Konten Media Partner

4 Jajanan Tionghoa yang Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Kota Pontianak

5 Juli 2019 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chaikue, makanan khas warga Tionghoa yang menjadi takjil favorit di Pontianak. Foto: Daddy Cavalero
zoom-in-whitePerbesar
Chaikue, makanan khas warga Tionghoa yang menjadi takjil favorit di Pontianak. Foto: Daddy Cavalero
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Pontianak yang dikenal sebagai Kota Khatulistiwa merupakan salah satu dari berbagai kota di Indonesia yang penghuninya berasal dari suku yang berbeda-beda, seperti Dayak, Melayu, Tionghoa dan sebagainya. Sehingga Kota Pontianak terkenal akan beragam camilan dan jajanan khas dan harganya yang relatif terjangkau. Berikut deretan jajanan Tionghoa yang harus dicoba saat berkunjung ke Pontianak!
ADVERTISEMENT
Ce Hun Tiau. Foto: @eatroopers
Salah satu hidangan yang menyegarkan adalah Ce Hun Tiau, yang berasal dari bahasa Tio Ciu, mirip dengan “cendol” dari Pulau Jawa ataupun daerah sekitarnya. Meskipun identik dengan budaya Tionghoa, namun Ce Hun Tiau halal dan aman dikonsumsi semua orang. Hidangan ini dihiasi dengan berbagai item, seperti bongko, kacang merah, ketan hitam, dan gulungan tepung sagu yang bening menyerupai bihun. Jajanan khas Tionghoa yang satu ini sangat mudah ditemukan, terutama di Jalan W.R. Supratman dan dapat dibeli dengan harga yang relatif terjangkau sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per porsi.
Tau Swan. Foto: Jennifer Greycelda
Jajanan khas lainnya dari Pontianak adalah Lek Tau Swan, yang berasal dari bahasa Tio Ciu. Dalam bahasa Indonesia, Lek Tau berarti kacang hijau dan Swan berarti butiran permata atau mutiara. Seperti namanya, jajanan ini terbuat dari kacang hijau yang kulitnya sudah dikupas, sehingga warnanya tidak lagi hijau seperti pada umumnya melainkan kuning keemasan. Hidangan ini juga disajikan bersama Cakwee yang cenderung asin dengan kuah kental yang manis. Oleh karena itu, perpaduan rasa asin dan manis dalam jajanan ini juga menjadi favorit masyarakat Pontianak. Hidangan ini dapat ditemukan baik pagi maupun malam hari di sekitar pusat kota, Jalan Gajahmada dan dapat dikonsumsi ketika hangat maupun dingin, dengan harga sekitar Rp 8 ribu per porsi.
ADVERTISEMENT
Kaloci. Foto: Jennifer Greycelda
Kaloci juga merupakan salah satu jajanan yang harus dicoba saat berkunjung ke Kota Khatulistiwa. Berbeda dengan mochi pada umumnya, kaloci tidak memiliki isian yang akan lumer di mulut dan memiliki berbagai macam rasa. Kaloci terbuat dari bahan-bahan yang cukup sederhana, seperti tepung ketan, tepung gula, air putih, dan garam. Selain itu, jajanan ini juga disajikan dengan bumbu kacang kering yang gurih dan juga biji wijen putih untuk memperkaya rasa hidangan satu ini. Mochi khas Pontianak ini dapat ditemukan di sekitar Jalan Agus Salim dan Jalan Gajahmada dengan harga sekitar Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per porsi.
Ko Kue Goreng. Foto: Jennifer Greycelda
Jajanan yang harus dicoba saat berada di Pontianak adalah Ko Kue Goreng atau dalam bahasa Tio Ciu disebut Cien Ko Kue. Ko Kue goreng ini terbuat dari tepung beras, dengan 3 rasa berbeda, yaitu kuchai yang berwarna hijau, keladi berwarna abu-abu pucat, dan original yang putih polos. Ko Kue ini tidak benar-benar digoreng dalam minyak, tetapi ditumis dalam panci bulat yang rata. Hidangan ini juga dapat disajikan dengan telur untuk menambah gurih. Selain itu, Ko Kue Goreng juga ditemani oleh minuman kacang merah ataupun susu kacang yang dikenal sebagai air tau atau Tau Cui. Jajanan khas ini dapat dengan mudah ditemukan di sekitar Jalan Gajahmada pada malam hari dengan harga sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per porsinya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Jennifer Greycelda