Man City adalah Tim Terbaik Dunia Saat Ini

Gregorian Tambuk
Lulusan Politeknik Pos Indonesia Prodi D4 Logistik Bisnis Warehouseman at PT Enseval Putera Megatrading
Konten dari Pengguna
5 Juli 2023 20:27 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gregorian Tambuk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Para pemain Manchester City merayakan dengan trofi setelah memenangkan Piala FA di Stadion Wembley, London, Inggris, Sabtu (3/6/2023). Foto: Action Images via Reuters/Paul Childs
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Manchester City merayakan dengan trofi setelah memenangkan Piala FA di Stadion Wembley, London, Inggris, Sabtu (3/6/2023). Foto: Action Images via Reuters/Paul Childs
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Man City sudah dipastikan meraih gelar juara Premier League musim 2022/2023, kepastian itu didapat setelah Arsenal secara mengejutkan tumbang dari Nottingham Forest dalam lanjutan laga Premier League pekan ke-37. Secara matematis poin tim asuhan Pep Guardiola itu sudah tidak bisa dikejar oleh Arsenal karena musim ini tinggal menyisakkan dua laga lagi.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan gelar ke-9 Man City yang sekaligus menyamai torehan dari Everton, pencapaian ini membuat tim yang berjuluk The Citizens tersebut masuk ke jajaran Big Four untuk tim dengan pengoleksi gelar terbanyak Liga Inggris. Man City bersanding dengan Arsenal, Liverpool, dan Man United yang mengukuhkan diri sebagai penguasa tanah Inggris.
Puncak prestasi dari tim berjuluk The Citizens tersebut terjadi pada tanggal 11 Juni 2023, Kevin de Bruyne cs akhirnya berhasil merengkuh trofi yang dinantikan selama bertahun-tahun yakni Liga Champions. Man City kembali berhasil mengukir sejarah baru dengan memasukkan trofi 'si kuping besar' ke dalam lemari trofi mereka.
Kepastian ini didapat setelah pada partai final yang dihelat di Ataturk Olympic Stadium berhasil mengalahkan Inter Milan dengan skor tipis 1-0, torehan ini sekaligus memastikan Man City meraih trebble winners setelah sepakan sebelumnya berhasil memenangkan Piala FA. Prestasi tersebut membuat Man City menjadi tim kedua di Inggris yang mampu meraih trebble setelah Man United berhasil melakukannya pertama kali pada musim 1998-1999.
ADVERTISEMENT
Kini Man City sudah dipandang sebagai tim hebat di Inggris, bahkan menjadi yang terhebat di eranya. Dalam 11 tahun terakhir Man City sudah memenangkan total 7 gelar Premier League, ini menunjukkan bahwa klub asuhan Pep Guardiola ini sangat mendominasi di Inggris. Konsistensi menjadi sebuah syarat mutlak agar sebuah klub bisa diakui sebagai klub hebat, Man City sudah layak menyandang status tersebut.
Sejak diambil alih oleh taipan asal Uni Emirat Arab yakni Syekh Mansour pada tahun 2008, Man City menjelma menjadi kekuatan baru di Premier League, The Citizens mulai meramaikan persaingan gelar juara yang biasanya diperebutkan oleh 4 tim tradisional ketika itu seperti Chelsea, Arsenal, Man United, dan Liverpool.
Meski begitu banyak orang masih mencibir tim yang bermarkas di Etihad Stadium itu, beberapa orang menganggap Man City bisa sukses hanya karena sokongan dana dari sang taipan Uni Emirat Arab, bahkan ada yang menganggap kalau Man City masih tidak memiliki reputasi mentereng dibanding dengan penghuni tradisional The Big Four seperti Chelsea, Man United, Liverpool, dan Arsenal. Mereka tidak sadar bahwa Man City sudah konsisten bersaing di papan atas selama 12 tahun terakhir, The Citizens bahkan tidak pernah terlempar dari empat besar sejak musim 2010/2011. Hal itu menunjukkan betapa konsisten dan tangguhnya Man City.
ADVERTISEMENT

Konsisten Adalah Kunci

Pemain Manchester City Kalvin Phillips dan John Stones merayakan dengan trofi setelah memenangkan FA Cup di Stadion Wembley, London, Inggris, Sabtu (3/6/2023). Foto: Action Images via Reuters/Paul Childs
Di era sepakbola modern sebuah tim akan dianggap sebagai tim besar apabila mampu terus konsisten bersaing di papan atas selama puluhan tahun, Man City sudah melakukannya sehingga tidak ada alasan lagi yang menyatakan bahwa Man City adalah tim gurem yang tidak memiliki sejarah. Kita bisa melihat Man United sebagai referensi, tim berjuluk The Reds Devils ini dianggap sebagai penguasa Liga Inggris.
Torehan fantastis selama dekade 1990-an dan era 2000-an menjadi bukti betapa mengerikannya Man United, namun semenjak terakhir kali menjuarai Premier League pada musim 2012/2013 The Reds Devils mengalami paceklik gelar, Man United sampai sekarang belum pernah lagi memenangkan Premier League, dan hanya mengoleksi 4 trofi major dalam kurun waktu 9 tahun.
ADVERTISEMENT
Hal ini berbalik dengan Man City, sejak menjuarai Premier League pada musim 2011/2012, The Citizens selalu konsisten meraih trofi bergengsi. Total 18 trofi dalam kurun 12 tahun sudah berhasil masuk lemari, hasil yang luar biasa untuk tim yang sering diolok-olok karena tidak memiliki reputasi mentereng. Tidak terasa sudah puluhan tahun Man City merajai tanah Inggris, torehan itu tentunya sudah pasti membuat Kevin de Bruyne cs resmi menjadi tim besar di Inggris.
Konsisten meraih trofi selama puluhan tahun di tanah Inggris bukanlah hal mudah karena mengingat persaingan disana sangat keras. Banyak tim hebat yang setiap tahun selalu bersaing untuk memperebutkan gelar juara, Tottenham, Arsenal, Man United, Chelsea, dan Liverpool adalah contoh tim-tim raksasa dengan reputasi mentereng di Inggris. Bayangkan saja selama puluhan tahun Man City selalu bersaing dengan deretan tim seperti itu, sudah dipastikan untuk bisa konsisten meraih trofi diperlukan mentalitas yang kuat serta para pemain terbaik. Man City sudah mempunyai kedua hal tersebut, sekali lagi Man City sudah layak masuk ke jajaran elite.
ADVERTISEMENT

Transfer Pemain yang Jitu, Kejeniusan Seorang Txiki Begiristain

Para pemain Manchester City merayakan dengan trofi setelah memenangkan Piala FA di Stadion Wembley, London, Inggris, Sabtu (3/6/2023). Foto: Action Images via Reuters/Paul Childs
Klub hebat selalu memiliki perencanaan yang matang dan jelas, Man City adalah salah satunya. Jajaran manajemen klub ini diisi oleh orang-orang terbaik di bidangnya. Direktur Tekniknya sendiri adalah sosok legendaris bernama Txiki Begiristain, dia adalah salah satu sosok kunci dalam era kesuksesan Man City selama 10 tahun terakhir. Kebijakan transfernya yang jenius berhasil membuat Man City memiliki skuat terbaik di Inggris dan Eropa, Pep Guardiola bahkan mengakui bahwa Txiki Begiristain telah banyak membantunya selama di Man City.
Mantan Direktur Olahraga Barcelona ini memiliki strategi transfer yang berbeda dari rata-rata tim elite, The Citizens di bawah naungannya selalu berhasil melakukan transfer yang efisien, Txiki Begiristain lebih senang mencari pemain-pemain potensial yang bisa dikembangkan menjadi pemain hebat ketimbang membeli pemain bintang yang sudah jadi, dalam mencari pemain pria berusia 58 tahun itu dikenal sangat selekif. Kriteria yang dilihat ketika ingin merekrut pemain adalah memastikan calon pemainnya ini memiliki gaya bermain yang sesuai dengan filosofi klub.
ADVERTISEMENT
Man City di bawah kepelatihan Pep Guardiola menganut sistem tiki-taka yang artinya pemain yang direkrut harus memiliki kriteria yang menunjang agar cocok dengan sistem permainan The Citizens, Txiki Begiristain dikenal tajam dalam mencium bakat-bakat potensial yang bisa dikembangkan menjadi pemain kelas dunia. Julian Alvarez merupakan salah satu pembelian jitu Man City yang merupakan hasil pengamatannya.
Pemain internasional Argentina itu mampu tampil apik dan beberapa kali berhasil membantu Man City keluar dari situasi sulit. Contohnya adalah gol penyama kedudukannya melawan Liverpool yang membuat mental Kevin de Bruyne cs langsung meningkat hingga akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor telak 4-1.
Selain itu dalam laga melawan Fulham Julian Alvarez menjadi pahlawan dengan mencetak gol spektakuler guna memastikan kemenangan The Citizens dengan skor 2-1. Itu adalah salah satu bukti betapa tajam insting dari seorang Txiki Begiristain, lebih hebatnya lagi harga mantan pemain River Plate tersebut tergolong sangat murah yaitu hanya sebesar 17 juta Euro.
ADVERTISEMENT
Usianya yang masih 22 tahun membuat Julian Alvarez masih bisa dikembangkan lebih jauh lagi untuk menjadi pemain kelas dunia, Txiki Begiristain memang senang merekrut pemain-pemain muda karena ia ingin mempersiapkan tim untuk berjaya dalam jangka panjang.
Selain senang merekrut pemain muda pria asal Spanyol tersebut juga sangat tahu mengenai apa yang dibutuhkan tim, dia paham Man City banyak mengikuti berbagai kompetisi sehingga perlu membeli pemain yang berfungsi sebagai tambal untuk mengisi sektor yang dirasa musti diperbaiki. Manuel Akanji adalah jawaban atas masalah tersebut, ditebus dari Borrusia Dortmund dengan harga murah sebesar 15 juta Euro, pemain asal Swiss tersebut langsung menjadi sosok penting yang menggalang pertahanan City.
Pemain asal Swiss tersebut memang jarang dibicarakan oleh media, dan para pandit sepakbola, namun sekali lagi insting seorang Txiki Begiristain mengatakan bahwa pemain ini akan memberikan pengaruh positif dalam tim yang pada akhirnya instingnya ternyata tepat.
ADVERTISEMENT
Transfer terhebat dari seorang Txiki Begiristain adalah ketika dia berhasil membuat Erling Haaland merapat ke Man City, pemain asal Norwegia tersebut merupakan komoditi panas di Eropa, sejak masih bermain di Borussia Dortmund Erling Haaland sudah diincar oleh banyak tim-tim besar Eropa.
Pemilu Manchester City Ilkay Gundogan merayakan gol kedua mereka dengan John Stones saat hadapi Manchester United di Stadion Wembley, London, Inggris, Sabtu (3/6/2023). Foto: Carl Recine/REUTERS
Ketika sadar bahwa kontrak Erling Haaland tinggal tersisa semusim lagi, pria asal Spanyol ini langsung bergerak cepat. Dia tahu bahwa Pep Guardiola memerlukan seorang striker yang kuat dalam menahan bola di depan, dan memiliki insting tajam mencetak gol yang hebat.
Ditambah lagi ketika kontrak pemain sudah mau habis biasanya harganya akan semakin murah. Begiristain tidak mau kehilangan momentum tersebut, maka dia langsung melakukan proses transfer dengan cepat dan senyap guna mendatangkan Haaland ke Etihad Stadium.
ADVERTISEMENT
Biaya sebesar 60 juta Euro adalah jumlah yang harus dikeluarkan Man City untuk menebus pemain internasional Norwegia tersebut, harga yang relatif murah untuk pemain yang menunjukkan performa luar biasa selama 2 musim terakhir. Jeli dalam melihat situasi dan langsung bergerak cepat tanpa ragu merupakan salah satu kehebatan lainnya dari Direktur Teknik legendaris dunia tersebut.
Memang Txiki Begiristain secara diam-diam sudah memantau Haaland dalam 2 musim terakhir, dia mengamati bagaimana gaya bermainnya lalu mencocokkannya dengan sistem permainan Man City kemudian mengirim datanya kepada tim scouting Man City, dan Pep Guardiola untuk dianalisa lebih dalam, hingga merencanakan proses transfer yang sudah disiapkan sedini mungkin dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi termasuk memperhitungkan biaya transfer.
ADVERTISEMENT
Ketika tahu bahwa Haaland tidak ingin memperpanjang kontraknya di Dortmund mereka langsung bergerak cepat sesuai dengan rencana yang sudah disiapkan dari jauh-jauh hari sehingga kepindahan Erling Haaland terjadi dengan senyap dan cepat tanpa embel-embel saga transfer yang menyita perhatian.
Kesimpulannya Man City memiliki semua syarat yang diperlukan untuk menjadi tim terbaik di Inggris dan salah satu yang terbaik di Eropa, konsisten berada di level atas selama bertahun-tahun, dan mempunyai perencanaan matang merupakan kunci dari hebatnya The Citizens. Tentunya hal ini sudah sesuai dengan visi dan misi yang dibuat oleh Khaldoon Al Mubarak ketika mengakuisisi Man City pada tahun 2008, ketika pertama kali datang pria asal Uni Emirat Arab ini ingin menjadikan Man City sebagai klub terbaik di dunia.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa mewujudkan cita-cita tersebut dia mempekerjakkan orang-orang terbaik di bidangnya yang tahu dan memahami visi dan misi dari Khaldoon Al Mubarak. Taipan Timur Tengah tersebut tahu bahwa untuk mewujudkan rencana besar tersebut harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak boleh sembrono.
Atas dasar tersebut dia mulai memetakan sektor mana saja yang musti dibenahi terlebih dahulu , dimulai dari komposisi skuat, jajaran staf kepelatihan, sampai Direktur Teknik tak luput dari perhatiannya. Pembenahan secara terstruktur dan perlahan menjadi kunci bagi Man City dalam transformasinya menjadi klub terbaik Inggris