4 Hal di Korea Utara yang Mirip dengan Indonesia

Hanna Andari
Bekerja di Kementerian Luar Negeri RI. Hanya dari 08.00 s.d. 16.00 WIB.
Konten dari Pengguna
8 Mei 2023 5:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanna Andari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kota Pyongyang, Korea Utara. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kota Pyongyang, Korea Utara. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Korea Utara seperti yang ada di drama Korea Selatan Crash Landing on You gak?”
ADVERTISEMENT
“Sudah pernah ketemu Kim Jong-un?”
Adalah pertanyaan yang sering didapatkan ketika menceritakan bahwa saya pernah ditugaskan di Pyongyang, Korea Utara. Saya tentunya dengan bahagia menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut karena berbagi pengalaman menarik yang tidak semua orang bisa merasakan sendiri.
Banyak hal yang mengejutkan dari tinggal di Korea Utara, khususnya di ibu kota Pyongyang. Kota dengan populasi 2,8 juta orang dengan landmark terkenal bernama Hotel Ryugyong, bangunan berbentuk piramida yang telah dibangun sejak 1987 namun hingga saat ini belum beroperasi sebagaimana fungsinya.
Hotel Ryugyong (Foto: dokumentasi pribadi)
Namun, banyak juga hal-hal yang cukup familiar dan membuat saya merasa seperti tinggal negara sendiri, Indonesia. Mulai dari kemiripan makanan seperti sate ayam, hingga suasana kota.
Selama 2 tahun di Pyongyang, saya menemukan 4 hal berikut yang membuat Korea Utara terasa seperti rumah:
ADVERTISEMENT

1. Di Indonesia Azan Rutin Berkumandang, Korea Utara Sirene Pasti Terdengar

Jika di Indonesia kita mendengarkan suara azan 5 kali sehari setiap hari, di Korea Utara, kita dapat mendengar suara sirene yang dinyalakan selama sekitar 1 menit setiap hari kerja sebanyak dua kali, yaitu pukul 7 pagi dan 12 siang.
Sirene pukul 7 pagi menandakan dimulainya jam kerja untuk masyarakat Korea Utara dan pukul 12 menandakan waktu istirahat.

2. Jajanan pinggir jalan

Jajanan pinggir jalan di dekan Mansu Hill (Foto: dokumentasi pribadi).
Sebagaimana di Indonesia, kita juga dapat menemukan jajanan pinggir jalan di Korea Utara. Namun, kios-kios jajanan ini tertata jauh lebih rapi dari yang biasa ditemukan di Jakarta. Bentuk dan lokasinya sudah ditentukan pemerintah, sehingga tidak bisa asal-asalan. Jenis yang dijual bermacam, dari makanan hingga bunga.
ADVERTISEMENT

3. Foto Pejabat di Mana-mana

Mural Kim Il Sung dan Kim Jong Il di Pyongyang (Foto: dokumentasi pribadi).
Kalau di Indonesia ada foto menteri, gubernur, kepala dinas, sampai calon anggota legislatif bertebaran di jalanan, di Korea Utara hanya boleh ada 2 foto yang terpampang baik di tempat publik maupun privat.
Tidak lain dan tidak bukan adalah foto Kim Il Sung dan Kim Jong Il, kakek dan ayah dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong Un. Kenapa hanya boleh foto kedua tokoh itu saja? Karena mereka adalah pemimpin Korea Utara dan ketokohan hanya boleh disematkan kepada kedua orang tersebut saja.

4. Presiden Soekarno

Presiden Pertama Indonesia Sukarno. Foto: Getty Images
Baik di Korea Utara maupun Indonesia, nama Presiden Soekarno begitu harum dan dikenal luas oleh masyarakat lokal. Untuk hal ini, kita perlu berterima kasih kepada Presiden Soekarno yang menamai anggrek jenis genus Dendrobium dengan nama Presiden Korea Utara, Kim Il Sung, pada kunjungannya ke Bogor tahun 1965.
ADVERTISEMENT
Anggrek Kimilsungia ini kemudian begitu populer di Korea Utara hingga terdapat Festival Bunga Kimilsungia yang diselenggarakan setiap April untuk merayakan hari lahir Presiden Kim Il Sung. Pada festival tersebut, KBRI Pyongyang mendapat kehormatan untuk memasang foto bersejarah pemberian bunga Kimilsungia.
Stand bunga KBRI Pyongyang pada Festival Bunga Kimilsungia 2019 (Foto: KBRI Pyongyang)