Konten dari Pengguna

Kisah Jenaka Abu Nawas dan Botol Ajaib

Hijab Lifestyle
All about hijab.
18 September 2020 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kisah jenaka Abu Nawas. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kisah jenaka Abu Nawas. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Hidup di masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid, nama Abu Nawas begitu populer dalam cerita 1001 malam yang digambarkan sebagai sosok yang cerdik, namun jenaka. Di masa pemerintahan Harus Al Rasyid, di mana ilmu pengetahuan sangat berkembang pesat dan melahirkan ilmuwan-ilmuwan dan pujangga serta penyair yang nama hingga karyanya populer sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Sosok Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakimi atau dikenal dengan Abu Nawas salah satunya. Kisah hidupnya penuh dengan nilai yang bermakna, tetapi tetap menghibur. Menariknya, hampir setiap penyelesaian yang dilakukannya jarang dipikirkan oleh orang pada umumnya.
Suatu ketika, Raja Harun Al Rasyid memanggil Abu Nawas ke istana untuk meminta pertolongan kepadanya.
Setiba di istana, Raja menyambut Abu Nawas dengan senyuman. Tanpa basa-basi, sang Raja pun berkata kepada Abu Nawas, "Akhir-akhir ini aku sering merasakan perutku sakit. Kata tabib istana, aku terkena serangan angin."
Dengan penuh keheranan, Abu Nawas bertanya, "Ampun baginda, sekiranya apa yang bisa hamba lakukan untuk Yang Mulia?"
Raja pun langsung memberikan titahnya, "Tangkap dan penjarakan angin itu untukku!"
ADVERTISEMENT
Sejenak, Abu Nawas terdiam.
"Aku akan beri waktu selama tiga hari untuk menyelesaikannya," lanjut sang Raja.
Kemudian, Abu Nawas pulang dengan membawa titah dari Raja Harun Al Rasyid. Namun, disepanjang jalan menuju rumah, ia terdiam tanpa berkata sedikit pun.
Abu Nawas masih merasa kebingungan dengan perintah sang Raja dan masih berpikir bagaimana cara menangkap dan membuktikan bahwa itu memang benar-benar angin.
Dalam pikirnya, angin adalah sesuatu yang aneh, tidak bewarna, dan tidak bosa dilihat. Namun, waktu berjalan begitu cepat, sudah dua hari Abu Nawas belum menemukan cara untuk mendapatkan cara untuk menangkap dan memenjarakan angin.
Merasa putus asa, Abu Nawas sampai tidak bisa tidur untuk menemukan caranya. Tetapi, tiba-tiba saja Abu Nawas tersadar dan berkata, "Bukankah jin itu tidak terlihat?"
ADVERTISEMENT
keesokan harinya, Abu Nawas menuju ke istana untuk bertemu Raja Harun Al Rasyid dengan mmebawa sebuah botol kepadanya.
Sesampainya di istana, "Mana angin itu, Abu Nawas?" tanya sang Raja.
"Ada di dalam, Yang Mulia," jawab Abu Nawas.
"Benarkah? Tapi, kenapa aku tidak melihat apa-apa?" Sang Raja kembali bertanya keheranan.
"Ampun Yang Mulia, angin tidak bisa dilihat, tetapi jika Tuanku ingin tahu, bisa dibuka tutup botol tersebut lebih dulu," jawab Abu Nawas.
Setelah botol tersbeut dibuka, Sang Raja mencium aroma yang tidak sedap. Lantas, ia pun marah kepada Abu Nawas dan berkata, "Bau apa ini, Abu Nawas?"
"Ampun Baginda, tadi hamba buang angin, lalu memasukkan angin itu ke dalam botol tersebut. Karena takut angin yang hamba masukkan itu keluar, jadi hamba memenjaraannyadengan menyumbat botol dan menutupnya." jawan Abu Nawas dengan ketakutan.
ADVERTISEMENT
Mendengar penjelasan Abu Nawas, Raja Harun Al Rasyid heran sehingga ia tidak jadi menghukumnya. Abu Nawas pun mendapat hadiah dari raja. Wallahualam.