Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Eksotis dan Memikatnya Jalur Pendakian Torean Taman Nasional Gunung Rinjani
10 September 2021 14:59 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seolah seperti berada di belahan bumi lain, membuat tarikan napas terhenti sejenak dan menggumam decak kagum, begitu mulai memasuki lembahan jalur pendakian Torean. Beberapa yang pernah melewatinya, ada yang mengatakan seperti kawasan yang ada di film ‘Jurassic Park’. Lainya menyebut New Zealand untuk mengungkapkan kekagumannya akan keindahan jalur pendakian yang baru diresmikan oleh Balai Taman Nasional (TN) Gunung Rinjani, pada 1 April 2021, lalu.
ADVERTISEMENT
Melalui Jalur Torean tersebut, saya dan beberapa kawan sependakian serta tim porter turun, setelah sebelumnya mendaki puncak Rinjani dan bermalam di Danau Segara Anak. Sebenarnya, jalur pendakian ini merupakan jalur tradisional yang biasa dipakai oleh masyarakat untuk melakukan ritual bersih-bersih diri di beberapa spot air panas yang ada di sekitar danau. Satu-satunya jalur pendakian yang langsung menuju atau berujung di danau – titik pertemuan jalur pendakian Sembalun, Senaru, dan Torean.
Torean merupakan nama salah satu dusun di Desa Loloan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, yang berada pada ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Menurut perkiraan salah seorang porter, perkiraan waktu turun yang harus kami tempuh sekitar 9-10 jam. Itulah karenanya, kami memutuskan maksimal pukul sembilan pagi, sudah harus bergerak turun, agar tidak kemalaman sampai Dusun Torean.
ADVERTISEMENT
Usai sarapan, pada Selasa (2/9/2021), kami pun meninggalkan kawasan danau yang merupakan bagian dari kaldera purba yang terbentuk akibat letusan hebat Gunung Samalas pada akhir abad 13 M atau 1257 M. Begitu mulai turun, panorama kecantikan jalur sudah terlihat, memasuki lembah yang diapit perbukitan hijau yang didominasi vegetasi rerumputan di kanan dan kirinya.
Tidak memerlukan waktu lama, kami tiba di persimpangan jalan menuju Gua Susu dan Gua Taman. Di sini terdapat sumber air panas yang sering dimanfaatkan penduduk lokal untuk untuk berendam. Mereka percaya air panas tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Tradisi yang sudah berlangsung turun temurun. Ada juga sumber air bersih layaknya seperti air zam-zam menurut mereka. Untuk melakukan ritual ini, walaupun cukup berat mendaki, mereka rela melakukannya sebagai ujian.
ADVERTISEMENT
Pada pendakian beberapa tahun sebelumnya, saya pernah berendam pada kolam air panas yang ada di sekitar Gua Susu dan memasuki Gua Taman yang lumayan luas, sekitar 3 x 3 meter dan cukup untuk saya berdiri yang mempunyai tinggi badan 177 meter. Namun, karena diburu waktu, kali ini, saya tidak mengunjungi kedua tempat ini.
Beberapa kali kami harus melalui trail atau jalan setapak cukup curam dan terjal. Bahkan di antaranya ada yang harus melipir tebing tipis dengan jurang menganga dalam di sisi lainnya. Untuk keamanan, pengelola Balai TN Gunung Rinjani telah memasang alat bantu berupa tali kapal atau dadung. Tampak di kejauhan aliran sungai meliuk-liuk indah membelah lembah.
Kami terus berjalan memasuki kawasan lembah yang diapit punggungan Gunung Rinjani dan Puncak Sangkareang dengan pemandangan luar biasa cantik dan memikat. Semua tampak hijau diselimuti rerumputan. Beberapa pohon pinus yang tumbuh berjajar di punggungan, semakin menambah eksotisme jalur ini.
ADVERTISEMENT
Sekitar dua jam meninggalkan danau, kami pun tiba di bagian lembah Jalur Torean, yang juga tempat pertemuan beberapa aliran anak sungai yang berhulu di Rinjani, seperti dari danau, air panas dan beberapa anak sungai lainnya. Lembah yang sangat luas membentang dengan panorama yang menakjubkan. Niscaya membuat siapa pun yang berada di sana akan terkesima dibuatnya. Tebing berbatu berselimut rerumputan, air terjun kecil, sungai yang mengalir jernih dan sungai kokok putih, hamparan batuan, kerikil dan pasir serta pinus serta beberapa jenis pohon lainnya yang sebagian tumbuh jarang, berjajar dan tidak beraturan, menyatu melahirkan lukisan alam nan sempurna.
Kemudian, kembali mendaki melipir tebing dan menyusuri punggungan terjal dan curam. Salah satunya melalui trail tipis yang disebut jaran kurus atau kuda kurus. Disebut demikian karena jalan setapak yang tipis melipir tebing tersebut berbentuk seperti punggungan kuda yang miring dan terjam. Sambil berjalan dan berpegangan tali dadung kami turun satu persatu, karena di sisi kanan trail berupa jurang menganga menuju dasar lembah yang dalam dengan pemandangan aliran sungai berwarna putih.
Air Terjun Panimbungan
Di sepanjang jalur turun, tampak aliran sungai terlihat cantik di dasar lembah sebelah sisi kanan kami. Karena sudah waktunya makan siang, kami berhenti untuk beristirahat dan mengisi perut di tempat yang dinamakan Propok--dataran cukup luas dan teduh berada di antara rimbunnya hutan pinus yang berada pada ketinggian sekitar 1.500 mdpl.
ADVERTISEMENT
Dari Propok, spot untuk melihat keindahan Air Terjun Panimbungan, sudah tidak jauh lagi. Tidak sampai satu jam, kami pun sudah tiba di sana. Terlihat air terjun yang tingginya sekitar 100 meter begitu indah, berada di antara tebing-tebing batu dengan cerukan yang dalam serta puncak-puncak bukit.
Pesonanya semakin memikat dan menambah eksotisnya jalur pendakian Torean. Kabut tipis yang terkadang datang menyelemuti, membuat suasana sekitar Air Terjun Panimbungan terasa magis sekaligus mengagumkan.
Meninggalkan Air Terjun Panimbungan, kami kembali melalui punggungan dan melipir perbukitan hingga masuk ke vegetasi hutan yang cukup rapat, seperti pinus, rotan, suren, dan paku-pakuan. Melewati beberapa sungai lagi dan akhirnya tepat pukul 06.00 WITA, kami pun tiba di pangkalan ojek motor jalur pendakian Torean. Artinya persis sembilan jam, kami berjalan turun menyusuri jalur pendakian ini.
ADVERTISEMENT
Melihat sepanjang perjalanan turun dari danau hingga Air Terjun Panimbungan, tidak berlebihan rasanya dengan mereka-mereka yang menjuluki jalur pendakian Torean layaknya ‘Jurassic Park’ atau seperti lembah-lembah di New Zealand dengan sungai-sungainya. Karena, memang jalur ini sangat indah dan eksotis.
Panorama yang disajikan jalur pendakian Torean, benar-benar sangat beragam. Mulai dari hutan tropis, tebing, sungai, lembah, air terjun, sumber air panas, beberapa gua dan lain-lain. Selain itu, untuk kamu yang menyukai bird watching, menurut informasi dari pengelola, jalur pendakian Torean merupakan surganya burung-burung, seperti salah satu ikonnya, Elang flores.
Sepertinya, beberapa tahun ke depan, ini akan menjadi jalur favorit para pendaki. Baik mereka yang mendaki menuju puncak Rinjani melalui jalur Sembalun maupun yang hanya ingin bersantai menikmati suasana tenang di Danau Segara Anak. Nah, untuk kamu ingin melalui jalur ini, tetap selalu persiapkan segala sesuatunya dengan baik, jaga kebersihan dengan membawa sisa sampah aktivitas kamu ke keluar kawasan dan membuangnya di tempat seharusnya serta tidak merusak sarana prasarana serta fasilitas yang telah disediakan oleh pengelola, demi kebaikan, keselamatan, dan keamananan bersama.
ADVERTISEMENT