Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Lionel Messi, Aldi Taher, dan Gimmick Marketing PSSI
18 Juni 2023 13:50 WIB
Tulisan dari Gigih Imanadi Darma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Segala tentang Lionel Messi adalah tanda tanya besar yang membuat orang berseru. Saat Timnas Argentina kalah dari Timnas Arab Saudi di Piala Dunia 2022 lalu, fans negara petro dollar itu berseru kegirangan "Where is Messi", yang diulang-ulang seperti sedang berzikir.
ADVERTISEMENT
Mereka mengira Lionel Messi adalah jaminan kemenangan sehingga timbul keheranan ketika dua gol dari Saleh Al-Shehri dan Salem Al-Dawsaei menunjukkan fakta yang sebaliknya.
Beberapa bulan setelah menaruh bintang ketiga di jersey mereka, dengan status kesebelasan terbaik di dunia, PSSI sukses mendatangkan La Albiceleste.
Poster dibuat dan wajah Lionel Messi di pasang dan dalam hitungan tak sampai berjam-jam tiket yang mahal itu habis. Sebagian besar ingin melihat Messi. Tapi " Lionel Messiah" itu tak jadi datang. 60 ribu lebih termakan gimmick marketing PSSI. Sudah telanjur.
Lionel Messi Tak Jadi Datang
Ketiadaan Lionel Messi yang lebih memilih berlibur dan konon sekaligus mengurus kepindahannya ke Inter Miami itu merupakan sebuah kekosongan besar.
Argentina adalah ruang besar yang megah dan tak berlebihan rasanya menyebut Lionel Messi sebagai auditoriumnya. Pusat magnet. Tujuan utama mata memandang.
ADVERTISEMENT
Saat final Piala Dunia 2022 komentator menggenapkan frasa 7 keajaiban dunia menjadi 8. Malam itu keajaiban yang baru berada di Lusail Stadium.
Terasa hiperbolik, tapi itu semata-mata untuk menggambarkan—dengan segala pencapaiannya—betapa berharganya keberadaan Lionel Messi dalam sebuah kesebelasan.
Itu juga mengapa banyak masyarakat sepak bola Indonesia yang kecewa dan menyalurkan kenorakan mereka di kolom komentar Lionel Messi. Apakah mereka termasuk yang merogoh kocek sampai Rp 4.250.000? Mungkin tidak.
Tapi dapat dimengerti melihat dari televisi atau dari gawai bagaimana Lionel Messi akan menjadikan Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai taman bermain pribadinya dengan cara menari-nari dan melompat dengan indah; Grand Jete mempecundangi para pemain Timnas Indonesia tentu akan jadi kesenangan yang langka.
Hilang sudah kesempatan Asnawi Mangkualam melakukan sliding tackle ke Lionel Messi. Hilang juga kesempatan Pratama Arhan memamerkan throw in jauhnya itu.
ADVERTISEMENT
Namun apa mau dikata, itu semua hanya imajinasi netizen yang tak sampai. Lionel Messi tak ada di sini. Satu-satunya yang bisa dilakukan sejak rumor itu muncul dan kini berubah jadi kenyataan yang pahit, memang hanya sebatas doa. Harapan.
"Saya berdoa Messi terbang, saya berdoa Messi mendarat, saya berdoa Messi bermain, kan itu yang bisa saya lalukan," ucap Ketua Umum PSSI Erick Thohir suatu kali.
Nyanyian Gimmick Aldi Taher
Jika fans Arab Saudi pernah berseru "Where is Messi", maka cukuplah bagi publik pencinta sepak bola di Tanah Air suara dengan nada pertanyaan serupa diwakilkan oleh seorang Aldi Taher.
Figur serba bisa itu mempersembahkan lagu untuk Lionel Messi. Untuk sang maestro si kulit bundar. Untuk abang kita semua, begitu kata akun resmi FIFA yang menggunakan backsound lagu dari Aldi Taher.
ADVERTISEMENT
"Why you don't come to Indonesia, Mr. Messi, Why?"
Entah sudah berapa karya yang lahir dari suara serak-serak khas mantan suami Dewi Persik itu, yang bisa saya ingat antara lain "Lesti Sayang Billar" dan "Nissa Sabyan I Love You So Much".
Lagu-lagu itu lahir dari sensitivitas dalam menangkap perasaan publik. Wajar kemudian kalau sukses menggugah kesadaran kita dan mengguncang belantika musik Indonesia.
Kalau konsisten berkarya Aldi Taher bisa menjadi ikon musik Indonesia di masa mendatang. Aldi Taher adalah ksatria bergitar yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Sejujurnya saya ragu untuk menyebut Aldi Taher adalah seorang jenius murni. Pendapat itu saya batalkan karena khawatir jangan-jangan itu cara terselubung untuk merendahkan pikiran saya sendiri. Lebih logis untuk mengatakan kalau Aldi Taher adalah aktor kawakan yang menjiwai perannya dengan sangat natural.
Gimmick Marketing PSSI
Gimmick itu alat dan PSSI dengan cara yang lebih halus menggunakan gimmick itu sebagai bagian dari cara mereka berbisnis. Tiket pertandingan adalah produk utama dan untuk memasarkan produk Anda perlu membuat orang-orang merasa butuh dengan produk itu.
Bab dasar dalam ilmu marketing berbicara tentang brand association. PSSI menyadari betul kalau bicara tentang Argentina benak publik langsung terasosiasi dengan sosok Lionel Messi. Hal itu dikuatkan lewat poster yang dirilis yang fokus pada Lionel Messi.
ADVERTISEMENT
Erick Thohir memang tak menyebut kalau Lionel Messi pasti akan datang bersama skuad Argentina lainnya. Tapi sedari awal situasi seperti dirancang bahwa seolah-olah La Pulga bisa datang dan bermain.
Tidakkah Anda curiga, jangan-jangan PSSI sudah mengetahui lebih dulu informasi valid kalau Lionel Messi tak akan bermain melawan Timnas Indonesia? Kalaupun asumsi liar itu benar, tentu PSSI tak bodoh dan selugu itu dalam memberikan keterangan.
Kalau sejak awal kepastian itu dibuka ke publik, kemungkinan masih banyak yang akan datang mendukung Timnas Indonesia tapi apakah tiket pertandingan akan laku keras sampai-sampai "War tiket", atau penjualan menjadi seret?
Menjadi penting bagi PSSI dalam menjaga konsistensi narasi kedatangan Lionel Messi lewat pernyataan-pernyataan dalam sesi konferensi pers. PSSI berulang kali menekankan kalau laga FIFA Matchday Juni 2023 terutama melawan Timnas Argentina adalah spesial event. Sesuatu yang jarang-jarang terjadi.
ADVERTISEMENT
Dan PSSI melakukan itu dengan cara yang harus diakui sangat bagus. Apakah Anda termasuk yang tergocek?
Tabik!