Twitter, Forum Debat Tanpa Baper

Gregorian Tambuk
Lulusan Politeknik Pos Indonesia Prodi D4 Logistik Bisnis Warehouseman at PT Enseval Putera Megatrading
Konten dari Pengguna
26 Maret 2023 5:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gregorian Tambuk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Twitter. Foto: REUTERS/Kacper Pempel
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Twitter. Foto: REUTERS/Kacper Pempel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selama beberapa tahun terakhir saya cukup aktif di media sosial Twitter, ribuan tweet telah saya kirim ke media sosial berlogo burung biru tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain membuat tweet saya juga ikut nimbrung di berbagai forum diskusi, mulai dari forum para pekerja hingga forum nyeleneh seperti akun pencari jodoh dan akun meme. Dari sekian banyak forum diskusi ada satu hal yang menarik bagi saya mengenai karakter netizen Twitter. Kira-kira apa itu?
Hal menarik menurut saya dari karakter netizen Twitter adalah mereka kaya akan literasi, ketika membuat tweet atau menyanggah sebuah informasi mereka menyertakan bukti-bukti valid disertai kreativitas mereka dalam pemilihan kosakata sehingga menghasilkan sebuah balasan tweet yang berbobot.
Ini juga menjadi landasan mereka ketika saling beradu argumen satu sama lain dalam sebuah forum diskusi. Mereka tidak mudah tersulut emosi ketika pendapat mereka disanggah bahkan sampai dicecar sekalipun.
Ilustrasi main Twitter. Foto: Getty Images
Netizen Twitter adalah tipikal orang berkepala dingin yang selalu mendahulukan pengumpulan bukti sebelum mereka menyimpulkan valid atau tidaknya sebuah informasi yang beredar di Twitter.
ADVERTISEMENT
Selain itu netizen Twitter adalah tipikal orang yang rendah hati, jika dikritik karena tweet atau informasi yang dibagikan tidak benar mereka akan selalu menerima dengan lapang dada dan terbuka dengan berbagai masukan.
Tidak ada perasaan selalu benar dan arogan dari netizen Twitter, ketika melihat perdebatan antar netizen saya justru banyak mendapatkan pengetahuan baru yang tentunya menambah literasi menjadi lebih variatif.
Contoh terbaru dari adu argumen antar netizen terjadi ketika sedang ramai membahas statement viral dari seorang youtuber muda mengenai sekolah yang dianggap sebuah penipuan. Statement ini menjadi bahan perbincangan hangat di Twitter, beragam pendapat dan perdebatan saling tercipta.
Ilustrasi Facebook dan Twitter. Foto: Thomas White/Reuters
Meski begitu semuanya masih dalam kendali, saya melihat di beranda Twitter bagaimana para netizen saling melempar argumen tapi berbobot dan tidak saling merendahkan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Twitter juga menjadi sarana yang digunakan oleh para pakar dari berbagai bidang untuk membagikan ilmu pengetahuan, beragam pengetahuan tersaji di Twitter yang membuat aplikasi ini semacam menjadi buku berjalan untuk saya.
Saya juga sering berdiskusi mengenai kendala pekerjaan kepada pakar yang bergerak di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) mengenai cara agar lolos tes wawancara kerja, mereka dengan senang hati mau membagikan ilmunya sehingga saya menjadi paham bagaimana cara menghadapinya.
Selain berperan dalam menyediakan pengetahuan Twitter juga bisa berperan dalam melakukan aksi sosial, cukup masukkan foto orang-orang yang sedang kesusahan lalu menampilkan tagar #DoYourMagic maka bantuan akan langsung datang, saya sering melihat cukup banyak netizen yang meminta tolong melalui tagar ini dan sejauh ini berhasil.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya adalah Twitter merupakan aplikasi ideal yang bisa berperan sebagai forum diskusi, forum pendidikan, hingga forum bantuan sosial.