Konten dari Pengguna

Albert Camus: Tentang Bunuh Diri, Absurditas, dan Makna Hidup

Gilang Ramadhan
Pengajar - Penulis - S1 Bahasa dan Sastra Indonesia - Warga Gang Mangga Garis Lurus
15 September 2023 17:57 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gilang Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Buku Mitos Sisifus by Albert Camus, Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Buku Mitos Sisifus by Albert Camus, Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Albert Camus, seorang penulis asal Prancis-Aljazair, punya pandangan yang istimewa tentang hidup. Meskipun dia bukan seorang filsuf klasik, pandangannya sangat berpengaruh dalam pemikiran eksistensial. Dia menekankan pentingnya hidup dalam saat ini daripada mencari makna dalam kehidupan setelah mati atau yang akan datang, dan ia menentang gagasan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Camus menganggap dirinya lebih sebagai penulis daripada seorang filsuf dan berusaha untuk tidak terjebak dalam label eksistensialis. Pandangannya tentang hidup dan eksistensi sangat berbeda dari sebagian besar filsuf, bahkan mereka yang terkait dengan eksistensialisme.
Dia berpendapat bahwa kita sebaiknya menikmati setiap hari tanpa terlalu banyak mencari makna yang dalam. Baginya, bunuh diri adalah pilihan yang salah karena itu tidak memberikan makna yang lebih besar daripada hidup itu sendiri.
Camus mengakui bahwa hidup mungkin tidak memiliki makna inheren, tetapi dia menegaskan bahwa kita dapat menemukan kebahagiaan dalam pengalaman sehari-hari seperti matahari, pantai, cinta, dan hal-hal sederhana lainnya.
Dia juga menyarankan agar kita tidak terlalu mencari makna hidup, karena upaya semacam itu seringkali berujung pada kehampaan. Bagi Camus, merangkul kenyataan bahwa hidup itu absurd adalah langkah pertama untuk benar-benar menikmati kehidupan.
ADVERTISEMENT

Tentang Bunuh Diri

Ilustrasi bunuh diri dari atas gedung. Foto: Shutter Stock
Albert Camus pernah mengatakan, "Hanya ada satu masalah filosofis yang sungguh-serius, dan itulah bunuh diri". Pernyataan ini diambil dari esainya yang berjudul "The Myth of Sisyphus." Dalam esai tersebut, Camus memulai dengan pertanyaan mendasar, yaitu apakah hidup ini layak untuk dijalani, dan ia menjadikannya sebagai inti pemikirannya.
Bagi banyak orang, hidup tanpa makna terasa tidak berarti. Camus memahami perasaan tersebut dan menghadapinya dengan tegas. Ia berpendapat bahwa bunuh diri tidak memberikan solusi, karena kematian tidak memiliki makna yang lebih dalam daripada hidup itu sendiri.
Camus kemudian berpikir tentang apa yang sebenarnya membuat hidup layak dijalani. Namun, ketika mencoba menjawab pertanyaan tentang makna itu sendiri, ia menyadari bahwa jawaban yang memuaskan sangat sulit ditemukan.
ADVERTISEMENT
Pesan dari pemikiran ini adalah untuk menghargai kehidupan, meskipun makna sejati mungkin sulit dicari. Menjalani hidup dengan penuh keberanian dan kebahagiaan adalah cara untuk mengatasi ketidakpastian makna dalam kehidupan kita.

Makna Hidup

Camus berani menyatakan bahwa makna hidup, menurutnya, tidak ada. Dia meyakini bahwa kita tidak bisa menciptakan makna itu sendiri.
Menurutnya, mencari jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan tentang makna hidup adalah tugas yang mustahil, dan setiap upaya untuk memberi makna pada dunia ini hanya akan berakhir dengan kehancuran, karena akhirnya, apapun makna yang kita ciptakan akan menjadi kosong.
Camus juga menolak gagasan bahwa ilmu pengetahuan, filsafat, masyarakat, atau agama bisa memberikan makna hidup yang tahan terhadap absurditas. Baginya, mengandalkan hal-hal tersebut untuk menemukan makna adalah upaya yang sia-sia.
ADVERTISEMENT

Absurditas

Seluruh pemikiran Camus berpusat pada gagasan tentang absurditas. Kita, manusia, selalu punya dorongan untuk mencari makna dalam segala hal. Namun, saat kita menemui situasi di mana makna tampaknya tak ada, kita sering berusaha menciptakannya.
Sayangnya, alam semesta ini tak terlalu peduli dengan upaya kita mencari makna, sehingga seringkali kita terjebak dalam keadaan yang absurd di mana upaya kita untuk menemukan makna selalu berakhir sia-sia. Hidup kita menjadi seperti teka-teki yang tak memiliki jawaban pasti, dan itu akan selalu demikian.
Tapi, menariknya, Camus tidak melihat ketiadaan makna ini sebagai hal yang negatif. Baginya, memahami bahwa hidup ini absurd adalah langkah awal untuk benar-benar menjalani hidup. Meskipun kita berada dalam dunia yang tampaknya tanpa makna, ini adalah tantangan yang bisa kita atasi, sama seperti kita mengatasi masalah-masalah lain dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa yang membuat hidup kita layak untuk dijalani? Menurut Camus, kita harus menemukan kebahagiaan dalam momen-momen kecil. Dia mengagumi matahari, keindahan alam, sentuhan cinta, tarian, dan nikmatnya makanan lezat. Dia juga sangat suka olahraga dan pernah menjadi pemain sepak bola gacoan di masa mudanya.
Dia mendorong kita untuk menikmati momen-momen sederhana ini. Meskipun hidup ini mungkin tanpa makna yang jelas, itu bukan alasan untuk tidak menikmatinya. Ketiadaan makna hanya merupakan latar belakang, seperti gravitasi, yang perlu kita hadapi.

Pahlawan Absurd

Camus mengkritik orang-orang yang berusaha memberi makna pada hidup yang sebenarnya absurd. Meskipun menciptakan makna tersebut bisa memberikan rasa nyaman, Camus percaya bahwa akhirnya sistem makna itu akan gagal. Alam semesta ini tetaplah acuh tak acuh terhadap kita, peristiwa acak terjadi, dan kita akan kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa hidup ini tak memiliki makna yang pasti.
ADVERTISEMENT
Dia juga mencatat bahwa beberapa pemikir seperti Kierkegaard mencapai kesadaran akan absurditas hidup, tetapi mereka melarikan diri ke arah agama atau gagasan tentang kehidupan setelah kematian untuk mencari makna. Eksistensialis Prancis juga melakukan hal serupa secara sekuler. Namun, Camus memilih untuk tidak mengikuti jalur ini.
Menurut Camus, solusi sebenarnya adalah merangkul absurditas. Pahlawan sejati, menurutnya, adalah mereka yang bisa hidup dalam kesadaran akan absurditas ini dan tetap bahagia. Camus adalah contoh nyata dari hal ini, dan dia mengambil inspirasi dari karakter-karakter seperti Don Juan dan Sisyphus untuk menunjukkan contohnya.
Dia mengatakan kepada kita untuk membayangkan bahwa Sisyphus bahagia, karena pahlawan absurd mampu menjalani hidup sehari-hari dengan semangat, seperti menggulung batu ke atas bukit tanpa akhir.
ADVERTISEMENT

Apa yang Sebaiknya Kita Lakukan Saat Ini?

Camus punya saran yang sederhana: keluarlah, nikmati matahari, jalan-jalan di pantai, main sepak bola, makan siang dengan teman-teman, dan jangan menyerah. Terimalah kenyataan bahwa hidup mungkin tanpa makna yang jelas, tapi itu bukan alasan untuk tidak menikmatinya. Kita bisa memilih untuk melanjutkan melakukan hal-hal yang kita nikmati, meskipun tak selalu ada makna yang terlihat dalam tindakan kita.
Jadi, bisakah kita temukan hidup yang memuaskan kebutuhan kita akan makna? Menurut Camus, jawabannya adalah tidak. Tapi itu sebenarnya bukan masalah besar. Kita masih hidup di sini dan sekarang, dan kita punya semua kesempatan untuk menikmati hidup ini.
Hidup ini patut dijalani dan harus dirayakan apa adanya. Meskipun mungkin sulit menghadapi kenyataan bahwa hidup ini mungkin absurd tanpa pencarian makna yang pasti, Camus mendorong kita untuk menghadapinya dengan berani, bahkan dengan senyum di wajah kita.
ADVERTISEMENT