Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
13 Fakta Menarik TN Gunung Leuser yang Harus Kamu Tahu (Bagian 1)
16 Juli 2021 16:31 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang menyukai wisata pendakian gunung, tentu nama TN Gunung Leuser sudah tidak asing lagi. Bahkan, menjadi salah satu destinasi pendakian gunung yang wajib masuk daftar list pendakian. Keunikan, kekhasan dan tantangan petualangan dengan hutan belantara nya menjadi salah satu faktor yang tidak dimiliki destinasi pendakian gunung lainnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, bagi para penelitian lokal maupun mancanegara, TN Gunung Leuser, merupakan surganya.
Kawasan pelestarian alam tropis dan terbesar di muka bumi ini, memang memiliki berbagai keberagaman hayati dan menjadi surga para petualang dan peneliti. Mulai dari pesisir pantai hingga pegunungan tinggi. Berikut, 13 fakta menarik yang kamu harus tahu sebelum mengunjunginya.
1. Bagian dari 5 Taman Nasional Pertama di Indonesia
Sebenarnya, sebagai kawasan konservasi, kawasan Leuser sudah dimulai sejak masa Hindia Belanda, yaitu, sekitar tahun 1920-an. Kemudian, menjadi 1 dari 5 suaka alam pertama di Indonesia bersama-sama TN Baluran, TN Komodo, TN Ujung Kulon dan TN Gunung Gede Pangrango, yang dideklarasikan pada 6 Maret 1980 sebagai Taman Nasional, melalui SK Menteri Pertanian No. 811/Kpts/Um/II/1980.
ADVERTISEMENT
2. Berada di Dua Provinsi
Taman Nasional Gunung Leuser mengantongi luas hingga 838.872 Ha. Dan secara administrasi berada di dalam dua provinsi–Provinsi Aceh (75,27%) dan Provinsi Sumatera Utara (24,73%) – dengan kondisi topografi, mulai dari garis pantai hingga pegunungan di atas ketinggian lebih dari 3.400 meter di atas permukaan laut (mdpl).
3. Menyandang 3 Predikat Internasional
Begitu agungnya suaka tropis TNGL, tidak heran jika menyandang 3 predikat Internasional.
Setahun setelah ditetapkan sebagai taman nasional, tepatnya pada 1981, TNGL ditetapkan sebagai Cagar Biosfer-kawasan ekosistem daratan atau pesisir yang diakui oleh Program Man and the Biosphere UNESCO (MAB-UNESCO) untuk mempromosikan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam.
Kemudian pada, 2004, bersama-sama dengan TN Kerinci Seblat dan TN Bukit Barisan Selatang, ditetapkan oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Satu kesatuan terpadu Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS). Setahun sebelumnya, pada 2003, TNGL juga sudah menyandang status sebagai ASEAN Heritage Parks – upaya untuk melestarikan daerah tertentu yang memiliki keanekaragaman hayati atau keunikan yang luar biasa di seluruh negara ASEAN.
ADVERTISEMENT
Selain itu, berdasarkan kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Malaysia, juga telah menetapkan TN Gunung Leuser sebagai ‘sister park’ dengan Taman Negara Nasional di Malaysia.
4. Memiliki Ekosistem yang Lengkap
Taman Nasional Gunung Leuser, merupakan salah satu kawasan perlindungan flora dan fauna terbesar di Asia Tenggara. Keragaman ekosistemnya tersebar mulai dari tepi pantai hingga pegunungan yang diselimuti belantara hutan lebat khas hujan tropis sampai sub alpine–pesisir pantai, hutan bakau, hutan hujan dataran rendah, hutan pegunungan rendah dan hutan pegunungan sub-alpine.
5. Rumah Beragam Flora dan Fauna
Taman Nasional Gunung Leuser sebagai bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser, merupakan kawasan hutan hujan tropis terpenting yang berada di Asia Tenggara. Kaya akan beragam jenis flora dan fauna.
ADVERTISEMENT
Jenis flora yang ada di TN Gunung Leuser merupakan flora Sumatera yang mempunyai hubungan erat dengan flora di Semenanjung Malaysia, pulau Kalimantan, pulau Jawa dan bahkan hingga Filipina. Lebih dari 4.000 jenis tumbuhan hidup dalam kawasan ini. Beberapa di antaranya endemik, langka dan dilindungi.
Ragam jenis fauna menjadikan TN Gunung Leuser sebagai rumahnya, seperti: 84 jenis mamalia–sekitar 65% dari 129 spesies mamalia di Sumatera–dapat ditemui dalam kawasan taman nasional ini, termasuk 4 mamalia besar yang menjadi satwa kunci: Harimau Sumatera (Phantera tirgris sumatrae), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), Orangutan Sumatera (Pongo abeli), dan Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Ada juga berbagai jenis Reptil dan amfibi. Juga, tidak kurang dari 380 jenis burung hidup dan berkembang di dalamnya.
ADVERTISEMENT
6. Rumah Tumbuhan Langka Jenis Rafflesia
Jenis tumbuhan bunga rafflesia tumbuh di beberapa daerah di Indonesia. Termasuk di TN Gunung Leuser. Atjehensis dan Rafflesia zippelni adalah dua di antara jenis Rafflesia endemik dan langka yang hidup di sini. Selain itu, ada spesies yang baru ditemukan yaitu Rafflesia lawangensis.
7. Rumah Bagi 4 Spesies Kunci atau Satwa Eksotis Dunia
Menariknya, TNGL, menjadi satu-satunya rumah di dunia, di mana 4 satwa eksotis–Harimau Sumatera, Orangutan Sumatera, Gajah Sumatera, Badak Sumatera–dan penting yang mendapat perhatian dunia, hidup bersama-sama dalam satu kawasan. Namun, keberadaan keempatnya saat ini semakin terdesak. Kebakaran hutan, jerat, perburuan dan penetrasi habitat aslinya, adalah sebagian hal yang terus mengancam keberadaan mereka. Dan perburuan dengan jerat itu menjadi ancaman yang cukup tinggi saat ini.
ADVERTISEMENT
8. Memiliki Jalur Pendakian Terpanjang di Asia Tenggara
Dimata para penggiat alam terbuka, pendakian di TN Gunung Leuser adalah hal seksi dan wajib masuk dalam daftar list pendakian. Karena, merupakan jalur pendakian terpanjang di Indonesia. Bahkan, beberapa sumber menyebutkan salah satu yang terpanjang di Asia Tenggara. Jalur pendakian normal yang biasa dilalui melalui Kedah, Desa Penosan Sepakat, Kecamatan Blangkejeran, Kabupaten Gayo Lues, pergi pulang dengan jalur pendakian yang sama (110 km), setidaknya membutuhkan waktu sekitar 12-14 hari.
Nama Gunung Leuser, diambil dari tiga puncak tertinggi dari banyak puncak yang ada di kawasan pegunungan TN Gunung Leuser: Puncak Leuser (3.119 mdpl), Puncak Loser (3.404 mdpl) dan Puncak Tanpa Nama (3.445 mdpl). Menariknya lagi, sekitar 95% jalur pendakian yang kamu lalui berada di dalam belantara hutan hujan tropis Sumatera.