Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Sistem Fiat Menghapus Kedaulatan
28 Oktober 2024 10:04 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Grup GRL tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sistem fiat, kedaulatan finansial dan ekonomi masyarakat sering kali menjadi ilusi. Uang fiat, yaitu mata uang yang nilainya ditentukan oleh pemerintah tanpa dukungan komoditas fisik seperti emas, memberikan kekuasaan yang besar kepada otoritas moneter dan pemerintah untuk mengendalikan ekonomi. Hal ini menciptakan ketergantungan dan ketidakberdayaan bagi masyarakat yang menggunakan uang fiat sebagai alat tukar utama, karena mereka sepenuhnya bergantung pada kebijakan pemerintah dan bank sentral dalam hal stabilitas nilai mata uang. Dengan demikian, kedaulatan finansial individu dalam sistem fiat bisa dikatakan tidak ada.
ADVERTISEMENT
Pengendalian Terpusat dan Hilangnya Kedaulatan Individu
Dalam sistem fiat, pemerintah dan bank sentral memiliki kekuasaan penuh atas penciptaan dan distribusi uang. Ketika jumlah uang beredar ditambah melalui kebijakan moneter, seperti pencetakan uang baru atau quantitative easing, maka nilai uang tersebut akan cenderung menurun karena inflasi. Kebijakan ini biasanya dilakukan untuk menanggulangi resesi atau krisis ekonomi, tetapi dampaknya adalah devaluasi mata uang yang secara langsung mengurangi daya beli masyarakat.
Dengan kata lain, nilai uang dalam sistem fiat dapat dimanipulasi oleh pemerintah dan bank sentral, dan keputusan-keputusan ini sering kali tidak melibatkan masyarakat. Orang biasa tidak memiliki kendali atas kebijakan moneter yang memengaruhi nilai mata uang mereka. Bahkan jika masyarakat bekerja keras dan menabung, inflasi yang diakibatkan oleh penciptaan uang berlebih akan menggerogoti nilai dari tabungan mereka. Dalam konteks ini, masyarakat tidak memiliki kedaulatan atas kekayaan mereka karena kekayaan tersebut bisa tergerus oleh kebijakan yang mereka tidak bisa kendalikan.
ADVERTISEMENT
Utang Negara dan Beban Rakyat
Sistem fiat memungkinkan pemerintah untuk mengambil utang dalam jumlah besar karena mereka memiliki kemampuan untuk mencetak uang guna membayar utang tersebut. Ini menciptakan situasi di mana pemerintah sering kali lebih cenderung meningkatkan pengeluaran tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya terhadap stabilitas ekonomi. Namun, utang negara yang terus meningkat biasanya akan ditanggung oleh rakyat dalam bentuk pajak yang lebih tinggi atau melalui inflasi yang lebih besar.
Ketika pemerintah menambah utang untuk membiayai proyek atau menanggulangi krisis, masyarakat yang pada akhirnya harus menanggung beban tersebut. Jika utang tersebut dibiayai dengan mencetak uang baru, maka jumlah uang yang beredar di pasar akan meningkat, yang mengarah pada kenaikan harga barang dan jasa (inflasi). Inflasi ini pada dasarnya adalah bentuk pajak tersembunyi yang menggerogoti nilai kekayaan masyarakat. Jadi, meskipun rakyat tidak secara langsung memutuskan kebijakan utang pemerintah, mereka tetap harus menanggung dampaknya. Ini menunjukkan bahwa kedaulatan finansial masyarakat di bawah sistem fiat sangat terbatas.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Moneter yang Tidak Demokratis
Kebijakan moneter yang diterapkan dalam sistem fiat sering kali diambil tanpa melalui proses demokratis yang melibatkan suara masyarakat. Kebijakan seperti penetapan suku bunga atau keputusan untuk mencetak uang biasanya diputuskan oleh sejumlah kecil pejabat yang memiliki wewenang di bank sentral, seperti gubernur bank sentral atau menteri keuangan. Hal ini berarti bahwa keputusan-keputusan penting yang berdampak pada ekonomi masyarakat diambil oleh kelompok kecil elit tanpa partisipasi langsung dari masyarakat yang terdampak.
Sementara itu, masyarakat hanya dapat menerima kebijakan tersebut dan menanggung akibatnya. Mereka tidak memiliki kuasa untuk menolak inflasi, kenaikan suku bunga, atau penurunan daya beli. Dengan kata lain, masyarakat tidak memiliki suara atau kedaulatan dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter yang mempengaruhi kesejahteraan finansial mereka. Ketiadaan mekanisme demokratis dalam penentuan kebijakan moneter ini menunjukkan bahwa dalam sistem fiat, masyarakat pada dasarnya kehilangan kedaulatan mereka.
ADVERTISEMENT
Manipulasi dan Risiko Sistemik
Sistem fiat juga rentan terhadap manipulasi oleh kekuatan politik dan institusi keuangan besar. Pemerintah yang memiliki kekuasaan penuh atas penciptaan uang sering kali tergoda untuk mencetak lebih banyak uang guna membiayai defisit anggaran atau untuk memenangkan dukungan politik. Kebijakan seperti ini bisa memberikan keuntungan jangka pendek bagi pemerintah atau kelompok tertentu, tetapi pada akhirnya akan merugikan masyarakat luas karena menyebabkan inflasi atau bahkan hiperinflasi.
Selain itu, bank dan lembaga keuangan besar memiliki peran penting dalam sistem fiat melalui mekanisme perbankan cadangan fraksional, di mana mereka dapat menciptakan kredit dan pinjaman dengan jauh melebihi jumlah cadangan uang yang sebenarnya dimiliki. Ini meningkatkan risiko sistemik dalam perekonomian karena jika terjadi krisis likuiditas, masyarakat biasa yang menabung di bank akan terkena dampaknya. Misalnya, jika terjadi kebangkrutan bank, maka simpanan masyarakat bisa hilang atau terdevaluasi.
ADVERTISEMENT
Risiko-risiko ini menunjukkan bahwa dalam sistem fiat, kendali atas stabilitas ekonomi tidak berada di tangan masyarakat, melainkan di tangan pemerintah dan institusi keuangan besar. Kedaulatan ekonomi masyarakat hanyalah ilusi, karena keputusan-keputusan besar yang menentukan stabilitas finansial mereka sepenuhnya berada di luar kendali mereka.
Alternatif dan Upaya Mengembalikan Kedaulatan
Di tengah kekurangan sistem fiat, munculnya teknologi seperti mata uang kripto menawarkan alternatif untuk mengembalikan sebagian kedaulatan finansial individu. Bitcoin, misalnya, dengan pasokan terbatas sebesar 21 juta unit, menawarkan bentuk uang yang tidak dapat dimanipulasi oleh pemerintah atau bank sentral. Dengan mengadopsi mata uang yang terdesentralisasi dan tidak dapat diatur oleh otoritas tunggal, masyarakat dapat memperoleh kembali sebagian kendali atas kekayaan mereka dan melindungi diri dari risiko inflasi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penggunaan emas sebagai aset lindung nilai juga menjadi alternatif untuk melawan efek negatif dari kebijakan moneter dalam sistem fiat. Emas memiliki nilai intrinsik yang tidak terpengaruh oleh kebijakan pencetakan uang, sehingga banyak dianggap sebagai bentuk penyimpanan nilai yang lebih stabil daripada uang fiat. Meskipun tidak sepraktis uang fiat dalam hal transaksi sehari-hari, emas tetap berfungsi sebagai pelindung nilai terhadap inflasi.
Kesimpulan: Tidak Ada Kedaulatan dalam Sistem Fiat
Sistem fiat pada dasarnya mencabut kedaulatan finansial individu dengan memberikan kekuasaan penuh kepada pemerintah dan bank sentral dalam mengatur uang dan kebijakan moneter. Dengan ketergantungan pada uang yang nilainya ditentukan oleh kebijakan politik, masyarakat kehilangan kendali atas daya beli dan kekayaan mereka sendiri. Utang negara yang terus bertambah, kebijakan moneter yang tidak demokratis, serta risiko manipulasi oleh pemerintah dan institusi keuangan besar semakin mempertegas bahwa kedaulatan dalam sistem fiat hanyalah ilusi.
ADVERTISEMENT
Untuk mengembalikan kedaulatan finansial, masyarakat perlu mempertimbangkan alternatif di luar sistem fiat, seperti investasi dalam mata uang kripto atau emas, yang tidak mudah dimanipulasi oleh kekuatan politik. Hanya dengan begitu, individu dapat melindungi kekayaan mereka dari inflasi dan menjaga kendali atas masa depan finansial mereka.