Konten dari Pengguna
Fakta Unik Planet Saturnus, Ada Cincin yang Spektakuler hingga Bulan Misterius
3 November 2025 16:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
Kiriman Pengguna
Fakta Unik Planet Saturnus, Ada Cincin yang Spektakuler hingga Bulan Misterius
Inilah berbagai fakta unik planet Saturnus berdasarkan temuan ilmiah dari lembaga antariksa dunia seperti NASA dan ESA.Hendro Ari Gunawan
Tulisan dari Hendro Ari Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Planet Saturnus selalu menjadi salah satu objek paling menakjubkan di tata surya. Cincin yang megah, warna keemasan yang elegan, serta ukurannya yang luar biasa besar membuatnya tampak istimewa di antara planet-planet lainnya. Namun, di balik keindahannya, Saturnus menyimpan banyak fakta menarik yang jarang diketahui banyak orang. Melalui artikel ini, kita akan mengulas berbagai fakta unik planet Saturnus berdasarkan temuan ilmiah dari lembaga antariksa dunia seperti NASA dan ESA.
ADVERTISEMENT
Planet dengan Cincin Terbesar di Tata Surya
Salah satu fakta paling terkenal tentang Saturnus adalah sistem cincinnya yang luas dan kompleks. Cincin Saturnus terbentang sejauh 282.000 kilometer dari pusat planet, tetapi hanya memiliki ketebalan sekitar 10 meter saja.
Menurut NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL), cincin ini tersusun dari miliaran partikel es, debu, dan batu yang ukurannya bervariasi dari sekecil butiran pasir hingga sebesar gunung.
Sangat Ringan Hingga Bisa “Mengapung” di Air
Salah satu fakta unik Saturnus yang sering disebut dalam dunia astronomi adalah bahwa planet ini bisa “mengapung” di air jika ada lautan yang cukup besar untuk menampungnya.
Dijelaskan European Space Agency (ESA), hal ini disebabkan oleh massa jenis Saturnus yang sangat rendah, yakni sekitar 0,687 gram per sentimeter kubik, lebih rendah dari massa jenis air (1 g/cm³).
ADVERTISEMENT
Artinya, meskipun ukurannya sangat besar (lebih dari 95 kali massa Bumi), planet ini sebagian besar terdiri dari gas hidrogen dan helium. Kondisi inilah yang membuat Saturnus sering disebut sebagai “raksasa gas” bersama Jupiter.
Memiliki Lebih dari 140 Satelit Alami
Hingga kini, para astronom telah menemukan lebih dari 140 bulan atau satelit alami yang mengorbit Saturnus. Yang paling terkenal di antaranya adalah Titan, satelit terbesar kedua di tata surya setelah Ganymede milik Jupiter.
Titan memiliki atmosfer tebal yang kaya akan nitrogen, bahkan lebih padat daripada atmosfer Bumi. Menurut penelitian dari NASA Goddard Space Flight Center, Titan memiliki lautan metana cair dan kemungkinan mendukung bentuk kehidupan mikroba di masa depan.
Selain Titan, ada juga Enceladus, bulan kecil yang memancarkan air dari permukaannya dan menjadi target utama penelitian tentang kemungkinan kehidupan di luar Bumi.
ADVERTISEMENT
Satu Hari di Saturnus Sangat Singkat
Meskipun Saturnus memiliki ukuran yang sangat besar, rotasinya sangat cepat. Planet ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10 jam 33 menit untuk berputar pada porosnya, menjadikannya planet dengan rotasi tercepat kedua setelah Jupiter.
Namun, karena rotasinya sangat cepat, Saturnus menjadi planet yang pepat di kutub dan menggembung di ekuatornya. Fenomena ini disebut oblateness, dan dapat diamati melalui gambar yang diambil oleh wahana antariksa seperti Cassini-Huygens.
Suhu dan Tekanan di Saturnus Sangat Ekstrem
Saturnus bukan tempat yang ramah bagi kehidupan manusia. Suhu di atmosfer bagian atasnya dapat mencapai -178 derajat Celsius, sementara tekanan di bagian dalamnya begitu besar hingga mampu menghancurkan logam apa pun.
Selain itu, angin di atmosfer Saturnus bisa mencapai kecepatan 1.800 kilometer per jam, jauh lebih cepat dibanding badai paling kuat di Bumi. Citra dari Cassini Mission bahkan memperlihatkan badai berbentuk heksagonal di kutub utara Saturnus, fenomena unik yang belum ditemukan di planet lain.
ADVERTISEMENT
Saturnus Pernah Dikenal Sejak Zaman Kuno
Planet ini sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Catatan tertua tentang pengamatan Saturnus ditemukan dalam tulisan astronom Babilonia sekitar 700 SM.
Dalam mitologi Romawi, nama Saturnus diambil dari dewa pertanian dan waktu, yang dalam mitologi Yunani setara dengan Kronos, ayah dari Dewa Zeus.
Para ilmuwan modern mulai mempelajari Saturnus lebih dalam setelah ditemukannya teleskop oleh Galileo Galilei pada tahun 1610. Merujuk Britannica, Galileo adalah orang pertama yang mengamati cincin Saturnus, meskipun awalnya ia mengira itu adalah “dua bulan kecil” di sisi planet tersebut.
Saturnus Pernah Dikunjungi oleh Beberapa Wahana Antariksa
Saturnus telah menjadi tujuan beberapa misi luar angkasa. Pioneer 11 adalah wahana pertama yang melintasi Saturnus pada tahun 1979, diikuti oleh Voyager 1 dan 2 yang mengirimkan gambar menakjubkan dari cincin dan satelit-satelitnya.
ADVERTISEMENT
Namun, misi paling bersejarah adalah Cassini-Huygens (1997–2017), kolaborasi antara NASA, ESA, dan ASI (Italian Space Agency). Wahana ini mempelajari Saturnus selama 13 tahun dan memberikan ribuan data serta foto berkualitas tinggi, menjadikannya salah satu misi antariksa paling sukses sepanjang sejarah.
Saturnus Masih Menyimpan Banyak Misteri
Meskipun sudah diteliti selama berabad-abad, Saturnus masih menyimpan banyak pertanyaan bagi para ilmuwan. Bagaimana badai heksagonal di kutubnya bisa terbentuk? Apakah Titan atau Enceladus benar-benar memiliki kehidupan mikroba? Dan apakah cincin Saturnus akan hilang di masa depan?
Menurut hasil studi terbaru dari Science Advances Journal, partikel cincin Saturnus perlahan-lahan jatuh ke planet tersebut akibat gravitasi dan radiasi Matahari, yang berarti cincin megah itu bisa menghilang dalam waktu sekitar 100 juta tahun.
ADVERTISEMENT
(NDA)

