Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kabupaten Kuningan Terbalut Tuberculosis
9 September 2023 18:02 WIB
Tulisan dari Hana Raihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tuberculosis semakin menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Dilansir dari Tim Kerja Tuberkulosis Kementerian Kesehatan, Indonesia menempati urutan kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak di dunia setelah India. Saat ini, kasus TBC di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus atau satu orang setiap 33 detik. Di Indonesia, angka penemuan dan pengobatan TBC tertinggi berada di provinsi Jawa Barat. Tahun 2022 lalu angka penemuan dan pengobatan TBC provinsi Jawa Barat mengalami lonjakan dan merupakan paling tinggi se-Indonesia yaitu mencapai 115,44.

Kabupaten Kuningan menjadi salah satu wilayah dengan kasus TBC yang masih tinggi. Lonjakan yang sama terjadi pada tahun 2022, jumlah kasus TBC mencapai angka 2.330, bertambah hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang berada pada angka 1.616. Kasus TBC ini tersebar di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kuningan. Kecamatan Ciawigebang dan Kecamatan Kuningan adalah yang paling banyak dengan gap yang cukup besar dibandingkan kecamatan lainnya. Di luar dari kasus yang terdeteksi di kecamatan, terdapat 539 kasus yang bersarang di rumah sakit dan LAPAS.
TBC adalah penyakit yang mematikan, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, biasanya menyerang paru-paru lalu menjalar ke seluruh tubuh. Kebanyakan penderita TBC adalah masyarakat dengan usia produktif. Hal tersebut cukup berdampak pada perekonomian karena dapat menimbulkan penurunan produktivitas masyarakat yang aktif bekerja.
ADVERTISEMENT
TBC masih bisa disembuhkan sehingga yang penting dilakukan untuk mengatasinya adalah menemukan penderita TBC, menghentikan penularannya, dan memberikan pengobatan yang tepat. Penderita TBC mengalami gejala-gejala seperti batuk yang berlangsung lama mencapai 3 minggu atau lebih yang disertai dengan dahak atau batuk darah, nyeri dada, berkeringat di malam hari, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, serta demam dan menggigil. Biasanya TBC disebabkan oleh hal-hal berikut.
Masyarakat Kuningan masih banyak yang memiliki kebiasaan tidak sehat. Dimulai dari yang paling mendasar, kondisi tempat tinggal yang lembab dan kurang mendapat cahaya matahari menyebabkan Mycobacterium tuberculosis berkembang biak dengan mudah. Hidup bersih dan sehat menjadi kunci untuk mencegah seseorang terjangkit penyakit TBC.
Pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC dapat dilakukan dengan melakukan hal berikut.
ADVERTISEMENT
1. Menjaga pola hidup yang sehat
Seseorang dengan imun yang rendah lebih mudah terjangkit TBC, pola hidup yang sehat dapat menjaga dan meningkatkan imunitas sehingga Mycobacterium tuberculosis tidak rentan menginvasi. Pola hidup yang sehat dapat di antaranya adalah makan makanan bernutrisi, minum air yang cukup, olahraga teratur, dan tidur yang cukup.
2. Menciptakan kondisi tempat tinggal yang sehat
Kondisi tempat tinggal atau tempat bekerja sehari-hari dapat menjadi sumber penyebaran penyakit TBC. Perlu adanya ventilasi yang memadai sehingga udara bersirkulasi dengan baik dan tidak lembab. Selain itu, harus membiarkan cahaya matahari masuk agar tidak gelap. Tempat yang lembab dan gelap akan memicu perkembangbiakan bakteri.
3. Memberikan penyuluhan terkait TBC
Penyuluhan terkait keberadaan penyakit TBC, penyebab, gejala, mitigasi, dan tindak lanjut jika ada penderita TBC penting untuk dilakukan. Setiap orang harus turut andil dalam upaya pengentasan penyakit ini. Maka dari itu, perlu untuk mengedukasi setiap lapisan masyarakat agar penanggulangan dapat dilakukan secepat mungkin.
ADVERTISEMENT
4. Mengidentifikasi penderita TBC dan menghentikan penularan
Penanganan penyakit TBC dapat dilakukan dengan cepat apabila penderita terdeteksi dengan cepat pula. Oleh karena itu, setiap unsur masyarakat perlu segera memeriksakan ke rumah sakit apabila terdapat seseorang dengan gejala TBC dan menelusuri orang lain yang kemungkinan terpapar.
5. Memberikan pengobatan yang optimal kepada penderita
Tenaga kesehatan harus memberikan pemeriksaan dan pengobatan secara adil serta optimal kepada setiap penderita. Tentu hal ini tidak lepas dari kesadaran penderita untuk tetap mengikuti arahan dokter, baik itu dari segi obat yang diberikan maupun perilaku yang harus diterapkan.
Nyatanya penyakit TBC sudah menjadi PR lama bagi pemerintah dan masyarakat. Tentu kita tidak bisa membiarkan TBC terus mewabah menciptakan gelombang pandemi yang mematikan. Setiap kita adalah agen yang memiliki peranan penting dalam memutus rantai penyebaran penyakit TBC. Tak perlu menunggu dakwaan dokter, mari hidup sehat dan terbebas dari tawanan Tuberculosis.
ADVERTISEMENT