Memikatnya Linggasana, Jalur Pendakian Termuda Atap Tatar Pasundan, Ciremai

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
8 Oktober 2020 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu sudut pemandangan atraksi alam kawah puncak CIremai. Foto: Harley Sastha
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut pemandangan atraksi alam kawah puncak CIremai. Foto: Harley Sastha
ADVERTISEMENT
Menjadi tetangga terdekat, jalur pendakian Linggajati, bukan berarti, tidak menjadikannya, medan pendakiannya sama persis. Jalur pendakian Linggasana mempunyai kisah dan kekhasannya sendiri. Titik awal pendakian yang berada pada ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), akan membawa kamu menuju tubir puncak Ciremai.
ADVERTISEMENT
Jalur pendakian Linggasana diresmikan oleh Balai Taman Nasional (TN) Gunung Ciremai pada 2012. Melengkapi tiga jalur pendakian resmi lainnya yang sudah ada lebih dulu, yaitu Linggajati, Palutungan dan Apuy.
Salah satu areal camp yang bersih, teduh dan nyaman, jalur pendakian Linggasana. Foto: Harley Sastha
Medan pendakian yang akan kamu lalui, jika melalui jalur ini menanjak mulai dari kemiringan terjal hingga sangat terjal. Selama pendakian kamu akan merasakan suasana khas hutan tropis dari gunung yang mempunyai ketinggian sekitar 3.078 mdpl. Hutan alam dalam zona rimba. Benar-benar sangat berbeda dengan medan pendakian tiga jalur lainnya. Sepanjang pendakian, merdunya suara serasah dedaunan dan ranting-ranting pepohonan yang terinjak oleh tapak kaki kamu. Kamu pun tidak akan menemui jalur pendakian yang cekung, seperti anak sungai. Semuanya benar-benar masih alami. Menjelang tubir atau gigiran puncak, kamu akan melewati lembah padang sabana dan taman edelweis.
ADVERTISEMENT
Sesuai namanya, jalur pendakian Linggasana berada di desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Disini, kamu dapat melihat yang dipercaya masyarakat sekitar sebagai tempat persinggahan salah satu penyebar agama Islam yang juga pendiri pertama kerajaan atau kesultanan Cirebon, Pangeran Cakrabuana.
Gerbang masuk bertuliskan ‘Selamat Datang di Desa Linggasana’ menjadi jalan masuk menuju pos pendakian. Jika cuaca sedang cerah, dari gerbang, kamu dapat melihat kerucut raksasa Ciremai, sang menara air alam tertinggi tanah pasundan. Melalui jalan aspal yang cukup mulus, melewati perkampungan, ladang dan sawah serta gerbang ‘Selamat Datang di Pos Pendakian Gunung Ciremai dan Wisata Alam Camping Ground Desa Linggasasa, artinya kamu sudah tiba di titik awal pendakian.
Areal pos lapor dan pendafataran yang luas nyaman dan cukup lengkpat sarana dan prasarananya. Foto: Harley Sastha
Basecamp Pos Pendakian Jalur Linggasana, kawasannya luas dan nyaman. Sarana dan prasarana penunjang juga cukup memadai. Pos lapor dan pendaftaran, areal parkir, mushola, toilet yang bersih dan bagus, warung-warung serta bale-bale yang dapat difungsikan sebagai tempat untuk packing dan cek ulang perlengkapan pendakian. Juga dapat digunakan untuk tempat beristirahat sebelum atau sesudah mendaki.
ADVERTISEMENT
Menariknya, disini juga ada tempat untuk swafoto dan menara pandang, dimana kamu dapat melihat hijau serta kawasan hutan lereng gunung Ciremai. Kalau beruntung, kamu dapat melihat Surili dan Lutung. Jadi, bagi kamu yang ingin mendaki sekaligus kemping sambil menikmati pesona bentang alam TN Gunung Ciremai, tempat ini sangat cocok.
Salah satu areal camp yang bersih, teduh dan nyaman, jalur pendakian Linggasana. Foto: Harley Sastha
Setelah mengurus semua perizinan pendakian, kemudian memulai pendakian, kamu akan melewati Situs Ki Kuwu – dipercaya merupakan bekas atau petilasan tempat duduknya mbah Kuwu – dan bak penampungan air, lalu melintasi hutan pinus hingga tiba di Pos Bangbadakan yang berada pada ketinggian sekitar 923 mdpl. Karena arealnya terbuka, membuat kamu dapat melihat landskap perkampungan, desa, ladang serta kebun di sekitar Kuningan dan Cirebon. Termasuk laut utara Jawa. Saat malam hari, ketika cahaya lampu menyala, pemandangan akan terlihat lebih cantik.
ADVERTISEMENT
Selain Pangbadakan, setelah Pos Sumber Air Wirabuana, ada juga Pos Kiara Lawang di ketinggian 1.251 mdpl, yang juga memiliki pemandangan landskap yang tidak kalah menariknya. Arealnya tidak terlalu luas. Terlindung di antara pepohonan yang cukup besar.
Padang Edelweis antara Pangreureuban menuju tbir atau gigiran kawah puncak Ciremai. Foto: Dany Prabowo
Dinamakan Kiara Lawang, karena ada dua pohon Kiara berukuran besar yang tumbuh berdampingan seperti sebuah pintu atau lawang. Saat malam hari, dari sini, kamu dapat melihat kerlap-kerlip cahaya lampu dari kampung, desa dan kota di bawah.
Medan pendakian selanjutnya melewati beberapa pos pendakian, kamu terus dibawa memasuki hutan alam yang lembab, teduh dan alami. Aroma hutan yang khas yang membuat kamu benar-benar merasa relaks. Suasananya sangat tenang.
Jalurlereng pendakian menuju tubir atau gigiran kawah puncak Ciremai. Foto: Harley Sastha
Sebelum tiba di tubir atau gigiran kawah puncak Ciremai, kamu akan lebih dulu tiba di Pos Pangreureuban (2.723 mdpl). Areanya kecil dan terbuka. Merupakan pembatas antara vegetasi hutan dengan sabana atau jenis semak dan perdu seperti Cantigi dan Edelweiss. Dari titik ini, kamu sudah dapat melihat lereng menuju puncak. Medan pendakiannya menanjak dengan kemiringan sedang hingga miring terjal.
ADVERTISEMENT
Jadi, beberapa menit meninggalkan Pangreureuban, kamu akan melalui padang sabana dengan medannya miring landai. Selain panorama lembahan, di sisi lain, jauh di bawahnya, kamu dapat melihat pemandangan perkampungan, desa dan ladang. Kemudian, melewati taman Edelweiss yang tingginya dapat mencapai 1,5 – 2 meter. Saat sedang bermekaran dan sinar mentari menyentuhnya, semakin terlihat putih berkilau, sangat cantik. Hingga beberapa saat kemudian, kamu pun tiba di bagian gigiran puncak kawah yang menyajikan atraksi alam kawah kembar dan landskap sekitar puncak Ciremai yang pastinya akan memikat mata dan hati kamu.
Pemandang kawah puncak Ciremai. Foto: Harley Sastha
Gimana, siap merasakan tantangan dan semua pesona yang disajikan jalur pendakian Linggasana? Jangan lupa siapkan segala sesuatunya dengan baik sebelum mendaki. Pahari, patuhi dan ikuti aturan yang berlaku. Tetap dan selalu menjadi pendaki yang bijak, cerdas dan bertanggung jawab. Zero Waste dan Zero Accident.
ADVERTISEMENT