Konten dari Pengguna

Thrifting: Antara Tren dan Pengurangan Limbah Pakaian

Gilang Tri Saputra
Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto
24 Januari 2023 14:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gilang Tri Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Calon pembeli memilih pakaian impor bekas di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (8/7/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Calon pembeli memilih pakaian impor bekas di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (8/7/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Tren membeli baju bekas atau thrifting kini semakin berkembang pesat di Indonesia. Lapak baju bekas online maupun offline kini lebih dikenal dengan sebutan thrift shop.
ADVERTISEMENT
Istilah thrift shopping berasal dari Bahasa Inggris, di mana thrift yang berarti penghematan. Sedangkan, shopping adalah kegiatan membeli barang. Jadi thrifting diartikan sebagai kegiatan belanja dengan biaya yang dikeluarkan sekecil mungkin.
Tren belanja pakaian bekas atau yang biasa disebut thrifting, saat ini sedang menjamur di Indonesia, salah satunya di Kota Purwokerto, Banyumas. Hal tersebut terlihat dari antusias masyarakat menghadiri event thrifting Banyumas Thrift Market yang digelar pada 21-25 Desember 2022 di Moro Mall Purwokerto.
"Kalo dulu segmen thrifting mungkin hanya kalangan anak muda saja. Sekarang bisa dilihat, peminatnya itu ada bapak-bapak, ibu-ibu, bahkan merambah kalangan menengah atas yang berarti peminatnya semakin luas," kata Farel, owner salah satu thrift shop.
Pintu Masuk Banyumas Thrift Market, Moro Mall Purwokerto. Dokumentasi Pribadi
Banyumas Thrift Market merupakan event yang dibuat oleh komunitas thrifting Kota Purwokerto. Sebanyak 84 tenant turut memeriahkan event tersebut. Barang yang dijual sangat beragam mulai dari kaus, jaket, sepatu, topi, celana, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Dilansir melalui instagram @banyumasthriftmarket, ke depannya event thrift akan digelar setiap tiga bulan sekali di berbagai tempat di Kabupaten Banyumas. Sampai saat ini, event tersebut sudah berjalan selama 5 kali dan yang terakhir merupakan perayaan 1 tahun Banyumas Thrift Market.
Event yang diadakan selama lima hari tersebut, juga dimeriahkan oleh berbagai penampilan live music serta giveaway setiap harinya.
Dokumentasi Pribadi.
"Awalnya karena pengin punya barang branded tapi tidak punya uang, akhirnya mencari barang bekas yang harganya jauh lebih murah tapi kualitasnya masih oke," kata Indra, salah satu peminat thrift.
Salah satu persoalan dengan adanya tren thrifting adalah bertambahnya limbah tekstil. Karena barang yang dijual mayoritas adalah barang impor, maka pakaian yang seharusnya menjadi limbah di negara lain, malah punya nilai ekonomi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, ancaman limbah pakaian bisa diminimalisir jika masyarakat tidak terlalu konsumtif dalam berbelanja. Artinya, mereka bisa mencari baju yang memang sesuai dengan kebutuhannya dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Kurangnya edukasi pada masyarakat soal thrifting, membuat konsumen lebih konsumtif ketika melihat barang bekas yang tampak masih layak pakai dan dengan harga yang juga murah.
Pekerja memilah limbah sisa kain di tempat pengepul limbah tekstil, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Konsep berjualan barang bekas yang punya fokus pada pengurangan limbah tekstil, juga bisa dilakukan dengan cara mengubah produk yang pernah dipakai agar bisa digunakan kembali atau "rework".
Dengan konsep rework , baju yang kita miliki bisa dimodifikasi sesuai selera kita. Rework bisa dilakukan dengan cara memotong, menghias, atau bahkan menggabungkan beberapa potong baju menjadi suatu pakaian dengan model yang baru.
ADVERTISEMENT
Untuk itu masyarakat perlu diarahkan dan mendalami kembali apa itu tren thrifting dan dampak positif yang bisa diambil. Sebaiknya, gunakan barang bekas sesuai fungsinya dan kebutuhan masing-masing orang.
Ketika thrifting dilakukan dengan cara yang benar, maka tren ini akan berlangsung untuk jangka waktu lama. Namun, jika hanya dijadikan ajang keseruan anak muda untuk tampil fashionable semata, tren ini akan menghilang dalam beberapa waktu saja.