Konten dari Pengguna

5 Alasan Mengapa Kamu Harus Bangga Menjadi Seorang Grammar Nazi

Grammar Nazi
It is not truth that matters, but right grammar.
11 Januari 2018 11:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Grammar Nazi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bendera Inggris (Foto: Pixabay/terimakasih0)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Inggris (Foto: Pixabay/terimakasih0)
ADVERTISEMENT
Pernah dengar istilah Grammar Nazi? Atau malah kamu sering dapat panggilan itu? Istilah itu dikhususkan untuk seseorang yang memiliki kepekaan tinggi terhadap tata bahasa. Pada penggunaan yang lazim, grammar yang dimaksud adalah grammar dalam berbahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Nah, sebutan Grammar Nazi ini sering banget mengandung makna konotatif. Hobi koreksi ucapan atau tulisan yang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa dianggap perbuatan lancang. Memang buat kebanyakan orang, Grammar Nazi ini sangat annoying, dicap enggak punya kerjaan, bahkan sampai ada sebutan “Pengacau Twitter”. Ah, seorang Grammar Nazi memang berada di garis perjuangan yang cukup pelik.
Jika kamu dan aku berada di garis perjuangan yang sama, ketahuilah semua ini memang enggak mudah. Seenggaknya ada lima alasan ini yang membuat kamu semakin yakin ini jalan yang benar, enggak ada kata mundur. Apa saja?
1. Kamu orang yang mau terus belajar
Kamu tahu banget bedanya ‘your’ dengan ‘you’re’ karena kamu pernah salah sebelumnya, baik dalam berucap atau menulis. Maka ketika ada orang lain melakukan kesalahan yang sama, kamu berniat baik dengan mengoreksi. Sebab semakin sering mengulang, semakin kamu akan mengingat, dan semakin kamu paham.
ADVERTISEMENT
2. Istilah ini sebetulnya enggak pas, tapi kamu menerima dengan lapang dada
Nazi mengacu pada partai politik yang pernah ada di Jerman. Penggunaan istilah Grammar Nazi, untuk kaidah berbahasa Inggris, ibarat jauh panggang dari api. Jerman di pihak Blok Sentral tentu punya sejarah yang sengit dengan Inggris saat Perang Dunia. Jadi sebetulnya, penciptaan istilah ini tidak pada konteks yang tepat.
3. Kamu orang yang cepat move on
Move on? Apa hubungannya move on dengan pekerjaan mulia ini? Semua berawal pada tahun 1945, ketika Jerman menyerah kepada Sekutu, setelah dikepung Soviet dari arah Timur dan AS dari arah Barat. Hingga tepat pada tanggal 7 Mei 1945, Jerman menyetujui penyerahan tanpa syarat di kota Reims, Perancis. Semua itu terjadi 73 tahun lalu. Namun bagi yang punya empati khusus terhadap Jerman, atau fans berat Hitler, mungkin saja masih berandai-andai jikalau Jerman yang menang Perang Dunia II, mungkin saja bahasa internasional yang kita kenal hari ini bukan lah bahasa Inggris tetapi bahasa Jerman.
ADVERTISEMENT
4. Kamu peduli, meskipun kepedulian itu tak berbalas
Kamu pasti sering dengar kalimat ini, “Masa bodoh dengan grammar, orang bule aslinya tuh tetap paham ucapan kita sejelek apapun grammar yang kita pakai.” Buat kamu yang memang serius mau belajar bahasa Inggris, ucapan ini enggak menolong sama sekali. Kalau enggak dilatih dari percakapan sehari-hari, bagaimana selanjutnya kita mampu menulis, membaca, dan mendengar dengan baik?
5. Kamu paham, bahasa itu perlu dirasakan
Mengutip dari seorang wartawan yang pernah bertugas di UK, "Bahasa itu harus dirasakan." Kepekaan terhadap rasa ini hanya bisa didapat jika bahasa itu sering digunakan, baik secara lisan maupun tulisan. Kalau kamu mau belajar suatu bahasa, mulai lah dari membiasakan dalam pembicaraan sehari-hari. Secara di negara kita bahasa Inggris bukan lingua franca, maka praktekkan lah bahasa Inggris yang baik dan benar sekalinya ada kesempatan. Asal kita enggak defensif atau menutup diri, ilmu itu akan mudah diserap.
ADVERTISEMENT