Jelajah Keajaiban Alam Liar 2 Taman Nasional di Kalimantan Tengah

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
8 Juli 2021 13:12 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menyusuri Sungai Sekonyer sambil melihat dan mendokumentasikan kehidupan alam liar di sepanjang sempadan sungai. Foto: Adityaricky
zoom-in-whitePerbesar
Menyusuri Sungai Sekonyer sambil melihat dan mendokumentasikan kehidupan alam liar di sepanjang sempadan sungai. Foto: Adityaricky
ADVERTISEMENT
Saat ini, Indonesia mengoleksi 54 Taman Nasional (TN) yang tersebar mulai dari ujung timur hingga barat dan utara sampai selatan nusantara. Seolah menjadi jembatan imajiner penghubung belasan ribu pulau yang menghampar mengapung di atas samudra.
ADVERTISEMENT
Taman nasional mewakili kawasan yang sangat ikonik dalam perjalanan panjang sejarah nusantara. Beragam keindahan bentang dan lanskap alam, kekayaan flora dan fauna, sosial budaya dan lainnya hidup harmonis sejak lama hidup harmonis di dalamnya.
Dua di antaranya berada di provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng): TN Sebangau dan TN Tanjung Puting. Tidak hanya menikmati keindahan dan kecantikan lanskapnya saja, kamu juga akan diajak belajar memahami kehidupan liar di dalamnya serta melihat berbagai keajaiban alam liar kalimantan yang mengagumkan.

Taman Nasional Sebangau

Sebuah speedboat sedang menyusuri Labirin Rasau di Taman Nasional Sebangau. Foto: TN Sebangau
Dengan luas mencapai 568.700 Ha, menjadikan taman nasional ini sebagai perwakilan ekosistem hutan rawa gambut terluas di Indonesia. Keberadaanya sangat mendukung tiga aliran sungai: Kahayan, Sebangai dan Katingan, yang merupakan denyut nadi peradaban manusia dan kehidupan liar di sekitarnya sejak berabad-abad yang lalu. Sebangau merupakan rumah beragam satwa dan tumbuhan: 25 jenis mamalia, 116 jenis burung borneo, 36 jenis ikan, serta sekitar 166 jenis flora.
ADVERTISEMENT
Sejak dulu, sungai-sungai di dalam kawasan TN Sebangau, telah menjadikan jalur transportasi bagi komunitas Dayak. Dengan keahlian yang dimilikinya, dengan sampan, mereka menembus setiap anak-anak sungai yang seperti labirin, untuk menjangkau kampung-kampung.
Mengunjungi dan berpetualang menyusuri sungai di taman nasional yang berada di wilayah Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulau Pisau, akan membawa kamu merasakan sensasi petualangan alam Kalimantan dengan kehidupan liarnya.
Menariknya, TN Sebangau, sangat mudah diakses dari ibu kota Kalteng, Palangka Raya. Hanya sekitar 15 menit berkendaraan darat dari pusat kota, kamu sudah tiba di Desa Kereng–gerbang utaman taman nasional.
Pos Sungai Koran diwaktu malam. Foto: Balai TN Sebangau.
Saat mengarungi sungai Koran dengan airnya yang berwarna hitam – karena mengandung zat tanin dari rawa gambut, kamu seolah berada di atas kaca cermin yang memantulkan rumah-rumah penduduk dan pepohonan serta tumbuhan di sekitarnya. Karena, sejatinya airnya sangat jernih.
ADVERTISEMENT
Kalau sedang beruntung, kamu dapat melihat Bekantan (Nasalis lavartus) dengan hidung mancungnya yang khas. Mereka, akan melompat, menyeberang dari pohon ke pohon. Biasanya, Bekantan yang terlihat merupakan dalam satu koloni atau sekeluarga.
Setidaknya, menurut LIPI dan WWF, kawasan ini menjadi habitat tidak kurang dari 809 jenis flora. Juga menyimpan 223 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai tanaman obat.
Selain itu, kawasan konservasi ini, juga merupakan habitat alami jenis kera besar, Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Mereka hidup secara liar di sini. Mengutip dari siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada Maret 2020, dikatakan pada 2007, terdapat sebanyak 5.400 individu Orangutan. Sedangkan, pada 2015, telah mengalami peningkatan populasi sebanyak 426 individu (7,8%). Artinya rata-rata penambahan salah satu satwa endemik Indonesia yang dilindungi ini mencapai 53 individu (1,1%) pertahunnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu di sini, juga hidup jenis kera ekor panjang dan satwa lainnya. Termasuk jenis reptil dan burung-burung khas: Elang kepala kelabu, Kilik-kilik ilir dan Kangkareng. Tenjut saja beragam jenis tumbuhan khas, tiga di antaranya: pohon ulin, anggrek hitam, dan kantong semar atau Nephentes.
Orangutan di Punggualas, TN Sebangau. Foto: Balai TN Sebangau.
Nah, untuk kamu ketahui, secara khusus, keberadaan TN Sebangau untuk melindungi dan melestarikan ekosistem hutan rawa gambut dan menjamin kelestarian keanekaragaman hayatinya, khususnya Orangutan. Karenanya, tidak heran, kalau di taman nasional ini, telah dilakukan penanaman areal seluas 9.626 Ha dan dibangun sekat kanal (canal blocking) sebanyak 1.318 unit.
Oh iya, selain menyusuri sungai-sungainya, kamu juga dapat melintasi jembatan titian–terbuat dari kayu ulin–dan trekking ke dalam hutan serta naik ke atas menara pandang untuk melihat lanskap sebagian kawasan TN Sebangau dari ketinggian.
ADVERTISEMENT

Taman Nasional Tanjung Puting

Sungai Sekonyer dengan segala pesona dan keajaibannya. Foto: Harley Sastha
Masih di Kalteng, berikutnya kamu dapat berkunjung ke Pangkalanbun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Di sini, terdapat rumah dari sang kera besar Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus)–berdasarkan data dan inventarisasi satwa Balai TN Tanjung Puting, pada 2016, terdapat 917 individu Orangutan. Dengan luas mencapai 415.040 Ha, kawasan ini dihuni oleh sekitar 1.100-1.200 individu Orangutan–Estimasi populasi berdasarkan survey Balai TN Tanjung Puting pada 2020.
Merupakan salah satu taman nasional yang banyak atau didominasi oleh kunjungan wisatawan dan peneliti dari mancanegara dibanding domestik. Hal tersebut, tidak lepas dari sejarah keberadaan Camp Leakey – Pusat Rehabilitasi Orangutan pertama di Indonesia, yang menjadi salah satu daya tarik utamanya.
Didirikan pada 1971 oleh seorang peneliti dari University of California, Los Angeles (UCLA) Birute M.F. Galdikas, yang mengadakan penelitian tentang Orangutan dengan dukungan dari Kementerian LHK–dulu bernama Departemen Kehutanan–kini, Camp Leakey, menjadi salah satu daya tarik utama di TN Tanjung Puting.
Orangutan di TN Tanjung Puting. Foto: Harley Sastha
Dimulai dari Pelabuhan Kumai, dengan menggunakan perahu klotok, kamu akan diajak berpetualang menyusuri Sungai Sekonyer dengan airnya yang berwarna hitam–mengandung zat tanin dari rawa gambut, sambil melihat keriuhan alam liar Kalimantan di sepanjang sempadan sungainya. Orangutan dan Bekantan menjadi bintangnya dalam kawasan ini.
ADVERTISEMENT
Terlihat jenis tanaman yang memiliki akar lutut dan akar udara, tumbuh subur pada bagian hutan rawa gambut di dalam taman nasional ini. Sedangkan, hutan bakau, tampak membentang pada bagian kawasan yang berbatasan dengan laut. Pada muara-muara dan sepanjang sungai, tanaman Nipah pun terlihat tumbuh subur.
Pada saat sore atau pagi hari, kamu dapat dengan mudah melihat beberapa koloni atau sekeluarga Bekantan (Nasalis lavartus), melompat dan memanjat dari pohon satu ke pohon yang lainnya. Namun, bukan hanya mereka, masih ada primata lain (lutung dan monyet ekor panjang), mamalia, burung, serangga, naphentes atau kantung semar, anggrek hutan, jamur dan lainnya, yang dapat kamu temui.
Dalam penyusuran tersebut, berbagai jenis burung sering terbang melintas, seperti diantaranya: Rangkong, Betet, Bubut, Raja udang dan Pecuk ular.
ADVERTISEMENT
Di Camp Leakey, kamu dapat menjumpai pusat informasi yang akan membantu kamu untuk mengetahui lebih banyak tentang Orangutan. Mulai dari morfologi berdasarkan usianya hingga bentuk kerangka Orangutan, bentuk sarang, jenis-jenis makanan dan silsilah Orangutan yang pernah dilepasliarkan di Camp Leakey.
Perahu klotok yang juga berfungsi sebagai tempat bermalam sebagaimana layaknya penginapan, saat kamu menjelajahai TN Tanjung Puting. Foto: Harley Sastha
Di sini kamu dapat trekking di dalam hutan dan melihat Orangutan di habitat aslinya. Keruing (Dipterocarpus sp), Ramin (Gonystylus bancanus), Meranti (Shorea sp), Jelutung (Dyera costulata), Ulin (Eusideroxylun zwageri) dan Gaharu, terlihat mendominasi tutupan tajuk-tajuk hutannya. Selain di Camp Leakey, ada juga pos Tanjung Harapan dan Pondok Tanggui, di mana kamu juga dapat menjumpai dan melihat perilaku mereka. Ada juga menara pandang, di mana kamu dapat melihat lanskap TN Tanjung Puting dari ketinggian.
ADVERTISEMENT
Malam hari, saat beristirahat di kapal klotok yang memang juga berfungsi sebagai penginapan layaknya hotel, kamu juga dapat menyaksikan ribuan atau mungkin juga ratusan ribu kunang-kunang bertebaran di sekeliling pohon nipah.
Bekantan di TN Tanjung Puting. Foto: Harley Sastha
Kapal tradisional yang dikenal sebagai perahu klotok yang digunakan di TN Tanjung Puting, memang sudah dimodifikasi sedemikian rupa hingga menjadi layaknya sebuah penginapan. Lengkap dengan dek beserta meja dan kursi makannya. Saat malam hari, dek tersebut, dapat disulap menjadi ruang tidur yang dilengkapi dengan kasur, bantal dan kelambu.
Sebuah balkon terbuka juga sengaja disediakan untuk kamu dapat melihat dan mengabadikan alam liar sepanjang penyusuran sungai. Jadi, kamu dapat menikmati makanan dengan beragam menu pilihan. Mulai dari tradisional, makanan laut, hingga masakan barat. Ini, tentu saja akan semakin menambah pengalaman kamu saat berkunjung ke TN Tanjung Puting.
TN Tanjung Puting cocok dikunjungi untuk semua usia. Mulai dari anak-anak hingga orang tua. Anak-anak pun dapat berinteraksi dan belajar langsung mengenak kawasan konservasi. Foto: Dany Prabowo
Jadi, bagaimana kamu sudah menentukan pilihan akan berkunjung ke taman nasional mana dulu nih di Kalimantan Tengah, Tanjung Puting atau Sebangau? Atau sekaligus menjelajahi kedua-duanya. Apa pun pilihan kamu, kedua taman nasional ini pastinya akan memberikan kamu pengalaman yang tidak akan terlupakan.
ADVERTISEMENT
Selalu ikuti prosedur dan aturan yang telah ditetapkan pengelola, saat kamu mengunjungi taman nasional ya. Selamat berpetualang dan selalu jaga kebersihan serta keberlanjutan kawasan dengan tidak membuang sampah kamu sembarangan.