Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Persoalan wasit di kompetisi sepak bola Tanah Air seakan tak ada habisnya. Setiap pekan, ada saja tim yang protes mengenai kepemimpinan korps baju hitam itu. Keluhan terkait perangkat pertandingan bahkan telah diutarakan oleh sejumlah klub sejak pekan perdana Gojek Traveloka Liga 1.
ADVERTISEMENT
Sekali lagi: semenjak pekan perdana. Ketika keringat pemain belum juga mengucur deras, tetapi problematika klasik ini sudah mengemuka. Ironisnya, hingga memasuki pekan ke-14, tanda-tanda perbaikan akan kualitas perangkat pertandingan tak kunjung terlihat.
Teranyar, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) bersama Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menjatuhkan hukuman kepada empat wasit yang memimpin Liga 1 dan satu orang wasit dari Liga 2. Sanksi itu dijatuhkan setelah dilakukannya evaluasi pada pekan ke-12 dan 13 kompetisi melalui 17 laporan pertandingan yang diterima.
Meski demikian, tak dijelaskan kesalahan apa yang mereka lakukan. PT LIB dan PSSI juga enggan merilis nama-nama perangkat pertandingan yang dihukum tersebut.
"Kami melakukan evaluasi wasit secara berkala. Saya pribadi tidak bisa bilang, 'Ini prosesnya...dan tiba-tiba hasilnya menghukum perangkat pertandingan', tidak. Tapi, ini adalah pekerjaan rumah kita bersama dan ini adalah bagian dari evaluasi. Tolong percaya itu dulu," ujar Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria pada Jumat (14/7/2017).
ADVERTISEMENT
Hukuman yang dijatuhkan kepada lima wasit itu bukanlah kali pertama. Pada Mei lalu, PSSI telah menjatuhkan sanksi kepada 18 perangkat pertandingan, dengan rincian delapan wasit dan sepuluh asisten wasit.
Guna memberikan efek jera, federasi juga mewacanakan bakal menerapkan sistem promosi-degradasi bagi perangkat pertandingan mulai musim depan.
"Untuk periode sanksinya beda-beda. Ada yang tiga pekan, ada yang empat pekan dan paling lama itu ada enam pekan," kata Tisha.
Jauh sebelum kompetisi bergulir, PSSI sejatinya telah melakukan penyegaran wasit serta menggelar "Referee Development Program" dengan mendatangkan langsung dua instruktur FIFA guna memberikan pembekalan.
Meski demikian, nyatanya tetap saja kapabilitas dari perangkat pertandingan terus dipertanyakan. Tak ayal, kejadian yang terus berulang membuat wacana menggunakan wasit asing kembali mencuat ke permukaan.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, PSSI sempat berencana menggunakan wasit asing dalam beberapa pertandingan Liga 1 yang dianggap krusial. Akan tetapi, hal itu tak kunjung terealisasi hingga saat ini.
Menanggapi hal itu, Tisha menyatakan bahwa pihaknya akan menelaah lebih jauh terkait pengunaan wasit asing. Pasalnya, itu tak serta-merta akan menyelesaikan masalah mengingat wasit asing juga memiliki kelemahan.
"Kami tidak ingin buru-buru. Memang saat itu George Cumming dari FIFA datang memberikan pembekalan kepada 100 lebih perangkat pertandingan dan dia banyak memberikan rekomendasi (termasuk menggunakan wasit asing), tapi yang harus digaris bawahi adalah harus dipikirkan secara matang dahulu. Cocok tidak nantinya dengan iklim (sepak bola) kita."
"Jadi jangan sampai salah langkah, karena kalau keputusan (menggunakan wasit asing) diambil secara buru-buru tentu akan berdampak besar pula," pungkasnya.
ADVERTISEMENT