Konten dari Pengguna

Tete Batu: Desa Wisata Era Kolonial Jadi Jalur Pendakian Baru Gunung Rinjani

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
15 Desember 2020 21:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Puncak Sangkareang Taman Nasional Gunung Rinjani. Foto: Fathul Rakhman.
zoom-in-whitePerbesar
Puncak Sangkareang Taman Nasional Gunung Rinjani. Foto: Fathul Rakhman.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mendaki Rinjani melalui Tete Batu, akan membawa kamu menuju puncak Sangkareang – titik tertinggi kedua di kawasan Taman Nasional (TN) Gunung Rinjani. Menariknya, Tete Batu sendiri merupakan kawasan desa wisata yang sudah ada sebelum Indonesia lahir.
ADVERTISEMENT
Tete Batu, lokasi peristirahatan klasik sejak masa kolonial Belanda, kini resmi menjadi salah satu jalur pendakian di TN Gunung Rinjani. Menurut Kepala Balai TN Gunung Rinjani, Dedy Asriady, Tete Batu merupakan desa wisata tertua di Lombok. Melihat latar belakang, sejarah dan kesiapan warganya, Balai TN Gunung Rinjani, melakukan soft launching Jalur Pendakian Wisata Tete Batu, di Lembah Ulem-ulem, Desa Tete Batu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, pada Minggu (13/12/2020).
Desa Tete Batu dengan latar belakang kawasan Gunung Rinjani. Foto: Fathul Rakhman.
Suana kawasan Tete Batu yang asri dan khas pedesaan. Foto: Fathul Rakhman
“Karena itu kan sebenarnya jalur pendakian lama. Jadi, kami menghidupkan kembali desa wisata tertua di Rinjani ini. Sebenarnya sudah banyak hotel dan homestay di sana. Masyarakat meminta untuk dibuka jalur kembali jalur tersebut secara resmi. Sehingga semakin menggairahkan kembali aktivitas wisata alam di Tete Batu,” cerita Dedy.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurut Dedy, para pelaku wisata disana juga sudah siap. Seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) nya. Jadi, Balai TN Rinjani, hanya meneruskan yang sudah ada, menguatkan kembali desa wisata Tete Batu yang juga memiliki jalur pendakian tua.
Medan pendakian menuju puncak Sangkareang. Foto: Fathul Rakhman.
“Aspek kesejarahan jalur pendakian Tete Batu itu sangat tinggi. Sudah ada sejak era kolonial Belanda. Menjadi tempat peristirahatan orang-orang Eropa yang tinggal di Mataram, pada masa itu. Karena, hawanya yang beriklim sejuk, berada di kaki gunung Rinjani, pada ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut (mdpl),” lanjut pria asal Sulawesi Selatan yang juga akrab dipanggil Daeng Malewa.
Hutan Kera dan Air Terjun
Menariknya, mendaki Rinjani melalui Tete Batu, kamu dapat mengunjungi destinasi-destinasi wisata alam yang sejak dulu sudah menjadi tempat tetirah orang-orang Belanda dan Eropa lainnya. Seperti monkey forest atau hutan kera, yang merupakan tempat hidupnya monyet hitam asli Tete Batu. Selain itu, kamu juga dapat melakukan pengamatan burung di sini.
Monyet hitam asli Tete Batu. Foto: Fathul Rakhman
Selain itu, beberapa air terjun yang berada di dalam Desa Tete Batu, dapat menjadi pelengkap aktivitas pendakian kamu melalui jalur ini. Seperti Air Tiu Teja, Sarang Walet, Kokok Duren dan Mangku Sakti. Bersumber dari Gunung Rinjani, airnya sangat jernih, dingin, segar dan menyegarkan
ADVERTISEMENT
Ada juga air terjun Ulem-ulem yang berada di lembah Ulem-ulem. Walaupun tingginya kurang dari 10 meter, namun menjadi salah satu spot yang tidak boleh dilewatkan. Debit airnya sangat melimpah dan memiliki kolam yang luas dengan airnya yang jernih, dingin dan segar. Sehingga sangat pas untuk menyegarkan badan, usai turun mendaki Rinjani.
Mau sekalian beristirahat dan bermalam menikmati alam Desa Tete Batu, kamu dapat menginap di penginapan-penginapan atau home stay yang ada di sana. Kamu dapat memilihnya sesuai dengan budget.
Selama menginap di sana, kamu juga dapat jalan-jalan berkeliling desa menikmati pemandangan terasering persawahan, perkebunan kopi, coklat, cengkeh dan vanilla milik masyarakat. Suasana khas pedesaan yang benar-benar asri dan tenang dengan penduduknya yang sangat ramah. Tidak heran, kalau tempat ini juga mendapat julukan Ubudnya pulau Lombok.
Jalan-jalan keliling desa sambil melihat aktifitas petani di sawah terasering dengan latar belakang Gunung Rinjani menjadi hal yang menarik dilakukan di Desa Tete Batu. Foto: Fathul Rakhman.
Rencananya jalur pendakian Tete Batu, baru akan bisa digunakan pada April 2021, bertepatan dengan pembukaan kembali jalur wisata pendakian di TN Gunung Rinjani.
ADVERTISEMENT
Jadi, saat langit bersih, sebelum maupun sesudah mendaki, kamu dapat melihat keindahan puncak Sangkareang Gunung Rinjani dari Desa Tete Batu.
“Rinjani adalah epicentrum terhadap semua sendi kehidupan. Menjaga gunung Rinjani, berarti juga menjaga peradaban pulau Lombok. Menjaga Rinjani juga memastikan kawasan strategis pariwisata nasional,” pungkas Dedy.
Jadi, sudah siap untuk menyambangi Desa Wisata Tete Batu dan mendaki Rinjani melalui jalur ini? Tunggu hingga jalur pendakian secara resmi dibuka kembali oleh pengelola taman nasional.
Sekelompok Pendaki berada di puncak Sangkareang, TN Gunung Rinjani. Foto: Fathul Rakhman
Nah, sambil menunggu, kamu dapat mempersiapkan fisik, mental dan perlengkapan kamu lebih dulu. Jadi, begitu dibuka, kamu sudah siap untuk mendakinya.