Konten dari Pengguna

Sifat Kepemimpinan dan Kesadaran Politik yang Harus Dimiliki Anak Muda

Henti Zahra Nur Fitri KD
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
4 Desember 2022 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Henti Zahra Nur Fitri KD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tokoh Masyarakat Muslim Bali H. Bambang Santoso, S.Pd.I, M.A sedang Menyampaikan Materi dan Memberikan Semangat Kepada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan adalah hal yang memegang peran dominan, kritikal, krusial dalam keseluruhan upaya. Upaya yang dimaksud adalah untuk meningkatkan prestasi kerja baik pada tingkati individual, kelompok atau organisasi. Sebuah kekuatan atau kemampuan yang ada dalam diri seseorang merupakan arti kepemimpinan.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengaruh yang ditimbulkan dari sikap kepemimpinan tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam sebuah organisasi maupun pekerjaan. Hal ini dikarenakan umumnya sikap kepemimpinan yang dibutuhkan seseorang dalam memimpin sebuah organisasi atau pekerjaan.
Senator Republik Indonesia, H. Bambang Santoso, S.Pd.I, M.A mengatakan perhelatan politik di Indonesia selalu menjadi poros utama perubahan, bahkan pesta demokrasi dari pemilu ke pemilu selalu memberikan beragam spekulasi bagaimana arah perubahan bangsa dan negara Indonesia ke depan dengan hadirnya para pemimpin baru.
“Dalam sejarah peradaban dunia ini bukan disebabkan oleh banyak orang, perubahan peradaban dunia ini banyak disebabkan karena orang-orang yang sedikit. Tapi orang yang sedikit ini berkumpul menjadi orang-orang yang disebut dengan minoritas kreatif,” ujar Bambang Santoso dalam kuliah umum bertajuk “Representasi Minoritas Muslim” yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Minoritas kreatif dalam bahasa politik adalah “Politic Question” yang berarti membangun kecerdasan politik sehingga seseorang sadar bahwa dia seorang warga negara. Banyak dari rakyat Indonesia yang tidak sadar bahwa mereka adalah warga negara sehingga melupakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
“Biasanya kaum mayoritas itu tertidur, terlena, dan dimanja karena merasa mayoritas. Dan dimanapun yang namanya minoritas itu lebih solid dan cenderung bersatu karena posisinya sebagai minoritas itu merasa terancam permanen dan untuk mempertahankan supaya tetap eksis adalah dengan membentuk ingatan yang kuat dan solid,” ucap Bambang Santoso.
Minoritas memerlukan sebuah perubahan dari energi potensial menjadi energi kinetik, dan yang menjadi penggerak terbesarnya adalah kesadaran. Kesadaran yang paling utama adalah memiliki pengetahuan. Pengetahuan harus merubah mindset seseorang dari yang belum mengerti menjadi mengerti, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak biasa menjadi biasa.
ADVERTISEMENT
Bambang Santoso menambahkan bahwa kekuasaan itu harus direbut bukan ditunggu atau diminta. Tetapi perlu diketahui yang memenangkan kontes adalah Allah SWT, sehingga anak muda terutama kaum muslim harus berpegang teguh pada nilai-nilai islam.
Kuliah umum tersebut dihadiri oleh 120 mahasiswa yang sangat antusias. Beragam pertanyaan dari mahasiswa kritis membuat suasana kuliah umum menjadi masif. Story telling yang dipaparkan oleh Bambang Santoso pun sangat mudah dicerna oleh para mahasiswa.
Menurut saya, meskipun menjadi minoritas kita sebagai anak muda harus ikut andil dalam membangun daerah masing-masing, karena pemimpin itu tidak hanya bersantai menunggu laporan, namun juga ikut turun kelapangan untuk melakukan perubahan.
Sehingga dengan adanya kuliah umum yang membangkitkan semangat kepemimpinan seperti ini bisa menjadi evaluasi kepada seluruh anak muda yang hadir. Karena sumber daya manusia yang unggul dibangun dengan tekad yang kuat dan dukungan penuh dari lingkungannya.
ADVERTISEMENT