Konten dari Pengguna

Ciri-Ciri Daerah yang Rentan Kekeringan Ekstrem yang Perlu Diantisipasi

Hendro Ari Gunawan
Penulis yang percaya setiap kata punya kekuatan. Spesialis di bidang teknologi, personal finance, dan otomotif.
6 November 2025 10:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Ciri-Ciri Daerah yang Rentan Kekeringan Ekstrem yang Perlu Diantisipasi
Bagaimana ciri-ciri daerah yang rentan kekeringan ekstrem? Simak pembahasan dalam artikel ini mengenai berbagai karakteristknya.
Hendro Ari Gunawan
Tulisan dari Hendro Ari Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kekeringan ekstrem. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekeringan ekstrem. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Banyak wilayah di dunia yang dilanda kekeringan akibat minimnya curah hujan maupun aktivitas manusia. Ciri-ciri daerah yang rentan kekeringan ekstrem umumnya memiliki karakteristik tertentu, seperti pola hujan rendah, jenis tanah kering, dan kondisi lingkungan tertentu yang membuatnya sulit menyimpan air dalam jangka panjang. Cari tahu seputar beberapa karakteristik lengkap lainnya berdasarkan laman National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan International Rescue Committee agar masyarakat dapat mengambil langkah antisipasi lebih awal.
ADVERTISEMENT

1. Curah Hujan yang Rendah

Ciri paling umum dari daerah yang rawan kekeringan adalah curah hujan yang sangat rendah dalam waktu lama. Kekurangan pasokan air ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Jika curah hujan terus turun, sumber air permukaan akan menyusut sehingga dapat menyebabkan krisis air yang serius bagi manusia, pertanian, dan ekosistem.

2. Kondisi Tanah yang Tidak Mampu Menyimpan Air

Jenis tanah juga menjadi faktor penentu tingkat kerentanan terhadap kekeringan. Tanah yang keras, padat, dan minim vegetasi cenderung tidak mampu menahan air. Saat hujan turun, air langsung mengalir di permukaan tanpa sempat diserap akar tanaman. Akibatnya, bila hujan deras datang tiba-tiba, risiko banjir bandang pun meningkat karena air tidak dapat meresap dengan baik ke dalam tanah.
ADVERTISEMENT

3. Vegetasi yang Sedikit dan Mudah Kering

Daerah dengan tutupan vegetasi yang sedikit cenderung lebih rentan terhadap kekeringan. Tumbuhan memiliki peran penting dalam menjaga kelembapan tanah dan menahan penguapan air dari permukaan bumi. Ketika pepohonan ditebang, kemampuan tanah dalam menyimpan air juga menurun. Kondisi ini memperbesar risiko kekeringan sekaligus memicu erosi tanah.

4. Suhu Udara yang Tinggi

Pemanasan global dapat memicu cuaca ekstrem di berbagai wilayah. Suhu udara yang tinggi dapat membuat tempat-tempat menjadi lebih kering dengan meningkatkan penguapan, sehingga beberapa wilayah menerima curah hujan yang semakin sedikit. Kombinasi keduanya menciptakan lingkungan yang semakin kering dan memperbesar kemungkinan terjadinya kekeringan ekstrem.

5. Minimnya Sumber Air Permukaan

Daerah yang tidak memiliki banyak sungai, danau, atau waduk alami sangat berisiko mengalami kekeringan. Saat musim kemarau panjang, seluruh sumber air tersebut bisa mengering secara bersamaan. Kondisi ini mengakibatkan krisis air bersih untuk pertanian, peternakan, maupun kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
ADVERTISEMENT

6. Sering Terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan

Kekeringan ekstrem sering menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan. Cuaca panas, kering, dan berangin, ditambah dengan vegetasi yang mudah terbakar, meningkatkan potensi kebakaran berskala besar. Selain menghancurkan ekosistem, kebakaran juga berdampak pada kualitas udara dan dapat memperburuk kesehatan pernapasan.
(SA)