Kisah Usamah bin Zaid, Panglima Perang Termuda di Usia 18 Tahun

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
23 Juni 2020 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pemimpin perang. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemimpin perang. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di antara panglima perang yang kuat dan tanggung, dalam sejarah Islam nama Usamah bin Zaid tercatat sebagai panglima perang terhebat, termuda, dan terakhir yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW pada masanya.
ADVERTISEMENT
Usamah bin Zaid adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Ayahnya bernama Zaid bin Harits dan ibunya bernama Ummu Ayman yang merupakan seorang pelayan dari ayah Nabi Muhammad SAW, yaitu Abdullah bin Abdul Muthalib.
Sejak kecil, Usamah lahir dan tumbuh di Mekah dalam lingkungan rumah tangga Nabi Muhammad SAW. Inilah kenapa Usamah sudah mengenal dan memeluk Islam sejak kecil. Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi Usamah sama seperti dia menyayangi kedua cucu kesayangannya, Sayyidina Hasan dan Husain.
Ketika beranjak dewasa, Usamah ditunjuk sebagai panglima perang yang memimpin pasukan umat Islam dalam melawan Romawi Timur di usianya yang terbilang cukup muda, yakni 18 tahun.
Ditunjukknya Usamah menjadi panglima perang oleh Nabi Muhammad SAW, rupanya banyak sahabat lainnya yang keberatan. Bukan hanya alasan usia, tetapi juga tugas sebagai pemimpin yang cukup berat bagi anak usia 18 tahun.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari berbagai sumber pada Selasa (23/6/2020), Nabi Muhammad SAW pernah berkata dihadapan sahabat-sahabatnya, "Jika kalian meremehkan kepemimpinan Usamah bin Zaid, berarti kalian juga meremehkan kepemimpinan ayahnya sebelumnya. Demi Allah, jiwa kepemimpinan telah terpatri dalam dirinya. Demi Allah, dia orang yang paling aku cintai. Demi Allah, Usamah diciptakan untuk menjadi pemimpin."
Di saat Usamah hendak berperang, dirinya menemui Nbai Muhammad SAW yang sedang dalam keadaan tidak sehat. Nmaun, belum jauh Usamah dan pasukannya berangkat, kabar wafatnya Nabi Muhammad SAW pun terdengar ditelinganya. Sehingga dia menghentikan laju pasukan dan bergegas ke rumah Nabi Muhammad SAW bersama Umar dan Abu Ubaidah.
Pada waktu bersamaan, Abu Bakar Ash Shiddiq diangkat sebagai khalifah menggantikan Nabi Muhammad SAW. Ketika Usamah sampai di kediaman Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar menyuruh usamah kembali memimpin pasukan sesuai apa yang diperintahkan oleh nabi. Lalu, bergegaslah Usamah bersama pasukannya meninggalkan Madinah menuju perbatasan Syam. Hingga akhirnya, dengan strateri perang yang matang, pasukan yang dipimpin Usamah mampu mengalahkan musush dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itulah, Usamah cukup disegani oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW lainnya. Sampai pada akhirnya, Usamah harus menghadap sang Ilahi pada 673 Masehi yang selama hidupnya selalu menjunjung tinggi ajaran Islam.