Ketika Para Legenda Berkumpul dalam Satu Lapangan Hijau

10 Januari 2017 2:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Diego Maradona (Foto: Philip Schmidli)
zoom-in-whitePerbesar
Diego Maradona (Foto: Philip Schmidli)
Piala Eropa 2000 memberikan kenangan pahit bagi Italia yang akan diingat sepanjang masa. Sepakan voli David Trezeguet dari dalam kotak penalti tak mampu digapai kiper Fransesco Toldo. Sebiji gol Trezeguet pada masa perpanjangan waktu itu pun memastikan raihan gelar juara bagi Prancis setelah menang dengan skor 2-1. Ketika itu, regulasi golden goal masih berlaku sehingga laga otomatis berakhir menyusul lahirnya gol tersebut.
ADVERTISEMENT
Kini, 17 tahun berlalu, Toldo kembali bertemu Trezegut di atas lapangan hijau. Akan tetapi, bukan untuk membalaskan dendam. Pertemuan keduanya terjadi dalam sebuah partai ekshibisi yang dihelat oleh Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) di Zurich, Swiss pada Senin (9/1/2017). Pertandingan itu merupakan salah satu rangkaian acara dari penghargaan pemain terbaik FIFA yang berlangsung pada hari yang sama.
Selain Toldo dan Trezeguat, sederet nama-nama pemain legendaris dunia turut ambil bagian dalam pertandingan tersebut. Beberapa di antaranya adalah Diego Maradona, Charles Puyol, Zvonimir Boban, Marcel Desailly, Demetrio Albertini dan Michael Salgado. Mereka bergabung bersama Presiden FIFA, Gianni Infanito, yang tak canggung menendang Si Kulit Bulat.   
Bagi beberapa pemain, pertandingan tersebut bukanlah hanya soal menendang bola. Maknanya lebih dalam dari itu. Mantan pemain Tim Nasional (Timnas) Afrika Selatan, Lucas Radebe, menilai berkumpulnya para legenda dalam satu lapangan bisa memberikan pesan akan kebersamaan yang terjalin melalui sepak bola.
ADVERTISEMENT
“Ini semua tentang bersenang-senang dan bersatu lewat FIFA. Karena memang itu fungsi dari sepak bola sesungguhnya,” ucap Radebe seperti dilaporkan laman resmi FIFA.
Digelarnya partai ekshibisi itu sejatinya tak lepas dari upaya FIFA dalam memulihkan citranya yang sempat tercoreng karena ulah presiden sebelumnya, Sepp Blatter, bersama kroni-kroninya. Kini, federasi yang memiliki jumlah anggota lebih banyak dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ini, tengah meniti jalan untuk kembali bangkit.
"Pesan utamanya (dari pertandingan ini) adalah kita membawa sepak bola kembali ke FIFA. Itu kenapa kami di sini--untuk memberikan dukungan kepada presiden dan meyakinkan bahwa sepak bola berada di tangan yang tepat. Ini FIFA baru yang sedang melangkah ke depan dan kami berada di sini untuk mendukung dengan cara yang positif," kata legenda sepak bola Trinidad&Tobago, Dwight Yorke.
ADVERTISEMENT
"Sangat menyenangkan, meskipun saya sampai lupa berapa gol kami kemasukan," ucap legenda Timnas Argentina, Gabriel Batistuta seraya tertawa. "Sangat menyenangkan bisa bertemu setiap orang dari tempat dan waktu yang berbeda. Kita harus melakukan hal ini lebih sering lagi," tandasnya.
Sekjen FIFA Fatma Samoura mengatakan kehadiran para pemain legendaris ini sangat membantu dalam menyampaikan pesan FIFA kepada seluruh penggemar sepak bola di seluruh dunia. "Pertandingan ini adalah inisiatif yang bagus karena ini menunjukkan bagaimana FIFA mencoba menempatkan sepak bola sebagai hal penting. Ini juga membuktikan betapa banyaknya legenda (sepak bola) yang ingin membantu kami," pungkasnya.