Konten dari Pengguna

8 dari 10 anak Indonesia usia 4 – 12 tahun kekurangan DHA dan Omega 3

Helena Safitri
A Mom-Blogger, homeschooler, who loves to travel with her kids and share the stories on www.helenamantra.com
19 Februari 2019 5:50 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
Tulisan dari Helena Safitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ilustrasi anak Indonesia (dok. pri)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi anak Indonesia (dok. pri)
Penelitian yang dimuat dalam British Journal of Nutrition (2016) menyebutkan anak Indonesia usia 4 – 12 tahun kurang mengonsumsi asam lemak essensial, dalam hal ini termasuk DHA dan Omega-3.
ADVERTISEMENT
Salah satu peneliti yang juga guru besar IPB, Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, menuturkan, "Ya. Kenyataan anak Indonesia kurang asam lemak esensialnya, dari kehamilan, bahkan sampai tua."
EFA, atau asam lemak essensial, tidak dapat diproduksi tubuh atau diproduksi dalam jumlah sedikit sehingga perlu diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, penting memperhatikan asupan gizi pada tubuh.
Asam lemak essensial yang terdiri dari kelas Omega-3 dan Omega-6 sangat diperlukan untuk kesehatan otak, jantung, hingga persendian. Bila kekurangan EFA, tubuh mudah infeksi, kulit kering, darah tinggi, juga gangguan penglihatan. Sebuah studi University of Pittsburgh School of Medicine menyebutkan kekurangan asam lemak Omega-3 dapat mempengaruhi mood atau perilaku seseorang.

Cukupi Kebutuhan Gizi Anak

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia disebutkan setiap harinya untuk anak berusia 4-9 tahun dianjurkan mengonsumsi Omega-3 sebesar 0,9 gram. Sedangkan anak usia 10-12 tahun untuk laki-laki sebesar 1,2 gram dan perempuan sebesar 1,0 gram.
ADVERTISEMENT
Selain itu, anjuran porsi DHA dan EPA untuk berdasarkan rekomendasi FAO dan WHO yaitu EPA 100-118 mg/hari dan DHA 100-118 mg/hari.
ilustrasi makanan yang mengandung gizi seimbang (dok.pri)
Asam lemak essensial banyak dijumpai pada makanan seperti ikan air laut maupun ikan air tawar, tahu, tempe, telur, dan lain sebagainya. Menu ini mudah disajikan sebagai menu sehari-hari.
Mengetahui dampak negatif kekurangan asam lemak essensial, sebaiknya cukupi kebutuhan gizi harian anak. Membiasakan sarapan bergizi dapat menjadi opsi agar anak dapat berkonsentrasi saat belajar.