dengan kelompok elit yang memiliki akses terhadap sumber daya dan kesempatan untuk mengembangkan serta mencari keuntungan untuk diri sendiri. Secara umum, high culture ini dipandang sebagai pencapaian intelektual atau artistik yang membutuhkan pendidikan atau pelatihan khusus untuk dapat dihargai dan dipahami.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, low culture merupakan budaya yang merujuk pada bentuk budaya yang lebih populer dan lebih banyak dianut dalam masyarakat umum. Low culture lebih mudah diakses dan bersifat umum, serta tidak memerlukan pemahaman dan pelatihan khusus. Low culture memberikan akses dan kesempatan bagi siapa saja untuk menikmati dan terlibat di dalamnya. Low culture dapat dipandang sebagai bentuk budaya yang bersifat lebih ringan dan mudah dipahami, serta tidak memandang golongan atau status sosial tertentu.
Budaya Populer dan Pengaruhnya dalam Masyarakat
Dalam pengajarannya, dosen Antropologi saya, Mbak Sih Natalia Sukmi, S.sos., M.I.Kom., P.hD memberi penjelasan mengenai budaya populer dalam konteks sebenarnya. Beliau menjelaskan bahwa secara konteks yang sebenarnya, budaya populer merupakan low culture itu sendiri. Beliau menegaskan bahwa budaya populer/low culture pada dasarnya diciptakan sebagai bentuk perlawanan terhadap high culture. Namun, seiring berjalannya waktu, budaya populer dibajak oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu. Keterlibatan pihak-pihak seperti pemodal, kapitalis, dan elit memainkan peran serta menjadi penentu budaya ini berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Pihak-pihak tersebut menciptakan stigma, tren, atau kesan yang seakan-akan menegaskan bahwa low culture merupakan bagian dari high culture, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Beliau juga memberikan contoh relevan seperti pembeliaan barang-barang branded oleh masyarakat kelas ekonomi tertentu, dengan tujuan untuk mendapat pengakuan.
ADVERTISEMENT
Budaya populer yang ada saat ini telah mendorong perilaku konsumtif yang sia-sia dalam masyarakat. Perilaku konsumtif yang berkaitan dengan budaya populer ditandai dengan kecenderungan masyarakat untuk membeli dan mengonsumsi barang atau layanan yang sedang tren hanya untuk mendapat pengakuan status sosial. Barang atau layanan yang dibeli atau dikonsumsi lebih dilihat dari sudut pandang citra yang dibawanya, bukan lagi dari kualitas produknya; padahal jika dibandingkan, produk atau layanan tersebut tidak jauh berbeda kualitasnya dengan produk yang ada di pasaran.
Di satu sisi, budaya populer ini mungkin dapat memperkaya kehidupan sosial dan memberikan ruang ekspresi diri bagi masyarakat. Namun, hal ini juga berpotensi dimanipulasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan secara ekonomi untuk mengeksploitasi sumber daya. Golongan elit melalui media massa, iklan, dan berbagai saluran pemasaran lainnya memainkan peran besar dalam mengarahkan citra dan pengakuan sosial terhadap budaya populer. Mereka memanfaatkan pengaruhnya untuk menciptakan standar sosial yang akhirnya membuat masyarakat secara terpaksa mengikuti tren yang ada.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Budaya populer sebagai low culture memainkan peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Meskipun awalnya muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya elit atau high culture, budaya populer justru telah dibajak dan dimodifikasi oleh berbagai pihak berkepentingan, seperti pemodal, kapitalis, dan golongan elit. Proses ini memberi gambaran, di mana budaya populer yang awalnya mudah diakses oleh masyarakat luas kini disajikan untuk memperoleh pengakuan status sosial dan keuntungan ekonomi.
Budaya populer telah mendorong perilaku konsumtif di kalangan masyarakat, di mana barang dan layanan sering kali dilihat lebih dari sekadar kualitas serta fungsinya, tetapi juga sebagai simbol status sosial. Meskipun demikian, budaya populer juga memiliki potensi untuk memperkaya kehidupan sosial dan memberikan ruang bagi ekspresi diri. Namun, di lain sisi, terdapat juga risiko eksploitasi dan manipulasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan secara ekonomi; di mana pihak-pihak tersebut berusaha mengarahkan selera dan pengakuan sosial masyarakat melalui media massa dan iklan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, budaya populer dan perannya dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh kekuatan golongan masyarakat atas seperti, pemodal, kapitalis, dan elit yang memanfaatkan kecenderungan konsumerisme masyarakat untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, sebagai manusia yang memiliki budaya, masyarakat perlu lebih kritis dalam menilai tren yang berkembang. Masyarakat perlu menyadari dampak sosial dan ekonomi yang dihasilkan dari pengaruh budaya populer. Sementara itu, kesadaran akan peran budaya dalam mempengaruhi identitas sosial dan hubungan antar kelompok juga penting, agar masyarakat dapat menjaga keseimbangan antara ekspresi diri dan tekanan sosial yang ada sebagai pengaruh dari budaya populer.