Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bersama Mengubah Mindset
20 Oktober 2021 14:41 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari ginanjar saras adhiguna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya kebakaran hutan dan lahan yang ada di Indonesia terjadi karena memang sengaja dibakar. Masyarakat yang dengan sengaja membakar lahan mereka untuk membuka dan membersihkan lahan bukan tanpa alasan, dirasa cepat praktis dan murah menjadi pilihan utama mereka.
ADVERTISEMENT
Tetapi bisa saja hal ini terjadi karena pada dasarnya masyarakat belum mengetahui bahwa ada cara-cara untuk bagaimana agar mereka bisa mengelola lahan mereka dengan cara yang lebih ramah. Dapat dikatakan bagaimana cara membuka lahan yang benar yang minim akan dampak negatif masih kurang atau belum diketahui.
Kondisi yang ada diperparah lagi dengan kegiatan masyarakat yeng membuka lahan dengan cara membakar dan kemudian ditinggal atau dibiarkan begitu saja. Hal ini yang menyebabkan api semakin tidak terkendali yang dapat menyebabkan api dapat meluas hingga area atau lahan yang tidak diinginkan. Tentu saja ini memberikan kerugian bagi berbagai pihak dan belum lagi asap yang ditimbulkan.
Kita harus satu suara bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ini memberikan dampak yang negatif baik bagi stabilitas ekonomi, aspek lingkungan, dan yang terpenting Kesehatan manusia. Kita harus sepakat bahwa kebakaran yang ada itu sangat merugikan kita.
ADVERTISEMENT
Yang pertama dan utama untuk melawan semua ini ada dengan cara pencegahan. Banyak sekali cara-cara pencegahan seperti sosialisasi, kampanye karhutla, patroli, pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB), pembutan sekat, agroforestri dan lain sebagainya.
Kenapa pencegahan penting?
Ya… karena seperti pepatah mengatakan bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati.
Pencegahan itu yang pasti jauh lebih murah dari pada kita harus melakukan kegiatan pemadaman. Mencegah berarti sama saja kita sudah menyelamatkan kita sesama manusia dan juga makhluk hidup lain dari ancaman kebakaran hutan dan lahan dan meminimalisir dampak negatif yang terjadi.
Dalam kegiatan Sosialisasi dan Bimtek PLTB di Kecamatan Talisayan yang diselenggarakan oleh BPBD Kab. Berau pada 14-17 Oktober 2021 yang diikuti sekitar 30 peserta dari kecamatan Talisayan yang didominasi oleh kelompok tani dan masyarakat peduli api (MPA). Masyarakat sepakat untuk mencegah karhutla dan mencoba meminimalisir membersihkan lahan dengan cara membakar. Dapat dikatakan bahwa mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat itu sama halnya kita harus berenang melawan arus yang deras sekali. Sehingga pendekatan untuk masyarakat dengan cara melarang tanpa memberikan sebuah solusi dirasa sama saja kita memberi beban tambahan bagi mereka.
PLTB hadir menjawab permasalahan yang ada. Masyarakat diajarkan bagaimana agar setidaknya mengurangi kegiatan membakar. Susah sepertinya karena sudah mejadi kebiasaan, tetapi biarkan masyarakat berproses. Dari proses tersebut masyarakat juga akan belajar dan mengetahui apa yang mereka peroleh dari kegiatan tersebut. Sehingga harapannya kedepan masyarakat yang tadinya membakar mulai mengurangi luasan bakaran dan akhirnya sampai tidak membakar lahan sama sekali karena hasil dari bukaan lahan, mereka manfaatkan untuk membuat sebuah produk bermanfaat seperti asap cair, arang dan juga kompos.
ADVERTISEMENT
Produk-produk tersebut biar mereka rasakan dampaknya. Dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa harus membeli lagi ataupun orientasi akan lebih jauh yaitu untuk diperjualbelikan. Itulah proses kehidupan agar masyarakat juga belajar untuk mengelola lahan mereka dengan cara yang ramah.
“Ajaklah orang yang sepemikiran”. Dengan arti bahwa Ketika ada orang yang memilki kesamaan pendapat maka gandenglah dia untuk kearah yang lebih baik. Karena untuk mengajak orang yang belum tau apa itu PLTB agaknya akan sangat susah sekali. Yang diinginkan masyarakat itu adalah bukti dan hasil. Sehingga kita lakukan saja PLTB tersebut. Mulai kita manfaatkan limbah hasil bukaan lahan untuk kita jadikan barang yang memiliki nilai lebih dan berguna. Biarkan masyarakat lain mendengar dan melihat dari kejauhan terlebih dahulu dan bukan tidak mungkin mereka akan mulai melihat dari dekat. Mereka mulai penasaran dan mereka mulai bertanya hingga pada akhirnya mereka ikut untuk melakukan PLTB secara Bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Bukan hal yang mudah untuk merubah mindset dan budaya masyarakat karena mungkin saja mereka belum tau bagaimana desain pembukaan lahan yang baik dan ramah. Mari kita cegah karhutla salah satunya dengan kegiatan PLTB.