Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Kronologi Kembalinya Pendaki Gunung Ciremai yang Sempat Tersesat
8 Juli 2019 11:33 WIB
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Kronologi Kembalinya Pendaki Gunung Ciremai yang Sempat Tersesat](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1562559814/ms3eqvnx1g6jmtgbjv9g.jpg)
ADVERTISEMENT
Fahrurizal Rahman (24 tahun), pendaki yang dilaporkan tersesat pada Minggu (7/7) sekitar pukul 21.00 WIB, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC)–Baca: Langgar Aturan, Seorang Pendaki Gunung Ciremai Dilaporkan Tersesat –pada Senin, sekitar pukul 09.20 WIB, telah tiba di base camp Pendakian Linggajati, setelah dijemput oleh petugas.
ADVERTISEMENT
Adapun tim pencari gabungan dari BTNG dan PPGC yang telah bergerak mencari survivor sejak subuh sekitar pukul 04.00 WIB, saat ini sedang kembali turun dari titik koordinat tersesatnya pendaki.
Saat ini, survivor dalam keadaan sehat usai mandi dan diberi minum serta makan. Ada beberapa luka baret pada tangan, dan kakinya sedikit pincang akibat merosot turun dari tebing. Celana jeans yang dikenakan juga sobek dan bolong pada bagian pantatnya. Setelah beristirahat, ia kemudian dimintai keterangan tambahan oleh Polhut dan PPGC Linggajati.
Berikut kronologi pendaki yang sempat hilang hingga kembali berdasarkan informasi tertulis yang dikirim oleh BTNGC sesuai keterangan salah satu rekan Fahrurizal.
Sabtu (6/7), sebanyak 7 orang pendaki asal Indramayu, melakukan pendakian melalui Jalur Palutungan sekitar pukul 03:00 WIB. Adapun nama-nama pendaki tersebut adalah: 1. Aji Maulana (23), mahasiswa; 2. Rizal Risandi (23), mahasiswa; 3. Alfani Subekti (23); 4. Fahad Riza Fauzi (23), honorer PNS; 5. Vilza (22), mahasiswa; Arsyad (23), mahasiswa dan pendaki yang dilaporkan tersesat atas nama Fahrurizal Rahman (24).
ADVERTISEMENT
Mereka melakukan pendakian tanpa izin alias ilegal. Kemudian pada Minggu (7/7), setelah turun dari puncak dan tiba di Pos Pengasinan, Fahrurizal Rahman mulai jalan lebih dulu dan berpisah dengan rombongan.
Saat 6 pendaki lainnya tiba di Pos Pamerangan dan menanyakan tentang ciri-ciri Fahrurizal Rahman kepada pendaki lain yang sedang berkemah di sana, ternyata mereka tidak melihatnya.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk langsung turun ke Pos Cibunar dan bertemu dengan keluarga di sana yang melaporkan bahwa Fahrurizal Rahman tersesat di jalur pendakian Linggajati. Informasi tersebut juga disertai pesan WhatsApp dari yang bersangkutan berupa share location Google Maps dan menyebutkan ciri-ciri lokasinya saat tersesat. Kemudian mereka melaporkan hal tersebut kepada petugas.
Usai menerima laporan tersebut dan melihat posisinya, butuh beberapa jam berjalan kaki dan mendaki untuk tim gabungan sampai lokasi yang dimaksud. Minggu malam, petugas gabungan dari BTNGC dan Pos Pendakian Gunung Ciremai (PPGC) berkoordinasi untuk menyusun rencana rescue survivor sesegera mungkin.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (8/7) subuh, sekitar pukul 04.00 WIB, tim pencari gabungan yang terdiri dari 8 orang dan terbagi jadi dua kelompok langsung bergerak.
Kemudian sekitar pukul 09.00 WIB, teman survivor mendapat kontak telepon dari Fahrurizal, dirinya menginformasikan kalau sudah berada di bawah, sekitar pertigaan Cilimus. Lalu kawannya yang didampingi Polhut TNGC segera menjemputnya untuk dibawa ke base camp Pendakian Jalur Linggajati.
Berdasarkan keterangan, diketahui ransel, tenda yang dibawa Fahrurizal Rahman ditinggalkan di jalur pendakian. Lalu Fahrurizal nekat turun menuju arah Lambosir, bertemu warga dan minta diantar hingga Indomaret Cilimus, supaya dapat menginformasikan anggota timnya yang berada di base camp Pendakian Linggajati. Menurut keterangannya, ia berjalan 5 jam dari titik koordinat tempatnya melaporkan.
ADVERTISEMENT
Melihat kejadian ini, Kuswandono, Kepala Balai TNGC, berharap para pendaki dapat menjadi pendaki yang baik dan cerdas, tidak melakukan pendakian ilegal. Gunakan jalur resmi pendakian dan patuhi aturan yang berlaku dalam kawasan.
“Kalau sudah kejadian seperti itu, bukan hanya diri sendiri yang susah. Namun, akan merepotkan orang lain juga tentunya. Termasuk kawan-kawannya. Makanya, jadilah pendaki yang cerdas dan bertanggung jawab. Siapapun itu, pemula maupun senior wajib mematuhi aturan. Jangan sombong atau merasa lebih berpengalaman atau merasa sebagai pendaki senior tetapi mengabaikan aturan dan adab. Semoga ini bisa jadi pembelajaran kita bersama,” ujar Kuswandono melalui pesan singkatnya.