Rimba Nyiut (3): Diperkirakan 10 Spesies Tanaman Baru Ditemukan di Gunung Nyiut

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
19 November 2022 19:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu jenis tanaman kantong semar yang tumbuh di kawasa CA Gunung Nyiut. Foto: Tim Jelajah CA Gunung Nyiut 2022, BKSDA Kalbar.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu jenis tanaman kantong semar yang tumbuh di kawasa CA Gunung Nyiut. Foto: Tim Jelajah CA Gunung Nyiut 2022, BKSDA Kalbar.
ADVERTISEMENT
"Kenapa kegiatan penjelajahan yang bertajuk Scientific Exploration and Expedition CA Gunung Nyiut 2022, dilakukan di Cagar Alam (CA) Gunung Nyiut? Karena, berdasarkan prediksi kita dari data awal memiliki keanekaragaman yang luar biasa," ujar Sadtata Adirahmantan yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar), disela-sela istirahat pada hari kedua penjelajahan di rimba belantara Nyiut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, masih banyak potensi jenis-jenis spesies yang belum kita ketahui dan berpotensi sebagai spesies baru atau temuan rekaman baru (new record) yang belum pernah terdata di Indonesia.
Salah satu sudut danau rawa terjebak di CA Gunung Nyiut yang diperkirakan memiliki ekosistem ternsendiri dan unik karena diperkirakan telah terbentuk sejak puluhan atau ratusan ribu atau mungkin berjuta tahun yang lalu dan sangat jarang sekali didatangi manusia. Foto: Doc Tim Jelajah CA Gunung Nyiut 2022, BKSDA Kalbar..
"Apalagi, bicara manfaatnya, kita masih belum mengetahuinya, jenisnya saja belum diketahui. Karenanya, penjelajahan ini sangat penting dilakukan," lanjutnya.
Kegiatan yang dimulai pada 14 Agustus 2022 ini, merupakan penjelajahan ketiga yang dilakukan BKSDA Kalbar. Sebelumnya, Pada 2019, penjelajahan dilakukan dalam kawasan CA Karimata yang berhasil menemukan dan mempublikasikan suatu spesies baru yaitu Hanguana karimatae. Selanjutnya, pada 2021, penjelajahan di Taman Wisata Alam Gunung Melintang.
“Penjelajahan ini, tentu saja dengan tetap melibatkan berbagai pihak: akademisi, peneliti, mahasiswa, jurnalis dan masyarakat lokal,” kata pria yang kini menjabat sebagai Kepala BKSDA Kalimantan Tengah (Kalteng).
ADVERTISEMENT
Sebelum kami melanjutkan penjelajahan lebih dalam lagi, Sadtata mengatakan, pada hari kedua penjelajahan saja, setidaknya sudah ada 4 jenis flora yang diprediksi akan menjadi spesies baru.
Sesaat setelah meninggalkan Dusun Kulum, Desa Tengon, untuk memulai penjelajahan menuju jantung rimba belantara Nyiut, hujan yang cukup deras menyambut kami. Karena, hari sudah lewat siang, dengan menggunakan mantel hujan, kami pun tetap melanjutkan perjalanan hingga hujan reda.
Kondisi topografi yang berbukit-bukit dengan kemiringan yang cukup terjal serta banyaknya aliran sungai, memang menjadi tantangan tersendiri dalam penjelajahan di rimba Nyiut. Sejak awal masuk ke dalam rimba Nyiut, terlihat begitu menakjubkannya kawasan ini. Mulai dari lantai hingga tajuk dan canopinya, membuat kami selalu berdecak kagum. Benar-benar sangat indah dan kaya.
Salah satu jenis anggrek yang tumbuh di kawasa CA Gunung Nyiut. Foto: Tim Jelajah CA Gunung Nyiut 2022, BKSDA Kalbar.
Setiap jengkal dan sudut hutan seolah tidak bisa lepas dari pandangan mata anggota tim expedisi dan explorasi. Sampel demi sampel spesimen tumbuhan, lumut, jamur dan yang lainnya diambil dan dimasukkan dalam kantung-kantung simpanan yang memang sudah dipersiapkan.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu, burung, katak, ikan, kepiting dan udang sungai serta beberapa jenis satwa lainnya pun tidak lepas dari pengamatan kami.
Hujan yang turun hampir setiap hari. Baik itu siang menjelang sore dan malam hari, tidak menyurutkan langkah kami untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi. Setiap hari juga, spesimen tumbuhan yang sudah dikumpulkan, kemudian, dipilah dan diidentifikasi awal, sebelum kemudian disimpan kembali untuk diteliti dan identifikasi lanjutan.
Medan CA Gunung Nyiut yang berbukit=bukit dan banyak memiliki aliran sungai, bukanlah hal yang mudah dilalui oleh tim. Foto: Doc. Tim Jelajah CA Gunung Nyiut 2022, BKSDA Kalbar.
Saat akan mengamati, mendokumentasikan dan mengambil spesimen, terkadang kami harus melalui medan yang sulit dan sedikit berbahaya. Menyeberangi sungai, turun ke lembah dan naik ke tebing, Bahkan, sesekali kami tergelincir dan terperosok masuk ke dalam danau rawa. Belum lagi, ketika melalui areal yang banyak pacet, tak ayal, mereka pun banyak menempel pada beberapa bagian tubuh dan menyedot darah kami.
ADVERTISEMENT
Semakin masuk ke dalam dan tinggi menuju kawasan puncak, makin beragam spesies yang kami temui. Kerapatan hutannya rimba Nyiut cukup tinggi, hingga sedikit menyulitkan sinar matahari pagi maupun siang dapat masuk hingga lantai hutan. Saat memasuki bagian hutan lumut yang cukup tebal, tubuh kami terasa lebih dingin.
Randi Agusti sedang mengamati dan mendokumentasikan spesies tanaman. Foto: Doc. Tim Jelajah CA Gunung Nyiut 2022, BKSDA Kalbar.
Hingga hari terakhir ekspedisi, menurut ahli botani Indonesia, Randi Agusti, botanist yang ikut dalam penjelajahan, diperkirakan ditemukan lebih dari 10 jenis spesies baru dan new record ditemukan dalam kegiatan penjelajahan di CA Gunung Nyiut.
“Namun, untuk memastikannya, saya akan melakukan identifikasi lebih lanjut, bekerja sama dengan peneliti-peneliti lain dan menuliskan jurnal ilmiahnya. Sehingga benar-benar diketahui berapa tepatnya jumlah temuan spesies baru maupun yang new record,” ujar pria yang sudah sering mengeluarkan jurnal ilmiah internasionalnya mengenai tumbuhan spesies baru, dan merupakan salah satu peneliti muda tumbuhan terbaik di negeri ini.
Randi Agusti sedang mengidentifikasi setiap bagian salah satu jenis tumbuhan, sebelum diidentifikasi lebih lanjut dengan peneliti-peneliti lainnya. Foto: Doc. Tim Jelajah CA Gunung Nyiut 2022, BKSDA Kalbar.