Konten dari Pengguna

Digitalisasi Ekonomi: Tantangan Baru bagi Kebijakan Makroekonomi Konvensional

Hanum Azzahra
Mahasiswi Universitas Pamulang Prodi Pendidikan Ekonomi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
14 April 2025 11:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanum Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
fhoto by Hanum
zoom-in-whitePerbesar
fhoto by Hanum
Dalam dua dekade terakhir, dunia telah menyaksikan transformasi ekonomi yang luar biasa melalui gelombang digitalisasi. Perdagangan elektronik, teknologi finansial (fintech), mata uang digital, dan otomatisasi industri telah mengubah cara kerja sistem ekonomi global. Namun, perubahan ini tidak hanya membawa peluang, tetapi juga tantangan serius bagi kebijakan makroekonomi yang selama ini didasarkan pada paradigma konvensional. Pertanyaannya kini, apakah kebijakan-kebijakan tersebut masih relevan dalam mengelola ekonomi digital yang bergerak jauh lebih cepat dan kompleks
ADVERTISEMENT
Kebijakan makroekonomi konvensional umumnya mengandalkan instrumen fiskal dan moneter untuk mengelola siklus ekonomi. Pemerintah mengatur pengeluaran dan pajak, sementara bank sentral mengontrol suku bunga dan jumlah uang beredar. Namun, dalam konteks ekonomi digital, efektivitas instrumen ini mulai dipertanyakan.
Perkembangan pesat digitalisasi ekonomi telah mengubah lanskap perekonomian global secara fundamental. Dari e-commerce, fintech, hingga ekonomi platform, tekhnologi digital tidak hanya menciptakan efesiensi tetapi juga menghadirkan kompleksiitas baru yang belum sepenuhnya terakomodasi dalam kerangka kebijaka makroekonomi konvensional. Kebijakan Fiskal dan moneter yang selama ini dirancang untuk mengatur ekonomi tradisional kini dihadapan pada realitas baru seperti, aliran data lintas batas, mata uang digital, dan tranksaksi per-to-peer yang sulit diawasi. Jika pemerintah dan otoritas kebijakan gagal beradaptasi, digitalisasi ekonomi justru berpotensi memperlebar ketimpangan dan menciptakan instabilitas sistemik.
ADVERTISEMENT
Adapun tantangan baru bagi kebijakan Makroekonomi Konvensional. Seperti, Melemahnya Efektivitas Kebijakan moneter salah satu tntangan baru pada kebijakan Makroekonomi konvensional, dalam hal ini munculnya mata uang digital yang membuat otoritas moneter kehilangan sebagian kontrol atas suplaiung. Selain hal itu, Transaksi digital bersifat global dan terdesentralisasi menyulitkan transmisi kebinakan suku bunga dan pengadaian dalam inflansi.
Selanjutnya Tantngan pada disrupsi di Pasar Tenaga Kerja, dalam hal ini otomatisasi dan AI menggantikan pekerjaan tradisional, dimana pada hal ini menyebabkan ketimpangan pada ketrampilan (skillgap) dan pengganguran struktural. Kebijakan Fiskal yang bergantung pada sektor tenaga kerja formal menjadi kurang efektif karena banyak pekerjaan yang pindah ke sektor lainnya, yaitu sektor informal digital atau hilang sama sekali.
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam sistem perpajakan juga masuk kedalam tantangan baru pada kebijakan Makro ekonomi Konvensional ini, dalam ekonomi digital mempersulit pemungutan pajak secara adil karena perusahaan bisa menghasilkan keuntungan besar tanpa adanya fisik di suatu negara. Model perpajakan konvensional ini tidak mampu mengikuti arus transaksi digital lintas negara.
Terakhir yang masuk dalam tantangan baru Kebijakan Makroekonomi Konvensional yaitu, Kompleksitas dan ketertinggalan Regulasi. Dalam hal ini Regulasi ekonomi sering tertinggal dari inovasi teknologi. Kebijakan yang lambat beradaptasi beresiko menciptakan ketimpangan ekonomi serta melemahkan daya saing nasional.
Digitalisasi ekonomi adalah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Namun, jika kebijakan makroekonomi tidak segera beradaptasi, maka akan terjadi kesenjangan antara dinamika ekonomi dan instrumen pengelolaannya. Diperlukan inovasi kebijakan yang mampu menjawab tantangan era digital: sistem perpajakan global yang adil, regulasi keuangan berbasis teknologi, serta pendekatan baru dalam pengelolaan pasar tenaga kerja. Masa depan kebijakan makroekonomi terletak pada kemampuannya untuk memahami realitas baru-di mana data, algoritma, dan jaringan digital adalah aktor utama dalam perekonomian global.
ADVERTISEMENT