Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Usia Ideal Menikah Menurut Psikologi, Berapa Ya?
4 September 2021 18:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hello Ladies tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menikah itu tidak hanya mengurus rumah, bekerja, mengurus suami atau istri ataupun mencari nafkah, tapi ada banyak hal-hal yang mungkin terjadi pada rumah tangga kamu dan tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya.
Apakah kamu juga membayangkan hal-hal seperti mengurus anak, mendidik anak, belajar menjadi ibu atau ayah, dan juga belajar menjadi suami atau istri yang baik? Hal seperti ini juga membutuhkan kesiapan mental yang baik.
Jadi, berapa usia yang ideal untuk menikah menurut psikologi?
Usia Ideal Menikah Menurut Psikologi
Berdasarkan ilmu kesehatan, usia ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 hingga 25 tahun untuk wanita dan 25 hingga 30 tahun untuk pria. Di rentang usia tersebut, baik wanita maupun pria dianggap sudah dapat berumah tangga karena sudah dianggap matang dan bisa berpikir dewasa secara rata-rata.
ADVERTISEMENT
Sementara, berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), direkomendasikan usia pernikahan yang ideal adalah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.
Sebuah studi terbitan Journal of Social and Personal Relationship pada tahun 2021 menyatakan bahwa usia 25 tahun menjadi usia yang paling ideal untuk menikah. Namun, dilansir Psychology Today, terdapat penelitian yang dilakukan oleh sosiologis Amerika, Nicholas Wolfinger, menyatakan bahwa usia ideal untuk menikah antara 28 hingga 32 tahun.
Ketika seseorang memasuki usia 20-an, mereka kerap dianggap sudah cukup dewasa untuk memahami rasa cinta yang ada di dalam dirinya. Hal ini disebabkan semakin dewasa seseorang, maka semakin banyak waktu yang telah mereka habiskan untuk berkenalan dengan dirinya sendiri dan juga orang lain.
ADVERTISEMENT
Pada rentang usia tersebut juga seseorang biasanya sudah matang secara fisik, mental, dan juga finansial, sehingga dapat menghidupi diri sendiri dan tanggungan lainnya.
Pernikahan dini dapat menyebabkan masalah rumah tangga, seperti kurangnya edukasi seks, kemampuan mendidik anak yang kurang, cara berpikir yang masih labil, dan sebagainya. Ini kemudian dapat menyebabkan pertengkaran dalam pernikahan tersebut.
Pernikahan dini juga memiliki dampak besar pada wanita. Ketika wanita belum mencapai usia ideal untuk menikah lalu hamil dan melahirkan, risiko kematiannya akan sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang belum siap menghadapi proses tersebut.
UNICEF menyatakan bahwa perempuan yang melahirkan pada usia 10 hingga 14 tahun memiliki risiko lima kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat hamil maupun saat menjalani persalinan dibandingkan dengan kelompok usia 20 hingga 24 tahun. Sedangkan untuk usia 15 hingga 19 tahun, risikonya dua kali lipat lebih tinggi.
Perlu digarisbawahi kembali, kamu tidak perlu berpatokan dengan umur karena setiap orang memiliki mental health state yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa disamakan satu dengan lainnya.
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu siap di umur 25 tahun, tapi temanmu baru siap di umur 30 tahun. Hal ini tidak menjadi masalah, yang masih masalah adalah stereotip orang-orang yang masih menganggap bahwa wanita dan laki-laki harus menikah di umur tertentu.
Seseorang yang usianya sudah beranjak dewasa belum tentu sudah menjadi dewasa secara mental, sehingga kamu perlu memiliki self-aware yang baik apakah kamu memang benar-benar sudah siap menikah atau hanya merasa tertekan karena tuntutan keluarga dan lingkungan? Self-aware itu penting loh!
(MA)