Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengintip Pusat Suaka Satwa Elang Jawa Loji dengan Wajah Barunya
24 April 2021 15:47 WIB
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah patung elang jawa berkuran raksasa yang sedang mengepakkan sayapnya seperti akan terbang, tampak gagah berdiri di antara asrinya hutan pinus kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Kampung Loji, Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Suara lengkingan puluhan elang yang ada di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ) Loji, seolah memecah kesunyian siang hari itu, pada Sabtu (17/04/2021), saat saya bersama teman saya, ex host program petualangan pada salah satu stasiun tlevisi swasta, Medina Kamil dan anak-anaknya berkunjung.
Mereka terlihat antusias dan exited berkunjung ke PSSEJ Loji. Terlebih saat diajak berkeliling melihat kandang latih terbang dan kandang display. Dimana mereka dapat melihat secara langsung perilaku dan mendengarkan suara lengkingan Elang.
Cukup lama, saya tidak menginjakkan kaki di PSSEJ Loji. Seingat saya, terakhir kali, pada 2018 atau sekitar dua tahun yang lalu. Sekarang, sudah sangat berubah. Terlihat lebih rapih, bersih dan lengkap sarana dan prasarana (sarpras) serta fasilitasnya. Benar-benar membuat saya pangling.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, hingga saat ini, lokasi wisata alam PSSEJ Loji, masih ditutup untuk umum. Karena, selain kondisi pandemi, juga masih ada beberapa perbaikan sarpras dan fasilitas serta penyusunan konsep wisata alam yang akan semakin mengedepankan edukasi konservasi dan peremajaan habitat. Khususnya untuk satwa jenis Elang.
Untuk menunjang itu semua, kini di PSSEJ Loji, selain musholla, jembatan gantung dan toilet, juga sudah ada visitor center, klinik hewan, wisma karyawan, wisma tamu, studio yang terkoneksi langsung dengan cctv di kandang rehabilitasi dan lainnya.
Walaupun namanya Pusat Suaka Satwa Elang Jawa, namun, disini bukan hanya Elang Jawa saja yang direhabilitasi Ada juga Elang Ular Bido, Elang Brontok, Elang Hitam, Elang Alap-alap Jambul, Elang Perut Karat, Elang Sikep Madu Asia.
ADVERTISEMENT
Eco-Edu Tourism
Pimpinan PSSEJ Loji, Senjaya Mercusiana, mengatakan, pemahaman dan pengertian konservasi masih banyak yang awam. Khususnya masyarakat kota.
"Karenanya target kami, dalam pengelolaannya PSSEJ Loji, akan semakin lebih mengedepankan edukasi tentang konservasi. Jadi, model eco-edu tourism. Nanti, para pengunjung harus booking sistem online dengan pemilihan paket-paket edukasi yang sudah disiapkan. Jadi, bukan lagi mass tourism,” pungkas Senjaya.
Salah satu contohnya, pengunjung akan diajak berkunjung ke kandang. Merasakan menjadi keeper, bersihin kandang, memberikan pakandan lain-lain. Pengunjung dapat mengikuti beberapa paket kegiatan yang menjadi pilihannya.
Selama berkunjung ke PSSEJ Loji, kamu tidak hanya akan mendapatkan pengetahuan tentang Elang saja, tetapi juga jenis satwa lainnya.
Menurut Senjaya, PSSEJ Loji, murni dikelola oleh pemerintah. Sama sekali sekali tidak ada campur tangan NGO asing. Yang bekerja disini para volunteer. Bahkan, saat ini, animal welfare atau kesejahteraan di PSSEJ Loji merupakan salah satu yang terbaik dan memiliki klinik hewan terlengkap di Indonesia. Walaupun peralatan dan perlengkapan di klinik dapat dipakai untuk semua satwa. Tetapi, tetap core-nya untuk Elang.
Hampir 90 persen Elang di PSSEJ Loji, dapat dilepasliarkan embali. Seratus persen semuanya karena proses rehabilitasi. Kondisi kandang-kandang di PSSEJ Loji paling tinggi dibanding tempat rehabilitasi yang lain.
ADVERTISEMENT
Tingginya mencapai 18 m, panjang dan lebar masing-masing 20 m dan 10 m. Secara fisiologi elang itu selalu di atas. Karenanya, penting membuat kandang rehabilitasi yang besar, sesuai dengan kondisi di alamnya, agar ia lebih mudah beradaptasi.
“Masyarakat seharusnya bangga kepada para volunteer ini. Mereka yang pertama kali bisa mengembangkan Elang Jawa di dunia. Ya, di PSSEJ Loji. Artinya, kita bisa kok, kalau benar-benar dikelola secara profesional. Seperti contohnya PSSEJ Loji,” kata pria yang juga seroang peneliti Macan Tutul.
Salah satu keberhasilannya, saat seekor anak Elang Jawa yang berhasil ditetaskan secara alami oleh induknya di PSSEJ Loji, pada 8 Juli 2020. Prosesnya terekam melalui cctv dari kandang rehabilitasi.
Saat ini, anak Elang Jawa yang kemudian diberi nama Parama tersebut, usianya hampir mencapai satu tahun. Kondisinya sangat sehat dan jika sudah waktunya, ia akan dilepasliarkan kembali ke habitatnya di alam.
Para keeper dan perawat di PSSEJ Loji, sebagian merupakan mantan para pemburu elang yang sudah tobat. Sehingga mereka sudah memahami tentang perilaku spesies raptor yang dilindungi ini. Ada juga yang direkrut dari masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
Menurut Angga, salah seorang keeper yang mendampingi kami berkeliling, setidaknya ada tiga kriteria untuk elang siap untuk dilepasliarkan kembali, yaitu: perilaku, performa terbang dan kesehatan.
“Karenanya, saat ini kita sudah punya dua kandang latih terbang berbentuk L. Dimana fungsinya agar saat terbang, Elang dapat latihan bermanuver sebagaimana di alam,” cerita Angga.
Jumlah kandang rehabilitasi yang kini dimiliki oleh PSSEJ Loji sebanyak 17 buah. Mulai dari kandang karantina, kandang rehabiltasi, kandang latih terbang, kandang display dan kandang islolasi. Juga ada tambahan kandang karantina semi permanen yang jumlahnya lebih banyak lagi.
Sebagai informasi, kamu hanya diperbolehkan melihat dan memelajari langsung perilaku serta jenis elang di kandang display. Sedangkan kandang lainnya tidak boleh diakses secara bebas, kecuali untuk penelitian dan sejenisnya.
ADVERTISEMENT
Kandang display adalah tempat menampung Elang yang sudah tidak dapat lagi dilepasliarkan. Meskipun telah melalui proses rehabilitasi yang cukup panjang. Beberapa alasannya: Karena sudah tua, cacat permanen, atau hal lain. Nah, dalam di kandang display inilah kamu dapat belajar mengenai seluk beluk kehidupan Elang dengan didampingi petugas.
Dukungan Masyarakat
Dalam pengelolaannya PSSEJ Loji membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Karenanya, ini menjadi tanggung jawab bersama. Saat ini saja ada 33 elang yang sedang di rehabiltasi. Dan masih banyak sejumlah Elang lain yang mengantri untuk masuk.
Proses rehabilitasi para Elang tersebut hingga dilepasliarkan kembali, terkadang membutuhkan waktu yang sangat panjang. Teramsuk untuk memnuhi kebutuhan pakan mereka. Benar-benar membutuhkan sumber daya dan dana yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
Nah, untuk itu, kamu bisa banget lho membantunya dengan cara berdonasi melalui Biocon yang merupakan mitra resmi PSSEJ Loji.
Menurut Ninda dari Biocon atau Bio Konservasi Indonesia, Biocon adalah yayasan konservasi yang bergerak dibidang lingkungan dan konservasi. Mengenalkan nilai konservasi dengan tetap melakukan pemberdayaan kepada masyarakat dan melibatkan masyarakat sekitar kawasan konservasi dalam setiap programnya.
ADVERTISEMENT
“Kami juga akan melakukan edukasi terhadap masyarakat yang ada di daerah perkotaan, agar memiliki rasa sense of belonging terhadap alam dan keanekaragaman hayatinya. Salah satu temanya ‘Elang’ dan membantu PSSEJ dalam melakukan kegiatan rehabilitasi. Khususnya Elang Jawa,” kata Ninda.
Dengan menjadi donatur, secara tidak langsung kamu ikut bersama-sama membantu menjaga terus keberadaan dan kelestarian Elang untuk hidup di alam liar. Selain itu, menurut Ninda, dengan jumlah donasi minimal, kamu akan mendapatkan merchandise mengenai Elang. Keren kan, berdonasi sekaligus mendapat pengetahuan tentang Elang.
Banyak spot keren dan cantik untuk kamu yang suka foto-foto. Selain hutan pinus dan jembatan gantung melintas sungai diantara kerimbunan hutan yang Instragamable banget, kamu juga dapat tracking berjalan menuju air terjun atau Curug Cibadak yang berada tidak jauh dari jembatan gantung. Sekitar 1 jam berjalan kaki. Jalur tracking juga sudah ditata dengan baik oleh pengelola. Semuanya demi kemanan dan kenyaman para pengunjung tentunya.
ADVERTISEMENT
Saya dan Medina Kamil menutup perjalalan dengan berkemah di areal camping ground. Ngabuburit, menunggu waktu berbuka dan santap sahur. Anak-anak nya pun terlihat sangat exited. Karena, menurut perempuan berdarah Sumatra Barat yang juga salah seorang anggota Tim Jelajah 54 Taman Nasional, ini merupakan pengalaman pertama mereka tidur di tenda dan berkemah di alam.
“Tempatnya enak, fasilitas juga lengkap dan bagus. Tempat yang pas untuk anak-anak mengenal alam dan edukasi satwa,” kata Medina.
Gimana menarik kan PSSEJ Loji. Sambil berwisata alam, kamu dapat belajar dan mengenal kehidupan kerabat elang. Tetapi, untuk dapat mengunjunginya, kamu tetap harus bersabar dulu ya. Tunggu hingga dibuka kembali untuk umum. Tentunya dengan konsep yang baru dan berbeda.
ADVERTISEMENT