Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Bentuk Pengkhianatan Istri Nabi Nuh AS dan Nabi Luth AS
4 Juni 2020 13:16 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam menyebarkan ajaran Islam atau yang disebut dengan dakwah, tentu harus memiliki contoh perbuatan baik sebelum mendakwahkan kebaikan orang lain. Seperti yang kita ketahui, perjalanan penuh liku dihadapi oleh nabi dan rasul ketika menyebarkan ajaran Islam. Ada banyak rintangan yang mesti dihadapi. Ada banyak penolakan yang harus diterima, karena Islam tidak mengajarkan kita semua untuk memaksa orang lain.
ADVERTISEMENT
Dalam hal berdakwah, ada suatu kisah yang bisa menggambarkan pengkhianatan terhadap dakwah yang telah dilakukan oleh istri Nabi Nuh AS dan Nabi Luth AS.
Allah SWT berfirman dalam QS. At-Tahrim ayat 10 yang artinya:
Lalu, bagaimana pengkhianatan itu bisa terjadi dan apa yang telah mereka lakukan?
Istri Nabi Nuh AS dan Nabi Luth AS telah melakukan kesalahan dalam berdakwah dengan menyebarkan hal-hal yang tidak semestinya.
Dirangkum dari berbagai sumber, bentuk pengkhianatan yang telah mereka perbuat adalah kemaksiatan terhadap agama. Dikisahkan bahwa istri Nabi Nuh AS mempropaganda masyarakat bah wa suaminya gila. Sedangkan istri Nabi Luth menyerukan maksiat kepada para tamu Nabi Luth AS.
ADVERTISEMENT
Seharusnya, sebagai seorang istri sudah sepatutnya untuk menjaga nama baik suami bukan malah menjelek-jelekkannya, bahkan sampai menyebut suami gila.
Memang sih, apa yang dilakukan istri Nabi Nuh AS dan Nabi Luth AS bukan pekhianatan dalam bentuk perselingkuh. Ibnu Abbas juga pernga menegaskan bahwa tidak ada satupun istri nabi yang berbuat zina.
Hal yang istri Nabi Nuh AS dan Nabi Luth AS lakukan ini adalah bentuk pengkhianatan yang bertentangan dengan apa yang telah disebutkan oleh Allah SWT dalam QS. An-Nur ayat 26 yang artinya:
Kedua istri tersbeut telah mengkhianati suami mereka dalam kepercayaan. Bukan bentuk pengkhianatan atas kehormatan diri, melainkan pengkhianatan dalam masalah agama dan keharusan dalam menjaga rahasia.
ADVERTISEMENT
Namun, yang namanya pengkhiatanan tetaplah pengkhiatanan. Untuk itu, kita semua jangan pernah berkhianat kepada siapa pun dan apa pun, terutama kepada Allah SWT.