Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengunjungi Ekowisata Mangrove Pantai Oesapa Ikon Baru Wisata Alam Kota Kupang
29 November 2021 6:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak hanya berfungsi sebagai penahan abrasi alami air laut dan mengurangi dampak gelombang tsunami di pesisir pantai, hutan bakau atau mangrove juga dapat dimanfaatkan sebagai Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) yang juga bernilai edukasi. Salah satunya hutan mangrove yang ada di Pantai Oesapa, Taman Wisata Alam (TWA) Teluk Kupang, Kota Kupang, Propvinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Oseanografi LIPI, hutan mangrove adalah sekumpulan tumbuhan spesifik yang tumbuh di kawasan pesisir di daerah sub tropis dan tropis. Berasal dari bahsa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove – untuk mendeskripsikan kelompok atau komunita pepohonan yang tumbuh di pesisir.
Saat berwisata alam menjelajah hutan mangrove, kamu dapat ber swafoto, bersantai di gazebo, berjalan di titian jembatan kayu yang membelah hutan mangrove dan termasuk mendapatkan informasi dan edukasi fungsi hutan mangrove.
Seperti yang saya lakukan beberapa waktu lalu, pada Selasa (23/11/2021), saat berkunjung ke Ekowisata Mangrove Pantai Oesapa. Saat itu, kebetulan saya mengikuti kegiatan Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong, yang akan menghadiri acara puncak Perayaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2021, di Pantai Lasiana, TWA Teluk Kupang, pada Rabu (24/11/2021).
ADVERTISEMENT
Cuaca Kota Kupang yang panas, seketika menjadi terasa teduh dan adem, ketika kami memasuki kawasan ekowisata mangrove di Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang, NTT. Kami berjalan menyusuri jembatan warna-warni yang membelah hutan mangrove.
Namun, sayang, beberapa bagian titian jembatan kayu tampak rusak. Padahal, berdasarkan informasi, pemerintah derah Kota Kupang akan menjadikan ekowisata mangrove dan muara Oesapa sebagai ikon wisata alam baru di Kota Kupang. Menurut cerita masyarakat setempat, kerusakan terjadi akibat terkena angin badai beberapa waktu lalu.
Terlihat banyak spot intragamable dan menarik sepanjang jembatan mangrove. Pohon mangrove jenis Rhizopora berukuran besar-besar nampak terlihat cantik dengan akar-akar tunjangnya. Terlihat sebagian ranting-ranting pohon mangrove dengan daunnya menutupi atas jembatan. Jadi, saat kami melewatinya, seperti berjalan di bawah lorong hutan mangrove.
ADVERTISEMENT
Hutan mangrove Pantai Oesapa, juga merupakan salah satu spot terbaik untuk melihat magis dan romantisnya waktu senja atau saat matahari terbenam kembali ke peraduannya.
Alue Dohong didampingi tenaga ahli dan staff ahli menteri LHK, juga kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (BBKSDA) NTT Arief Mahmdu, sangat menikmati panorama yang disajikan kawasan Wisata Hutan Mangrove Pantai Oesapa. Menurutnya, potensi yang dimiliki hutan mangrove ini, harus dijaga dan dilestarikan dengan baik.
“Ini potensi wisatanya sangat luar biasa. Namun, fasilitasnya perlu diperbaiki. Kalau ditata dengan kembali dengan baik dan dipromosikan, ini akan menjadi salah satu obyek wisata alam unggulan dan edukasi tentan mangrove di Kota Kupang,” ungkap Alue Dohong.
Tanam Mangrove Bersama Masyarakat
ADVERTISEMENT
Wisata hutan mangrove hari itu, kami akhiri dengan mengunjungi muara dan Pantai Oesapa yang lokasinya tidak jauh dari jembatan mangrove, untuk melakukan penanaman pohon mangrove bersama masyarakat.
Tampak canda tawa dan senyum manis khas anak-anak timor, sumrigah menyambut kedatangan rombongan wamen. Tidak hanya para peserta Jambora Konservasi Alam Nasional 2021, masyarakat setempat, mulai anak-anak, pemuda hingga orang tua, wanita dan laki-laki, mahasiswa hingga kelompok rider, semua ikut ambil bagian untuk bersama-sama menanam pohon mangrove.
Gerimis yang tiba-tiba turun, tidak menghalangi wamen dan rombongan beserta masyarakat untuk turun ke tepi muara untuk menanam pohon mangrove yang sudah disediakan.
Melihat anak-anak turun ke lumpur bersemangat menanam pohon mangrove, membuat saya berpikit, semoga mereka menyadari apa yang ditanamnya saat itu, sejatinya sangat bermanfaat untuk kehidupan mereka dan lingkungannya ke depan.
Jadi, kalau kamu berkesempatan berkunjung ke Kota Kupang, pastikan wisata hutan mangrove di Pantai Oesapa masuk dalam list kunjungan. Ingat juga, untuk selalu menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan di dalam hutan mangrove dan melakukan vandalisme pada pohon mangrove dan fasilitas serta sarana prasarana yang telah disediakan.
ADVERTISEMENT