Cerita Warga Bengkulu yang Berhasil Menangkarkan Rafflesia Arnoldii hingga Mekar

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
27 November 2021 7:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rafflesia Arnoldii yang berhasil mekar untuk pertama kalinya, pada Agustus 2021, setelah usaha budidaya yang dimulai lebih dari 20 tahun lalu oleh Holidin. Foto: Holiding.
zoom-in-whitePerbesar
Rafflesia Arnoldii yang berhasil mekar untuk pertama kalinya, pada Agustus 2021, setelah usaha budidaya yang dimulai lebih dari 20 tahun lalu oleh Holidin. Foto: Holiding.
ADVERTISEMENT
Keren, bunga langka dan dilindungi Rafflesia Arnoldii, untuk pertama kalinya berhasil mekar sempurna di tangan seorang warga Bengkulu bernama Holidin, setelah satu windu dilakukan penangkaran.
ADVERTISEMENT
Menurut Holidin, Rafflesia Arnoldii pertama mekar sejak dilakukan penangkaran olehnya pada tahun 2013.
Ditemui usai menerima penghargaan Anugrah Konservasi Alam Indonesia 2021 dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada puncak perayaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2021, yang berlangsung di Pantai Lasiana, Taman Wisata Alam (TWA) Teluk Kupang, pada Rabu (24/11/2021), Holidin menceritakan, setelah satu windu atau delapan tahun, sejak inangnya mulai ditanam, bunga berhasil mekar dengan sempurna, pada Agustus 2021.
Bonggol cikal bakal Rafflesia Arnoldii yang akan mekar. Foto: Holidin
Sebagai pimpinan Lembaga Peduli Puspa dan Lingkungan, yang bergerak dibidang konservasi, khususnya puspa langka: 7 spesies Armhopophalus dan 2 spesies jenis Rafflesia. “Jadi konservasi ini, kami garap sejak tahun 1998, di lahan pribadi yang memang ditujukan untuk pelestarian puspa langka tersebut,” cerita Holidin.
ADVERTISEMENT
Holidin merasa ada rasa ketakutan luar biasa pada dirinya, akan terancam dan musnahnya puspa langka tersebut. Karenanya, ia sekeluarga dengan dukungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, mencoba untuk melestarikan dan menangkarkannya di area konservasi seluas 3 hektar, yang merupakan lahan pribadinya.
“Dimulai sejak tahun 1998, jadi sudah panjang ya, sekitar 23 tahun yang lalu, kami berjuang untuk melindungi dan melestarikan puspa langka ini. Dan, yang membuat kami gembira, puas dan bangga adalah keberhasilam membudidayakan Rafflesia Arnoldii,” kisah Holidin.
Karena, menurutnya, selama ini didengungkan dan didesas-desuskan, kalau Rafflesia Arnoldii tidak dapat ditangkarkan. “Kami berjuang dan belajar otodidak di alam untuk menangkarkannya dan alhamdulillah, pada 22 Agustus 2021, Rafflesia Arnoldii yang ditanamnya berhasil mekar sempurna, terhitung sejak inangnya mulai ditanam pada tahun 2013,” ungkap Holidin.
Holidin berfoto bersama Rafflesia Arnoldii yang berhasil dibudidayakannya. Foto: Holidin.
Walaupun baru satu bunga yang sudah mekar, namun, saat ini, kata Holidin, masih ada empat cikal bakal bunga lagi yang akan mekar dalam waktu beberapa bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
“Kami berjuang mulai tahun 1998, bukan dalam artian, Rafflesia Arnodii, tidak muncul atau tidak tumbuh. Sebenarnya, sudah sering muncul, tetapi gagal mekar. Dan, ini yang ketiga kalinya, pada Agustus lalu, yang akhirnya berhasil mekar,” kata Holidin, melanjutkan ceritanya.
Holidin juga bercerita, kalau kelompok mereka, ke depannya mempunyai keinginan, di samping konservasi alam harus tetap jalan sebagaimana layaknya, tetapi, mereka juga dapat hidup di situ. “Mungkin, akan kami jadikan suatu tempat, di mana para peneliti yang berkepentingan, atau pun menjadi salah satu destinasi tujuan wisata edukasi,” kata Holidin.
Lokasinya tempat tumbuhnya sendiri merupakan bekas lahan perkebunan yang diserahkan oleh orang tuanya. Jadi, milik keluarga besarnya.
Rafflesia Arnoldii, setelah mekar. Foto: Holidin.
Ia juga mengatakan, kondisi tempat tumbuh bunga langka tersebut berada di sepanjang aliran Sungai Pedas. Jadi, cukup lembab. Iklim mikro terbentuk, karena masih ada aliran sungai yang mengalir menuju lokasi penangkaran.
ADVERTISEMENT
Walaupun diameter bunga yang mekar pada Agustus 2021, hanya 70 centimeter (cm) dan tergolong kecil untuk ukuran Rafflesia Arnoldii yang umumnya dapat mencapai 100 cm, namun, dirinya tetap senang, karena berhasil membudidayakan dan melestarikannya.
Holidin juga mengatakan, kalau dirinya sangat bersyukur dan berterima kasih atas penghargaan dari Menteri LHK, yang baru saja diterimanya. “Saya sangat bersyukur sekali kepada pihak BKSDA. Di dalam perjuangan selama 23 tahun, baru 20 tahun, kami baru bisa mendapatkan izin konservasi dari Dirjen KSDAE Wiratno,” ungkap Holidin.
Holidin bersama Wamen LHK Alue Dohong, Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Dirjen KSDAE Wiratno, saat dirinya menerima Anugrah Penghargaan Konservasi Alam 2021 dari Menteri LHK, di puncak perayaan HKAN2021, di Pantai Lasiana, TWA Teluk Kupang, 22 November 2021. Foto: Harley Sastha
Seiring keberhasilan penangkaran Rafflesia Arnoldii di kebun agroforestri miliki keluarganya, ia juga berharap, pelestarian bunga terbesar langka dan terbesar di dunia itu semakin besar dan berkembang serta bermanfaat untuk masyarakat dan pengetahuan serta konservasi alam.
ADVERTISEMENT
Keren dan luar biasa ya, kisah yang sangat menginspirasi dari seorang Holidin untuk melindungi, melestarikan dan memastikan keberlanjutan alam.
Nah, bagaimana dengan kamu, sudah pernah melihat secara langsung bunga langka yang cantik Rafllesia Arnoldii?