Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Aborsi dalam Dunia Hukum, Apakah Diperbolehkan?
15 Desember 2022 0:00 WIB
Tulisan dari Helena Ginting tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pengantar Aborsi
ADVERTISEMENT
Kemajuan pembangunan di berbagai bidang membawa banyak dampak bagi masyarakat di banyak negara yang salah satunya adalah Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah tata pergaulan generasi muda yang sangat bebas. Padahal, mereka nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Dalam hal pergaulan bebas, pemuda-pemudi sampai anak dibawah umur juga bisa melakukan perbuatan yang berakibat fatal. Salah satu perbuatan itu adalah hamil diluar nikah. Oleh karena hal ini, timbulah gagasan yang tidak baik untuk menghilangkan rasa malu itu dengan cara aborsi (pengguguran kandungan).
ADVERTISEMENT
Apabila dilihat dari sisi lain, bisa jadi inisiatif untuk menggugurkan kandungan itu datang dari keluarga pihak laki-laki karena menganggap hamil diluar nikah sebagai sebuah aib keluarga. Sementara itu, pihak perempuan menjadi pihak yang disudutkan dan dikalahkan. Selain itu, aborsi juga bisa mengakibatkan gangguan kesehatan pada wanita dan berakibat fatal hingga kematian.
Aborsi atau biasa disebut dengan pengguguran kandungan ialah pengeluaran hasil kehamilan dari rahim yang dilakukan sebelum waktunya. Dengan kata lain, istilah "pengeluaran" mengacu pada pengeluaran janin yang disengaja yang disebabkan oleh manusia dengan menggunakan obat-obatan baik melalui cara mekanis maupun cara lain. Pada dasarnya, seorang bayi yang berada di dalam kandungan sudah dipandang sebagai manusia yang dikategorikan sebagai mahluk hidup dan sama bobotnya dengan orang dewasa. Hal itulah yang membuat aborsi dikatakan sebagai tindakan tercela. Menurut hukum pidana, aborsi adalah tindakan kejahatan yang mengakibatkan kandungan lahir sebelum waktunya melahirkan menurut alam.
ADVERTISEMENT
Pandangan Hukum Terkait Aborsi
Tindakan aborsi biasanya dilakukan pada trimester pertama, yaitu pada umur kehamilan kurang dari 22 minggu. Secara umum, kegiatan aborsi di Indonesia merupakan tindakan ilegal dengan ancaman pidana yang tertulis tegas dalam peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Pasal 364 KUHP, tindakan aborsi yang sengaja dilakukan oleh seorang wanita secara umum akan dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana penjara paling lama empat tahun.
Bagi seseorang yang sengaja menyuruh atau memaksa melakukan aborsi dan turut serta melakukan pengguguran kandungan orang lain dengan memberi imbalan, orang itu dianggap melakukan suatu perbuatan pidana dan dapat dijerat Pasal 55 (1) ke-2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana jo Pasal 349 dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan dipotong masa tahanan. Tindakan aborsi yang melawan hukum sering sekali terjadi, tetapi kasusnya jarang sekali dipublikasikan ke masyarakat. Hal ini disebabkan oleh masing-masing pihak antara pasien dan dokternya sama-sama merahasiakan semua peristiwa aborsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, tindakan aborsi itu dilarang oleh undang-undang. Tetapi, berdasarkan Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal 75 ayat 2, terdapat perkecualian. Aborsi boleh saja dilakukan asal memenuhi beberapa ketentuan-ketentuan yang sudah menjadi dasar pokok yang tidak boleh dilanggar, baik dalam KUHP maupun aturan khusus yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Aborsi yang dibenarkan menurut ketentuan aturan hukum haruslah untuk penyelamatan kesehatan ataupun nyawa seseorang. Aborsi perlu dilakukan untuk menyelamatkan jiwa seorang perempuan dengan mengadakan tindakan operasi karena tanpa diadakan tindakan operasi tersebut tidak menutup kemungkinan jiwa ibu hamil tersebut terancam.
Contoh Kasus
Salah satu contohnya terdapat pada aktivitas klinik aborsi di Paseban, Senen, Jakarta Pusat. Klinik tersebut telah mengaborsi 903 bayi yang dibuang di dalam tanki septik menggunakan bahan kimia. Walaupun itu adalah tindakan yang salah, sampai sekarang masih banyak wanita di Indonesia yang melakukan aborsi. Berdasarkan hasil penelitian Guttmacher Institute, diperkirakan terjadi dua juta aborsi di Indonesia di setiap tahun yang disebabkan banyaknya wanita mengalami kehamilan yang tidak direncanakan sehingga memilih aborsi. Penelitian ini mengungkapkan adanya 37 aborsi pada 1.000 wanita usia produktif bereproduksi dikalangan yang berusia 15-49 tahun setiap tahunnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tentunya angka prediksi ini cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan kasus aborsi di negara Asia lainnya. Dari 4,5 juta kelahiran per tahun di Indonesia, sekitar 760.000 atau 17 persennya tidak diinginkan atau direncanakan. Aborsi paling banyak dilakukan wanita yang sudah menikah dengan rentang usia 30-39 tahun.
Mayoritas dari mereka yang melakukan aborsi tidak pernah memakai alat kontrasepsi. Kebanyakan wanita dalam penelitian tersebut melakukan aborsi karena tidak ingin punya anak lagi. Beberapa wanita lainnya yang melakukan aborsi mempunyai alasan karena ingin meneruskan pendidikan sebelum menikah. Sementara itu, sekitar empat persen lainnya melakukan aborsi untuk menjaga kesehatan fisik.
Kesimpulan
Di Indonesia, aborsi hanya diperbolehkan untuk kasus-kasus khusus, yaitu indikasi darurat medis (membahayakan nyawa ibu) atau kehamilan akibat korban perkosaan ( diatur lebih rinci dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi). Aborsi merupakan tindakan tercela dan tidak baik karena menghilangkan nyawa manusia serta termasuk tindak pembunuhan. Dalam realita kehidupannya, terdapat beberapa faktor serta alasan yang mendorong adanya aborsi. Mulai dari korban pemerkosaan yang akan berdampak pada mental kesiapan ibunya sendiri sampai alasan medis yang dapat membahayakan si pengandung.
ADVERTISEMENT
Namun, ada pula yang terjadi karena adanya kesalahan, yaitu akibat dari suatu kecelakaan yang diakibatkan oleh pasangan yang tidak siap atas tindakannya tersebut. Secara iman dan hukum, hal ini tercela adanya karena setiap manusia berhak untuk hidup. Penghilangan nyawa secara paksa oleh orang tua tersebut merupakan perbuatan yang berdosa sehingga dapat kita simpulkan bahwa tindakan aborsi merupakan tindakan yang salah dan tercela. Akan tetapi, aborsi dapat dibenarkan apabila tindakan itu diperlukan untuk keperluan medis.