Good Looking: Standard Kecantikan Indonesia Saat ini

Hana Rahmawati
Saya adalah seorang mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta angkatan 2020. Saya masih dalam tahap belajar menulis, jadi mohon bantuannya. Terimakasih
Konten dari Pengguna
13 Juni 2021 20:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hana Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah good looking. Apa sih good looking itu? Good looking merupakan sebuah julukan, ketika kamu mempunyai postur tubuh ideal, kulit yang cerah, hidung mancung, wajah mulus tanpa jerawat, fashion yang bagus, saat itulah kamu dapat disebut good looking.
ADVERTISEMENT
“Good looking tidak melulu soal penampilan,” ujar salah seorang wanita good looking. Namun pada kenyataannya semua itu tidak benar, penampilan baik dari tinggi badan maupun warna kulit menjadi standard agar dilihat oleh orang banyak. Tidak sedikit pula kasus diskriminasi akibat standard ini.
Dari sudut pandang lain, memang bukan salah mereka yang juga sih good looking. Mereka hanya menerima atas apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Tetapi yang bermasalah di sini ketika good looking itu menjadi standard untuk kita golongan yang dikatakan tidak cantik agar mendapat pengakuan cantik dari banyak orang.
Perasaan ingin mendapat pengakuan tersebut diduga muncul karena perasaan resah, ketidakpercayaan akan penampilan, suka membanding-bandingkan diri sendiri, dan sering juga terjadi karena perkataan orang lain. Perasaan inilah yang sering kita sebut dengan insecure. Sehingga banyak yang berlomba untuk mengejar standard ini karena berpikiran orang lain bisa seperti itu masa kita tidak.
ADVERTISEMENT
Kamu pasti termasuk di antara perempuan tersebut bukan? Yang kamu lakukan pasti diet mati-matian sampai lupa kesehatan, kamu membeli pakaian tanpa ingat dompet, dan membeli banyak produk skin care. Tidak sedikit saya jumpai orang membeli produk skin care tanpa meneliti bahan penggunaannya, biar asal putih saja. Karena seperti itulah standard kecantikan saat ini, semakin putih semakin cantik. Semakin langsing semakin cantik. Semua mereka lakukan hanya untuk mengejar pengakuan cantik dari orang.
Sering terjadi diskriminasi akibat standard ini, diskriminasi ini juga aku rasakan ketika aku sedang berdua dengan seseorang yang good looking. Aku yang bertubuh pendek dan wajah yang biasa saja sedangkan temanku itu mempunyai wajah yang sangat cantik. Dan terjadi mereka hanya memperhatikan temanku, walaupun aku ada di sampingnya. Mereka hanya mengajak temanku berbicara seperti aku tidak ada. Sungguh kejam standard ini, kita harus cantik dulu agar diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Seharusnya kecantikan tidak hanya berpatokan pada warna kulit, tubuh langsing, wajah mulus semata. Allah sudah menciptakan kita sebaik-baiknya manusia. Kita semua cantik tanpa standard tersebut.
Berhentilah untuk berbuat diskriminasi, terutama laki-laki. Sudah berapa banyak orang yang sudah kamu sakiti karena kamu bersikap demikian?
Mencintai diri sendiri dan bersyukur atas apa yang kita punya. Itu merupakan langkah awal agar kita terbebas dari tuntutan standard ini. Jangan hiraukan mereka yang tidak menganggap kita ada, toh kita hidup bukan untuk dia. Ingin cantik boleh saja, asal kita tidak berlebihan dalam mengejarnya sampai-sampai kita lupa bersyukur bahwa kita itu sudah cantik sejak lahir.
Aku merupakan salah satu korban dari diskriminasi kecantikan ini, dan aku tidak ingin kamu jadi korban selanjutnya. Tetaplah bersyukur dengan apa yang kita punya, stop insecure welcome self-love
ADVERTISEMENT