Konten dari Pengguna

Fakta Ilmiah Lembah Tayeh: Tanah Gersang di Arab Saudi yang Menghijau

Hafiz Wijaya Yusuf
Mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara
19 Januari 2023 9:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hafiz Wijaya Yusuf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tanah Hijau | Foto: muhammadbakheet28 (Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tanah Hijau | Foto: muhammadbakheet28 (Pixabay)
ADVERTISEMENT
Tanah Arab Saudi merupakan tanah yang kering dan gersang. Namun, publik baru-baru ini dihebohkan dengan berita lembah tayeh di Arab Saudi yang kembali menghijau pada 7 Januari 2023.
ADVERTISEMENT
Mayoritas umat Islam percaya bahwa kejadian alam yang tidak biasa ini adalah pertanda akhir dunia atau kiamat. Hal ini karena didukung dengan hadis tentang akhir dunia oleh Nabi Muhammad SAW, di mana dia menyatakan bahwa "Hari kiamat tidak akan tiba sampai negara Arab makmur sekali lagi, menjadi padang rumput dan sungai." (HR. Muslim)
Tanah yang dulunya gersang, kini dipenuhi rerumputan dan tumbuhan, bahkan terdapat perbandingan pemandangan Tanah Arab pada bulan April 2022 yang masih tandus, kini menjadi hijau.
Banyak komentar dari netizen yang cemas seperti mencuitkan "THE END IS NEAR," serta memberikan berbagai peringatan untuk Umat Muslim agar segara bertobat. Tentu saja, kehebohan ini pun menghasilkan banyak pernyataan atau kesimpulan dari masyarakat di media sosial yang ketakutan.
ADVERTISEMENT
Namun, nyatanya fenomena ini sangat sementara dan diperkirakan pernah terjadi di masa lalu. Pada dasarnya tanah Arab Saudi memang merupakan tanah yang asri, akan tetapi karena keadaan cuaca yang selalu gersang inilah yang membuat tanah Arab Saudi kekeringan.
Peristiwa langka seperti ini pernah terjadi pada tahun 2018 dan 2021, yaitu hujan yang lebat secara terus menerus dan terdapat kristal es yang mengguyurnya. Ini menyebabkan sebagian tanah arab menghijau sementara.
Ilustrasi Pemandangan Gunung di Arab Saudi. Foto: STR/AFP
Dilansir dari beberapa sumber, National Aeronautics and Space Administration (NASA) menunjukkan gambar dari satelit Terra yang memperlihatkan kehijauan di berbagai lokasi di Arab Saudi. Tempat yang semula tampak gersang dikuasai gurun seperti Makkah, Jeddah, serta Madinah, kini dipenuhi tumbuhan dan dataran yang hijau.
ADVERTISEMENT
Di balik semua yang terjadi saat ini, fakta ilmiah yang mendasari adalah bahwa Arab Saudi memiliki aktivitas curah hujan yang luar biasa tinggi sejak Desember 2022. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, curah hujan ini terjadi dengan laju yang sama dan hampir konsisten dalam jangka waktu yang cukup lama.
Ada juga laporan dari suatu sumber yang menyatakan bahwa hujan telah mendinginkan udara dan menurunkan suhunya, dengan efek yang hampir seragam di beberapa provinsi Arab Saudi. Sehingga, hal inilah yang menyebabkan Lembah Tayeh menjadi hijau karena curah hujan yang melimpah dan suhu yang sejuk, yang memudahkan pertumbuhan tanaman dan rumput di sekitarnya.
Ilustrasi Unta di Arab. Foto: Amr Alfiky/REUTERS
Pada foto-foto yang beredar, terlihat bahwa para unta berkumpul untuk makan, lingkungan yang tampak rimbun, dan rerumputan hijau juga berbunga.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Arab Saudi harus menghadapi dua bulan kemarau panjang atau kekeringan hebat. Hal ini membuat pemerintah dan Badan Meteorologi Kerajaan Arab Saudi melakukan program dalam meningkatkan persentase curah hujan mulai dari bulan November 2022 lalu.
Dengan demikian, mengingat fakta-fakta ilmiah yang nyata, seperti sifat perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi atau hujan yang terus mengguyur, hal ini memunculkan harapan masyarakat umum untuk tidak menarik kesimpulan tergesa-gesa yang mendorong penyebaran informasi palsu dan meningkatkan kekhawatiran.