Konten dari Pengguna

Terimakasih Gas Melon, Kini Gen Z Tidak Apatis dengan Politik Lagi

Gregorian Tambuk
Lulusan Politeknik Pos Indonesia Prodi D4 Logistik Bisnis Warehouseman at PT Enseval Putera Megatrading
10 Februari 2025 11:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gregorian Tambuk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Polemik mengenai kelangkaan gas LPG 3 kg membuat masyarakat resah dalam seminggu terakhir ini, bayangkan saja tiba-tiba gas yang biasanya sering ditemukan di berbagai warung pengecer tiba-tiba menghilang begitu saja. Kebijakan dari Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam melarang pengecer menjual LPG 3 kg mulai 1 Februari 2025 membuat kepala semua orang pening tak karuan, kebijakan ini melarang pengecer menjual LPG 3 kg mulai 1 Februari 2025. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan distribusi LPG bersubsidi lebih tepat sasaran dan mengurangi potensi penyimpangan dalam distribusi.
Ilustrasi Antrian Gas LPG / Sumber : Dibuat oleh AI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Antrian Gas LPG / Sumber : Dibuat oleh AI
Masalah ini sempat membuat jagat media sosial menjadi heboh selama sepekan terakhir, banyak yang mengkritik kebijakan dari Bahlil Lahadalia tersebut, bahkan ada beberapa netizen menyarankan agar Presiden Prabowo Subianto segera melakukan reshuffle. Berdasarkan fenomena kelangkaan gas LPG 3 kg tersebut ada satu hal mencolok ketika saya membaca komentar-komentar netizen di berbagai media sosial seperti Twitter, dan Instagram terkait masalah ini yaitu banyaknya gen z yang memberikan pendapat secara kritis mengenai masalah kelangkaan gas LPG 3 kg, bahkan di Twitter beberapa mereka malah membuat sebuah utas panjang mengenai teori penyebab kelangkaan gas LPG 3 kg tersebut. Hal ini tentu menarik mengingat banyak kaum muda memiliki kecenderungan untuk tidak tertarik dengan isu-isu mengenai kebijakan Pemerintah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei dari atadata Insight Center (KIC) pada tahun 2023 menemukan bahwa 59,8% dari 1.005 responden anak muda Indonesia tertarik dengan politik, sementara 40,2% sisanya tidak tertarik. 40,2 % responden yang tidak tertarik menunjukkan masih banyak anak muda memilih untuk tidak mengikuti perkembangan politik maupun isu-isu terkait dengan kebijakan Pemerintah, ada banyak faktor mengapa mereka tidak tertarik dengan isu politik ;
Ketidakpercayaan pada sistem – Banyak anak muda merasa politik cuma jadi ajang kepentingan elit dan nggak benar-benar membawa perubahan buat masyarakat.
Minimnya edukasi politik – Kurangnya pemahaman soal politik bikin sebagian anak muda bingung atau malas mengikuti perkembangan.
Merasa suara mereka tidak berpengaruh – Ada anggapan bahwa satu suara tidak akan mengubah apa pun, jadi mereka merasa enggan peduli.
ADVERTISEMENT
Distraksi dari media & hiburan – Dengan banyaknya hiburan dan tren di media sosial, isu politik sering kalah menarik dibandingkan konten viral atau hiburan lainnya.
Trauma politik & ketakutan – Beberapa anak muda takut terlibat atau menyuarakan pendapat karena melihat risiko seperti perundungan online atau tekanan sosial.
Namun karena masalah kelangkaan gas LPG 3 kg ini membuat para kaum gen z pada akhirnya mau bersuara dan memberikan pendapat kritis mereka, mengapa bisa demikian ? Karena gas LPG 3 kg lekat dengan kehidupan sehari-hari. Rata-rata mereka juga sering menggunakan gas yang dijuluki sebagai gas melon tersebut untuk menunjang hidupnya, mereka kebanyakan merantau, dan menggunakan gas untuk memasak karena harganya murah, serta bisa menghemat banyak uang.
Ilustrasi kaum gen z / Sumber : Dibuat oleh AI
Akibat dari keputusan pembatasan distribusi gas LPG 3 kg tentu membuat mereka resah karena harus mencari ke agen resmi untuk mendapatkannya, belum lagi antrian panjang, serta jauhnya jarak tempuh ke tempat agen resmi membuat para gen z berpikir ulang untuk ikut mengantri apalagi sampai harus melakukan perjalanan jauh ke gen resmi hanya untuk memebeli gas. Mereka rata-rata sudah bekerja serta sibuk dengan jadwal kerja yang padat sehingga tidak ada waktu untuk mengantri gas, apalagi sampai melakukan perjalanan ke tempat agen resmi untuk mendapatkan gas, jalan alternatifnya adalah mereka mau tidak mau harus membeli makanan jadi yang tentunya menambah pengeluaran. Hal ini tentunya tidak disukai karena gen z identik dengan filosofi hidup YONO (You Only Need One), artinya adalah mereka sebisa mungkin menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Karena filosofi yang dianut inilah membuat mereka ikut resah terkait kebijakan dari Pemerintah terkait dengan pembatasan distribusi gas LPG 3 kg sehingga ikut menyuarakan aspirasi melalui platform media sosial, terlepas dari kontroversialnya kebijakan pembatasan distribusi tersebut ada hal positif yang bisa dilihat yakni gen z mulai kritis terhadap isu kebijakan Pemerintah.
ADVERTISEMENT